Tarbawi

Golongan yang Dirindukan Surga

Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu, maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zumar :73).

Allah Azza wa jalla berfirman tatkala orang-orang yang bertakwa didekatkan surga kepadanya sebagaimana dalam firmannya, “Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka). (Kepada mereka dikatakan), “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat (kepada Allah) dan memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih, sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi”. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.” (QS. Qaf: 32-35).

 Penjelasan ayat: “Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).” Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengatakan baunya surga tercium dari perjalanan yang sangat jauh sebagaimana dalam Sabdanya:

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan kedua, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

Kepada mereka dikatakan, “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu. Inilah yang telah dijanjikan kepada kalian yang sudah kalian dengarkan dulu di dunia yang disebutkan dan disampaikan lewat Al-Qur’an dan disampaikan lewat lisan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yang para orang-orang saleh tidaklah puas dan tenang hidupnya sampai menginjakkan kakinya di tempat tersebut, sampai mereka mengorbankan nyawa di jalan Allah Subhanahu wata’ala, mengeluarkan hartanya di jalan Allah, menjaga salat, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan keji, bersabar meninggalkan kemaksiatan, bersabar dengan segala ujian demi mengharapkan surga Allah Subhanahu wata’ala.

Di antara empat golongan orang yang dirindukan surga yang disebutkan dalam surah Qaf: 32-33 adalah:

Baca Juga   Meraih Ketenangan Hati yang Sempurna (Bag. 2)

Pertama, orang yang kembali kepada Allah setelah melakukan dosa dan maksiat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka dengan mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkan. Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang sebelumnya yang telah diberikan Al-Kitab, masa yang panjang mereka lalui (dengan kelalaian) sehingga hati mereka pun mengeras, dan banyak sekali di antara mereka yang menjadi orang-orang fasik”. (QS. Al-Hadid: 16).

Mereka ingat kepada Allah tatkala ditimpa waswas setan Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).” (QS. Al-A’raf: 201-202).

Kedua, orang yang menjaga batasan-batasan Allah. Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhuma menceritakan, “Suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, “Nak, akan aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. At-Tirmidzi, No. 2516).

Apakah Allah butuh dijaga? Tidak, karena dia adalah sebaik-baik penjaga, dialah Allah yang menjaga makhluknya, tapi mengapa Allah mengatakan jagalah Allah, maksudnya adalah: jagalah batasan-batasan Allah, baik berupa perintah maupun larangan, kita berusaha mengerjakan perintah Allah Subhanahu wata’ala sesuai dengan kemampuan kita dan menjaga diri kita dari apa yang dilarang dan diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala demi mengharapkan rida Allah azza Wa jalla dan rida Allah lebih besar dari segala galanya.

Baca Juga  Jangan Ragu Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Ketiga, orang yang takut kepada Allah tatkala sendirian (tidak ada yang melihatnya). Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya di saat mereka tidak tampak di hadapan yang lainnya, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau keraskanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezkiNya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS. Al Mulk: 12-15).

Tingkat ketakwaan yang paling tinggi adalah Muraqabatullah, ketika dorongan syahwat itu menggoda dan memiliki kesempatan untuk berbuat maksiat namun ia takut kepada Allah Subhanahu wata’ala. Jangan engkau menjadikan Allah menjadi hina di matamu yang melihat apa yang engkau lakukan, kalau saja seseorang tidak berani bermaksiat ketika anak kecil berada di dekatnya lalu ia suruh pergi, lalu kenapa ia tidak takut kepada Allah Subhanahu wata’ala yang maha melihat.

Keempat, orang yang datang kepada Allah dengan hati yang kembali kepadanya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy-Syu’aro: 88-89).

Ketika mereka merasakan kenikmatan dalam surga kemudian penghuni neraka juga merasakan siksa yang pedih, tiba-tiba ada sebuah panggilan di antara surga dan neraka sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Kematian didatangkan pada bentuk kambing berkulit hitam putih, lalu seorang penyeru memanggil, “Wahai penduduk surga!” Mereka menengok dan melihat, penyeru itu berkata, “Apakah kalian mengenal ini?” Mereka menjawab, “Ya, ini adalah kematian”, mereka semua telah melihatnya. Kemudian penyeru memanggil, “Wahai penduduk neraka!” Mereka menengok dan melihat, penyeru itu berkata, “Apakah kalian mengenal ini?” Mereka menjawab, “Ya, ini adalah kematian”, mereka semua telah melihatnya, lalu disembelih di antara surga dan neraka, lalu penyeru itu berkata: “Wahai penduduk surga, bagi kalian kekekalan tiada kematian setelahnya, dan wahai penduduk neraka, bagi kalian kekekalan dan tiada kematian setelahnya”, lalu Rasulullah membaca, “Dan berilah mereka peringatan tatkala ditetapkan perkara sedangkan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman”. Dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke dunia.” (HR. Bukhari No. 4730 dan Muslim No. 2849).

Baca Juga  Apa Setelah Ramadan?

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu pernah minum seteguk air lalu beliau menangis, kemudian sahabat yang lain berkata, “Wahai Ibnu Mas’ud apa yang membuat anda menangis?” beliau berkata, “Barusan saya meminum seteguk air dan saya ingat penghuni neraka nanti hanya meminta satu hal tapi permintaan mereka tidak dikabulkan oleh Allah”.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir”. (QS. Al-A’raf: 50). Penghuni neraka itu akan dihalangi dari apa yang mereka inginkan, adapun penghuni surga mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Wallahu A’lam Bisshawab

Harman Tajang, Lc., M.H.I

Kandidat Doktor, Qassim Universtity, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?