Tatsqif

MAKANLAH, MINUMLAH, DAN TENANGKAN HATIMU: REFLEKSI MENDALAM DARI KISAH MARYAM

“MAKANLAH, MINUMLAH, DAN TENANGKAN HATIMU: REFLEKSI MENDALAM DARI KISAH MARYAM”

(disadur dari tulisan Prof. Dr. Mardhiy bin Muswh Al-‘Anzi yang berjudul Fakulī wasyrabī wa qarri ‘ainan)

Setiap manusia pasti akan menghadapi ujian dalam hidupnya. Ada saat-saat ketika kesedihan, ketakutan, dan kecemasan terasa menumpuk. Kita merasa sendirian, bingung, dan terkadang takut menghadapi pandangan atau ucapan orang lain. Kisah Maryam ‘alaihas-salām adalah salah satu teladan terbaik tentang bagaimana seorang hamba bisa tetap teguh dan tenang di tengah ujian yang luar biasa berat.

Bayangkan, Maryam harus melahirkan Nabi Isa ‘alaihis-salām tanpa suami. Kondisi ini tentu sangat berat secara fisik dan psikologis. Ia sampai berharap seandainya ia sudah meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, dan menjadi sesuatu yang terlupakan. Tidak ada manusia yang berharap mati dan menjadi terlupakan kecuali karena tekanan hidup yang begitu berat. Namun, di tengah kesedihan dan rasa takutnya, Allah mengirimkan kabar gembira yang menenangkan hatinya:

“Maka makanlah, minumlah, dan tenangkanlah hatimu. Jika engkau melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka hari ini aku tidak akan berbicara dengan siapa pun dari manusia.’” (QS. Maryam: 26)

Pesan ini bukan hanya untuk Maryam, tetapi juga untuk semua orang beriman. Allah mengingatkan kita bahwa hidup tetap harus dijalani dengan sebaik mungkin. Makanlah, minumlah, dan tenangkanlah hati. Kekhawatiran tentang apa yang akan dikatakan orang lain biarlah Allah yang mengatur. Bahkan, mukjizat terjadi ketika Nabi Isa ‘alaihis-salām berbicara sendiri saat masih dalam buaian, membela ibunya. Dengan cara ini, semua orang tahu bahwa peristiwa ini adalah ketentuan dari Allah.

Banyak dari kita berpikir bahwa kegelisahan dan kesedihan akan membantu menyelesaikan masalah. Padahal, kesedihan dan kekhawatiran tidak mengubah takdir. Sebaliknya, keduanya dapat melemahkan jiwa, menyeret kita ke jurang putus asa, dan membuat kita kehilangan kendali atas hidup kita. Para nabi memberikan teladan bagi kita: mereka pun menghadapi ujian berat, namun mereka tetap yakin bahwa Allah akan memberi petunjuk dan menolong mereka.

Khabbab bin Al-Aratt pernah mengadu kepada Rasulullah ﷺ tentang tekanan dan penderitaan yang mereka alami. Beliau menanggapi dengan kata-kata yang penuh hikmah:

“Dulu orang sebelum kalian digali lubang di tanah untuknya lalu dimasukkan ke dalamnya, dibawa gergaji, dan disisir dengan sisir besi hingga mengenai tulang dan uratnya. Namun, itu tidak membuatnya meninggalkan agamanya. Demi Allah, agama ini pasti akan sempurna, hanya saja kalian terburu-buru.”

Dari jawaban ini, kita belajar bahwa kesabaran, keteguhan hati, dan keyakinan kepada Allah adalah kunci menghadapi ujian hidup.

Kisah Nabi Musa ‘alaihis-salām juga menunjukkan bagaimana keyakinan dapat membuka jalan keluar dari ujian yang tampak mustahil. Ketika Musa dan kaumnya terdesak di tepi Laut Merah dan Fir’aun beserta bala tentaranya semakin dekat, para pengikutnya panik:

“Kita pasti tertangkap!”

Namun Musa menjawab dengan penuh keyakinan:

“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya bersama aku Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

Karena keyakinannya, mukjizat pun terjadi: laut terbelah, jalan keselamatan terbuka, dan Fir’aun serta bala tentaranya tenggelam. Kisah ini mengajarkan kita bahwa ketenangan hati dan tawakal kepada Allah bukanlah kelemahan, tetapi justru menjadi sarana untuk menerima pertolongan yang tidak terduga.

Begitu pula ketika Rasulullah ﷺ bersembunyi di Gua Tsur bersama Abu Bakar. Abu Bakar merasa cemas:

“Seandainya salah seorang dari mereka menundukkan pandangannya, niscaya ia melihat kita.”

Rasulullah ﷺ menenangkan sahabatnya:

“Wahai Abu Bakar, bagaimana pendapatmu tentang dua orang yang Allah adalah yang ketiganya?”

Maka Allah menurunkan ketenangan (sakīnah) kepada mereka dan memberikan pertolongan melalui tentara yang tidak terlihat. Kalimat orang kafir menjadi rendah, sementara kalimat Allah tetap tinggi. Dari sini, kita memahami bahwa ketenangan yang datang dari keyakinan kepada Allah adalah nikmat terbesar yang dapat diberikan kepada hamba-Nya.

Mukjizat Allah tidak selalu harus spektakuler seperti laut terbelah atau berbicara dalam buaian. Terkadang, jalan keluar dari ujian datang melalui cara yang halus namun luar biasa, seperti kisah Nabi Yusuf ‘alaihis-salām. Dari penjara, ia akhirnya menjadi orang yang sangat dihormati di Mesir, semua karena rencana Allah yang tersembunyi dalam mimpi dan proses panjang yang penuh ujian. Kisah ini mengingatkan kita untuk selalu yakin bahwa Allah yang mengatur segala sesuatu, dan kebaikan sejati datang dari-Nya.

Setiap orang beriman hendaknya mengisi hatinya dengan keyakinan bahwa Allah-lah yang mengatur segala urusan. Bahwa kebaikan berada di tangan-Nya, sementara keburukan tidak akan mencelakai hamba-Nya tanpa izin-Nya. Orang beriman harus melakukan perintah Allah, menerima takdir-Nya, dan tetap optimis. Siapa yang ridha, ia mendapat keridhaan Allah; siapa yang murka, ia menerima akibatnya.

Ketenangan hati bukan hanya hadiah dari Allah, tetapi juga sebab datangnya pertolongan-Nya. Ia menguatkan jiwa, menenangkan pikiran, dan membuka pintu mukjizat dalam hidup kita.

Kisah Maryam dan para nabi adalah pengingat abadi bahwa hidup harus dijalani dengan ketenangan dan keyakinan. Ketika kita menghadapi ujian, jangan panik, jangan tergesa-gesa, dan jangan kehilangan harapan. Makanlah, minumlah, dan tenangkanlah hati. Serahkan sisanya kepada Allah, karena Dia yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Dengan begitu, setiap ujian akan menjadi kesempatan untuk memperkuat iman, menemukan ketenangan batin, dan menyadari bahwa pertolongan Allah selalu dekat bagi mereka yang benar-benar percaya dan berserah diri.

Semoga kita semua bisa meneladani ketenangan Maryam ‘alaihas-salām, tawakal Nabi Musa ‘alaihis-salām, dan keteguhan Rasulullah ﷺ dalam menghadapi ujian hidup.

Muh Huud I Wima, Lc.

Mahasiswa S2, Qassim University, KSA

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button