Akhlak

SELF LOVE DALAM ISLAM; SYUKUR DAN SABAR

SELF LOVE DALAM ISLAM; SYUKUR DAN SABAR

Oleh: Anugrah, S.H.

Alumni Stiba Makassar, Prodi Perbandingan Mazhab.

Mahasiswa S1, Prodi Ushuluddin, Universitas Najran, KSA.

Tak jarang kita menemukan di sekitar kita orang-orang yang terkena gangguan mental, seperti hilangnya rasa percaya diri, cemas berlebihan, depresi, overthinking, putus asa, merasa tidak berharga dan lain sebagainya. Masalah-masalah tersebut merupakan dampak yang terjadi pada seseorang yang salah satu daripada penyebabnya adalah orang tersebut tidak mencintai diri sendiri atau yang biasa dikenal dengan istilah self love.

Self love adalah sebuah konsep yang populer dalam beberapa tahun terakhir dan sering diasosikan dengan filsuf barat. Pada abad ke-18 Jean Jacques Rousseau, seorang filsuf Prancis memperkenalkan konsep self love “Amour De Soi”, yang dapat diartikan cinta pada diri sendiri. Namun jauh sebelum istilah ini dikenal, Islam telah mengajarkan nilai-nilai self love, sejak awal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajarkan risalah Islam. Islam mengajarkan kita untuk mencintai diri kita sendiri dengan menerima kelebihan dan kekurangan sebagai ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala. Self love dalam Islam berarti menghargai, mengenal dan mengembangkan potensi diri agar dapat menjalani hidup dengan penuh rasa percaya diri dan bertanggung jawab. Konsep ini juga mendorong kita agar selalu melakukan kebaikan dan hal-hal positif untuk diri kita sendiri sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Konsep self love dalam Islam dilandasi dengan satu pondasi dasarnya, yaitu takwa. Dengan menanamkan takwa, seseorang akan dapat mencintai diri sendiri, menghargai dan mengenal dirinya sendiri, sebab seseorang yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu berusaha menjaga hubungannya dengan Allah dengan cara menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Tentu, konsep takwa tadi akan membawa seseorang pada keadaan dimana ia akan melakukan perbuatan-perbuatan positif baik secara spiritual, moral, dan juga mentalnya, juga ia akan berusaha menjauhi perbuatan-perbuatan yang dapat merusak dirinya baik itu keadaan spritualnya, moral, maupun mentalnya. Maka dengan konsep takwa ini, seseorang dapat memahami bahwa tubuh, pikiran, dan jiwanya adalah amanah dari Allah subhanahu wa ta’la, yang dengan itu seseorang yang bertakwa akan berupaya bertindak menghargai diri sendiri sebagai ciptaan Allah yang mulia, merawat tubuh dengan melakukan hal-hal positif, membangun spritualitas dengan beribadah kepada Allah, dan membangun hubungan baik dengan lingkungannya. Olehnya Allah subhanahu wa ta’ala menyandingkan takwa dan akal sehat, Allah berfirman:

…..وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

 “….. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Q.s. Al-Baqarah:197).

Baca Juga  Doa Shalat Istikharah (Meminta Petunjuk)

Melandasi diri dengan takwa kepada Allah menjadi sangat penting, sebab dengan itulah seseorang akan mampu mengendalikan sikap, tingkah laku, pikiran dan perasaanya agar tetap dalam koridor yang positif dan diridhai Allah subhanahu wa ta’ala. Diantara konsep self love yang diajarkan Islam dan juga merupakan bagian dari takwa adalah syukur dan sabar, bagaimana keduanya membawa nilai self love?.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya” (HR. Muslim).

