Tarbawi

Hal Yang Paling Membutuhkan Kesabaran

Sabar secara bahasa berarti Al-Habs (menahan). Adapun secara istilah syar’i sabar adalah menahan diri dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menahan diri dari kemaksiatan dan teguh di dalam menyelisihi ajakan-ajakan syahwat, kemudian rida dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan apa yang telah ditakdirkannya tanpa berkeluh kesah.

Olehnya Allah mengatakan, “Tahanlah dirimu dengan orang yang rajin beribadah kepada Tuhan mereka” (QS. Al-Kahfi: 28). Menahan diri dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti ketika ada bisikan dalam jiwa seseorang untuk keluar dari suatu majelis ilmu namun ia menahan diri untuk tetap menuntut ilmu.

Kesabaran dibutuhkan saat duduk di majelis ilmu, berjihad di jalan Allah, mengajak kepada kebaikan, mencegah dari keburukan, berbakti kepada kedua orang tua, menuntut ilmu, meninggalkan segala bentuk kemaksiatan, menggunakan hijab bagi wanita, dan semua sifat-sifat yang mulia membutuhkan kesabaran, dari sinilah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya dari pada sabar”. (HR. Al Hakim). Kesabaran bisa diraih jika diri kita terus dilatih untuk bersabar.

Sifat yang mulia terbagi menjadi dua: Pertama, ada yang sifatnya jibilliy (bawaan sejak lahir) karena di antara manusia ada yang Allah beri kepadanya sifat dasar berupa kesabaran, dan yang kedua ada yang diusahakan, oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata dalam haditsnya, “Sesungguhnya ilmu didapat dengan belajar, kelembutan didapat dengan berlatih melembutkan diri, dan barang siapa mengusahakan suatu kebaikan maka ia akan diberi, serta barang siapa yang berusaha menjauhi keburukan maka ia akan dihindarkan darinya.” (HR. At-Thabrani, dalam Mu’jam al-Ausath, No. 2663).

 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Orang yang berakal bukanlah yang mampu membedakan antara yang penting dan yang tidak penting, akan tetapi orang yang berakal adalah orang yang mampu mengambil yang lebih penting dari dua hal yang kelihatannya penting.” Maksudnya adalah dia mengerjakan atau mengutamakan yang lebih penting dari dua hal yang kelihatannya penting. Dari definisi di atas kita dapat simpulkan bahwa kesabaran terbagi menjadi tiga:

Baca Juga  Penjelasan Hadis Arba’in Nawawiyah | Penjelasan Hadis Pertama (bagian 3)

Pertama: Sabar dalam Ketaatan

Sabar dalam ketaatan membutuhkan pengorbanan, sehingga orang terkena beban syariat disebut dengan Mukallaf karena di dalamnya ada beban syariat seperti salat, puasa, bersedekah. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Dan manusia itu menurut tabiatnya kikir” (QS. An-Nisa’: 128).

Oleh karenanya dalam bersedekah membutuhkan kesabaran, begitu juga dengan menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu. Ketika Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu ditanya, “Dari mana anda mendapatkan ilmu yang begitu banyak? Beliau menjawab, “Didapatkan dengan lisan yang senantiasa bertanya, hati yang memahami apa yang disampaikan, kesabaran seperti kesabarannya benda mati, bergegas dan tidak bermalas-malasan”.

Kedua: Sabar dalam Meninggalkan Kemaksiatan

Pernah seseorang mengirim surat kepada Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu di mana isi suratnya, “Yang manakah yang lebih afdal, orang yang meninggalkan kemaksiatan sedangkan ia berkeinginan untuk mengerjakannya namun ia tidak mengerjakannya karena takut kepada Allah, atau seseorang yang meninggalkan kemaksiatan karena ia tidak memiliki keinginan atau niat untuk mengerjakannya”, beliau menjawab, “Lebih afdal orang yang memiliki syahwat/ keinginan untuk mengerjakan maksiat itu namun ia tidak mengerjakannya karena Allah”, kemudian beliau menyebut firman Allah, “Merekalah orang-orang yang Allah uji hatinya dalam ketakwaan.” (QS. Al-Hujurat: 3).

