Jangan Ragu Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Pada sebuah kesempatan, seorang ibu yang sudah sakit parah mengatakan kepada anaknya, “Nak, buang saja aku di sungai, aku tidak ingin merepotkan kamu lagi”. Anak tadi hanya tersenyum dan tetap melanjutkan tugasnya mengurus Sang Ibu. Kata yang terucap dari seorang ibu kepada anaknya bukan tanpa alasan. Bertahun-tahun sakit dan tidak ada yang merawatnya kecuali anaknya ini, memunculkan rasa iba dari seorang ibu. Apalagi anaknya belum mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan keluarganya. Sampailah terucap dari lisan seorang ibu ini, “Semoga Allah angkat derajatmu”. Tidak lama sebelum ibu ini meninggal dunia, akhirnya anak yang selalu merawatnya ini mendapatkan pekerjaan yang cukup baik. Bahkan melewati orang-orang yang selalu mencibir dan merendahkannya. Terjawablah doa seorang ibu di dunia.
Kisah di atas adalah kisah nyata yang terjadi di zaman sekarang. Banyak yang mungkin tidak percaya dengan cerita tersebut, tapi demikianlah kenyataannya.
Dalam Islam, kewajiban berbuat baik kepada orang tua merupakan bagian urgen dari agama. Tidaklah sempurna keislaman seorang muslim kecuali ia harus berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Allah menegaskan perintah berbuat baik kepada orang tua disandingkan setelah perintah beribadah kepada Allah, sebagaimana dalam beberapa ayat, di antaranya:
“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah melakukan syirik, dan berbuatlah baik kepada kedua orang tua, keluarga dekat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang masih keluarga, tetangga dekat, sahabat dekat, orang yang dalam perjalanan, dan orang yang menjadi budakmu.” (QS An Nisa’: 36).
Sebuah ibadah ketika diperintahkan oleh Allah pasti memiliki makna yang agung. Beribadah kepada Allah saja dan tidak melakukan syirik adalah kesempurnaan fitrah manusia. Allah yang menciptakan manusia, menyediakan semua yang dibutuhkan, menjawab doa-doa dan permohonan hamba-Nya adalah Rabb yang wajib mendapatkan ketundukan dan ibadah dari hamba-Nya.
Berbuat baik kepada kedua orang tua juga merupakan ibadah yang sangat luar biasa. Tidaklah Allah menyandingkannya dengan ibadah kepadaNya kecuali karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki ibadah yang lain.
Allah berfirman: “Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.” (QS Al-‘Ankabut : 8).
Kewajiban berbuat baik semakin kuat ketika kedua orang tua sudah menginjak usia yang semakin tua. Allah tegaskan dalam firman-Nya:
“Dan Tuhanmu telah mewajibkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya, dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS Al Isra : 23-24).
Ibnu Katsir –rahimahullah- menyampaikan dalam tafsirnya tentang pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua, bahwa sampai perkataan yang paling ringan ketika menyinggung kedua orang tua, atau perbuatan kasar yang paling ringan maka sebaiknya tidak dilakukan oleh seorang muslim.
Abdullah bin Masud -radiyallahu’anhu- pernah menyampaikan: “Aku bertanya kepada Nabi -shalallahu’alihi wa salam-, “Amalan apa yang paling dicintai Allah? Rasul menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Rasul menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Rasul menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari Muslim).
Betapa besar pahala yang dapat diraih seorang muslim ketika berbuat baik kepada kedua orang tua. Seorang anak haruslah berupaya semaksimal mungkin untuk berbakti kepada kedua orang tua. Ia tidak akan bisa membalas semua kebaikan orang tua yang telah melahirkannya dan mendidiknya. Dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Tidak akan bisa seorang anak membalas kebaikan orang tua kecuali ia mendapati orang tuanya menjadi budak, kemudian ia beli, kemudian ia merdekakan.” (HR Muslim).
Betapa sulitnya membalas semua kebaikan orang tua, sampai-sampai Rasulullah menggambarkan dengan keadaan yang sangat sulit dalam hadis di atas. Allaahu a’lam.
ماشاء الله بارك الله فيكم