Pada hadits di atas terdapat validasi untuk seorang mukmin, bahwa apapun keadaan mereka akan selalu memberikan dampak baik bagi diri mereka, sebab dua sikap positif; bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan bersabar atas setiap musibah yang menimpahnya. Dua hal ini adalah konsep self love yang sangat berdampak besar bagi pribadi seseorang, syukur akan membantu ia menemukan kebahagian atas setiap besar dan kecilnya nikmat yang ia dapatkan, juga akan membantu ia menemukan kebahagian dalam setiap kesulitan yang ia hadapi. Dengan bersyukur, akan selalu membuat kita sampai pada ketenangan jiwa dan kedamaian.

Adapun sabar membantu seseorang mengendalikan emosinya dan tindakan-tindakan negatif lainnya, juga akan menguatkan ketahanan mentalnya dalam setiap kesulitan yang ia hadapi. Maka dengan sabar, kita akan selalu dalam keadaan tenang dan keyakinan bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi, akan menemukan jalan keluarnya.

Syukur sebagai landasan self love

Syukur menjadi landasan penting self love, ketika kita mampu bersyukur atas apa yang telah kita miliki, baik itu fisik, skill, kecerdasan, keterampilan, maupun dalam tantangan kehidupan, kita akan belajar menerima dan menghargai diri kita sepenuhnya. Syukur mengajarkan kita untuk melihat nilai dalam diri kita, tidak hanya dari apa yang sudah kita miliki, tapi juga dari setiap proses, usaha dan pengorbanan yang telah kita lakukan dan membentuk kita menjadi diri kita yang sekarang.

Mungkin Anda pernah berjumpa dengan seseorang yang lupa bersyukur, atau bahkan orang itu adalah diri Anda sendiri. Seringkali, orang itu mungkin akan mengeluhkan keadaan fisiknya, seperti mengatakan “saya jelek”, “saya tidak setampan dia” atau “saya tidak secantik dia”, mereka juga selalu membandingkan dirinya dengan orang lain seperti berpikir “dia pintar, makannya dia lulus, nah saya? saya bodoh”, “enak ya dia kaya, bisa beli apa saja yang dia mau”. Selain itu, mereka mungkin akan merasa gagal dan kecewa karena hasil yang tidak sesuai dengan harapannya. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa seseorang telah mengabaikan self love dengan melupakan landasan syukurnya. Akibatnya, mereka cenderung dikuasai oleh hal-hal negatif, yang akan mengarah pada depresi, frustasi dan kehilangan kepercayaan diri. Ketika seseorang fokus pada kekurangan yang dia miliki, matanya akan tertutup dari kelebihan yang dia miliki sehingga dia tidak lagi menghargai dirinya sendiri.

Baca Juga  40 Benefit Berselawat kepada Nabi (Bag. 1)

Syukur adalah alat yang luar biasa, yang mampu mengubah cara pandang kita terhadap diri kita, sehingga kita mampu melihat diri kita dari perspektif yang positif dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Syukur mengajarkan kita untuk menerima apa yang tidak bisa kita rubah dari diri kita sebagai takdir dari Allah subhanahu wa ta’ala, namun kita tetap berfokus pada hal-hal positif yang bisa kita kerjakan. Seperti, merawat kebersihan diri, kesehatan tubuh, berpikir positif, berprasangka baik, melakukan pengembangan diri, menambah wawasan, meningkatkan skill, dan hal positif lainnya. Tentunya, semua hal tersebut bisa kita kerjakan setelah kita mampu mensyukuri diri kita dan segala yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Dengan demikian, syukur adalah sikap hidup yang akan membukakan kita pintu untuk mencintai, menyayangi, dan menghargai diri kita, menjadikan kita mampu menjalani kehidupan dengan penuh makna dan keberkahan.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Q.s. Ibrahim:7).

Sabar sebagai benteng self love

Dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan, kadang kita menemui energi-energi negatif yang bisa mengganggu kesehatan mental dan merusak pikiran kita. Energi-energi ini seperti kritik yang menjatuhkan dari orang lain, tekanan terhadap keadaan, rasa kecewa pada diri sendiri, dapat melemahkan self love kita. Akibatnya, kita kehilangan penghargaan terhadap diri kita, merasa tidak berharga, bahkan bisa menyebabkan depresi dan frustasi.