Sebagai seorang muslim kita banyak diuji oleh Allah dalam mengerjakan ketaatan, berbeda dengan orang kafir yang dunia dijadikan surga bagi mereka sehingga mereka tidak peduli halal dan haram, baik atau buruk, adapun kita yang beriman dengan hari akhirat, bersabar dengan ujian tersebut untuk meraih balasan surga disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Allah Subhanahu wata’ala menguji kita dalam mencari nafkah, kita dilarang untuk berlaku curang dengan mengurangi timbangan atau menyembunyikan aib sebuah barang yang kita jual. Rasulullah Shalalllahu ‘Alaihi wa Sallam pernah masuk ke pasar melihat pedagang kurma dan kurmanya terlihat bagus, namun Rasulullah memasukkan tangannya ternyata di bawahnya ada kurma yang rusak, beliau kemudian berkata, “Apa ini wahai pemilik barang dagangan?” Ia berkata, “Kemarin terkena hujan wahai Rasulullah”, Rasulullah berkata, “Mengapa engkau tidak menjadikannya di atas sehingga dilihat oleh orang?  Siapa yang berbuat curang bukan golongan kami.” (HR. Ibnu Majah (No. 2225) dan Ahmad (No. 15833)). Tentu hal ini membutuhkan kesabaran karena secara lahir menguntungkan, akan tetapi itu adalah keuntungan yang sementara namun keberkahannya dicabut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

Baca Juga  Sifat-sifat Hamba Ar-Rahman (Sifat Kedua)

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 105).

Abu Tsa’labah berkata, “Demi Allah, aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang ayat itu, maka beliau bersabda, “Laksanakanlah amar makruf dan nahi mungkar sampai kalian melihat kebakhilan sebagai perkara yang ditaati, hawa nafsu sebagai perkara yang diikuti, dan kemewahan dunia sebagai perkara yang diagungkan. Setiap orang mengatakan dirinya di atas agama Islam dengan dasar hawa nafsunya masing-masing, padahal Islam bertentangan dengan apa yang mereka sandarkan padanya. Setiap orang merasa takjub dengan akal pemikirannya masing-masing, maka peliharalah diri-diri kalian dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu adalah hari yang penuh dengan kesabaran, hari di mana seseorang yang sabar menjalankan Al-Haq akan mendapatkan pahala yang besar dan berlipat. Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api, seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan lima puluh orang yang beramal sepertinya”. Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang dari mereka?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Pahala lima puluh orang dari kalian (para Sahabat Rasulullah).” (HR. Abu Daud (No. 4341), At Tirmizi (No. 3058) dan dihasankan olehnya, dan Ibnu Majah (No. 4014)).

Ketiga: Sabar dengan Takdir Allah Subhanahu wata’ala

Yaitu takdir yang pahit, akan tetapi Allah tidak akan menyia-nyiakan kesabaran seorang hamba, oleh karenanya segala sesuatu yang menimpa kita maka ingatkan diri kita agar bersabar karena dosa-dosa berguguran dengan kesabaran dari ujian yang menimpa kita. Ingatlah dosa dan maksiat yang pernah kita kerjakan, bisa jadi dengan adanya ujian tersebut dihapuskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atau ingat kedudukan yang akan kita dapatkan di sisi Allah kelak pada hari kiamat, orang yang beriman dadanya senantiasa dilapangkan oleh Allah.

Baca Juga  Ujian Terberat Nabi Yusuf ﷺ

Salah seorang salaf pernah terkena penyakit, ia kemudian terus mengucapkan pujian kepada Allah, ketika ditanya, “Wahai Syekh, anda selalu memuji sedangkan anda merasakan betapa sakitnya apa yang anda derita”, beliau kemudian berkata, “Sesungguhnya manisnya pahala dan balasan menjadikan aku lupa akan pahitnya kesabaran”. Rasulullah mengajarkan kepada kita doa agar siaat  sabar selalu ada dalam diri kita.

Allah ta’ala berfirman, “Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, mereka pun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 250).

Wallahu A’lam Bish Showaab.

Harman Tajang, Lc., M.H.I

Kandidat Doktor, Qassim Universtity, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?