Ketika kita kehilangan kekuatan dalam menghadapi energi-energi negatif tersebut, maka yang menjadi solusinya adalah membentengi diri kita dengan sabar. Dengan bersabar, kita belajar untuk mengendalikan emosi kita dalam menghadapi setiap kesulitan, persoalan-perosalan dalam kehidupan, dan hal-hal negatif yang kita temui dalam perjalanan kita. Sabar melatih kita untuk mengelolah pikiran dan perasaan agar tetap tenang, hingga kita bisa menghasilkan langkah-langkah positif dan menghindari kita dari menghakimi diri sendiri.

Kesabaran adalah salah satu akhlak islami yang sangat muli, bersumber dari kekuatan jiwa. Sabar mengendalikan seseorang dari melakukan tindakan yang tidak layak, membantu memperbaiki jiwa, dan sekaligus memberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan yang menimpanya. Sabar adalah sebab pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala kepada hambah-Nya, sebagai contohnya kisah yang sangat masyhur tentang Nabi Ayyub ‘alaihi as-salam. Kisah beliau identik dengan kesabaran beliau atas cobaan penyakit kulit yang menimpanya, sampai tiba saat dimana beliau meminta pertolongan kepada Allah, maka Allah subhanahu wa ta’ala langsung menjawab beliau, hingga penyakit kulit yang sekian lamanya tak kunjung sembuh itu diangkat oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Allah berfirman:

Baca Juga  Fokus pada yang kita bisa

اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ

“(Allah berfirman,) “Entakkanlah kakimu (ke bumi)! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Q.s. Shad:4).

Penting untuk seseorang menanamkan sikap sabar dalam dirinya, sama halnya dengan syukur. Sabar memberikan kekuatan self love untuk seseorang, sebab dengan sabar ia akan menerima dirinya dengan kekurangannya, membantu ia dalam menghadapi masalah tanpa menghakimi diri sendiri, dan sikap sabar akan melatihnya untuk memandangan kegagalan sebagai proses belajar dan bukan alasan untuk merendahkan diri sendiri. Sabar dapat membantu seseorang mengelolah kritik dari orang lain, hingga mampu menyerap itu sebagai hal positif yang menjadikan dirinya lebih baik. Maka, sabar untuk dilatih dan ditanamkan dalam diri sendiri sebagai sesuatu yang mendukung kesehatan mental.

Allah subhanahu wa ta’la berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Sebagai penutup, bahwa self love bukanlah bentuk dari sikap egoisme, malainkan sebagai bentuk menunaikan amanah dari Allah subhanahu wa ta’ala terhadap diri kita; tubuh, mental, dan juga pikiran kita. Tujuan dari itu semua adalah untuk menjadikan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala dan meraih ridha-Nya, sebab kita dengan mencintai diri kita akan senantiasa berusaha melakukan tindakan-tindakan yang positif dalam bentuk emosional dan spiritual kita. Islam telah mengajarkan dua nilai self love yang sangat penting bagi kita, yaitu syukur dan sabar. Dengan bersyukur, kita belajar menerima diri kita sebagai nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala dan itu adalah yang terbaik untuk kita, dan dengan bersabar kita akan menjadi pribadi yang kuat dan tetap teguh dalam menghadapi segala tantangan dan ujian kehidupan. Kedua hal tersebut akan membawa kita pada kedamaian jiwa dan mendekatkan kita pada Allah subhanahu wa ta’ala, karena sejatinya self love tidak hanya sebagai bentuk perhatian kepada diri sendiri, tapi juga pada ketaatan kepada Sang Pencipta diri kita, Allah subhanahu wa ta’ala.

Anugrah, S.H.

Alumni Stiba Makassar, Prodi Perbandingan Mazhab dan Mahasiswa S1, Jurusan Syariah dan Ushuluddin, Najran University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?