Mimbar Jumat

Khutbah Jumat: Pelajaran dari Perang Khandaq

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

 Khutbah Pertama

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ.

﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ ‌حَقَّ ‌تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102].

﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ‌نَفْسٍ ‌وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1].

﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا ‌قَوْلًا ‌سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70-71]، أَمَّا بَعْدُ:

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وآله وسلم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ.

Amma ba‘du.

Maasyiral muslimin sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Ingatlah nikmat Allah atas kalian dengan pertolongan besar yang diberikan-Nya kepada Rasul-Nya ﷺ berupa kemenangan yang mulia dan pembebasan yang nyata di banyak tempat.

﴿ ‌سُنَّةَ ‌اللَّهِ ‌الَّتِي ‌قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ﴾

“(Itulah) sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, dan kamu tidak akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu”.QS. Al-Fath: 23

Di antara peperangan besar dalam sejarah Nabi ﷺ yang Allah turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas — di mana tampak keagungan Islam dan keberanian para pahlawan Islam yang berjuang dengan gigih — adalah Perang Ahzab (Perang Khandaq) yang terjadi pada bulan Syawwal tahun kelima hijriah.

Dalam peristiwa itu tampak keteguhan dan keberanian kaum muslimin, juga terbongkar kemunafikan orang-orang yang menebar keraguan di hati manusia dan berusaha memadamkan semangat jihad di jalan Allah. Tampak pula kedengkian dan pengkhianatan orang-orang Yahudi serta kebencian kaum musyrikin terhadap Islam dan umatnya.

Kisahnya berawal ketika Yahudi Bani Nadhir—setelah diusir oleh Nabi ﷺ dari Madinah—pergi kepada kaum Quraisy dan suku Ghathafan untuk menghasut mereka agar berperang melawan Rasulullah ﷺ sebagai bentuk dendam dan kebencian kepada beliau. Maka terbentuklah koalisi besar (al-Ahzab) yang bersatu untuk memerangi Rasulullah ﷺ, dengan jumlah pasukan sekitar sepuluh ribu orang dari berbagai kabilah; dari Quraisy 4000 prajurit, Ghathafan 1000 pasukan berkuda, Bani Murrah 400 orang, Bani Asyja dan Bani Sulaim sekitar 700 orang, serta Bani Saad.

Rasulullah ﷺ bersama kaum muslimin bersepakat untuk bertahan di Madinah dan menggali parit (khandaq) yang menjadi penghalang antara mereka dan pasukan sekutu itu. Keadaan menjadi sangat berat bagi kaum muslimin: mereka dilanda kesulitan, kelaparan, dan pengepungan yang ketat.

Yang memperberat keadaan itu adalah pengkhianatan Yahudi Bani Quraizhah yang melanggar perjanjian di saat genting itu.

﴿ إِذْ جَاءُوكُمْ ‌مِنْ ‌فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا ﴾

“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atasmu (pasukan sekutu) dan dari bawahmu (Yahudi Bani Quraizhah), dan ketika pandanganmu terpana dan hatimu naik menyesak ke tenggorokan, dan kamu menyangka berbagai sangkaan terhadap Allah. Di situlah orang-orang beriman diuji dan diguncang dengan guncangan yang dahsyat”. (QS. Al-Ahzāb: 10–11)

Maasyiral muslimin sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Sesungguhnya itu adalah peristiwa yang sangat berat dan ujian yang amat besar.

Adapun orang-orang beriman, Allah Ta‘ala berfirman:

﴿ وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا ‌مَا ‌وَعَدَنَا ‌اللَّهُ ‌وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا * مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴾

“Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu itu), mereka berkata: ‘Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita; dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali keimanan dan ketundukan.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”. (QS. Al-Ahzāb: 22–23)

Hati mereka tunduk dan khusyuk, amal mereka saleh, lisan mereka jujur, keyakinan mereka kokoh, dan mereka bertawakal kepada Yang Maha Hidup yang tidak akan mati.

Maasyiral muslimin sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Adapun orang-orang munafik yang di dalam hati mereka ada penyakit berkata:

﴿ وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ ‌مَا ‌وَعَدَنَا ‌اللَّهُ ‌وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا * وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَاأَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا ﴾

“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya belaka.

Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: ‘Wahai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu (di sini), maka kembalilah kamu! Dan segolongan dari mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali) dengan berkata: ‘Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak aman). Padahal rumah-rumah itu tidaklah terbuka; mereka tidak menginginkan kecuali melarikan diri (dari medan perang)”. (QS. Al-Ahzāb: 12–13)

Allah pun menyingkap hakikat mereka dengan firman-Nya:

﴿ إِنْ يُرِيدُونَ إِلَّا فِرَارًا ﴾

“Mereka tidak menginginkan kecuali melarikan diri”.

Yakni, mereka hendak lari dari jihad.

Allah Ta‘ala juga membongkar sifat-sifat orang munafik yang menghalangi manusia dari berperang di jalan Allah, melemahkan semangat, dan menjatuhkan moral umat:

﴿ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ ‌الْمُعَوِّقِينَ ‌مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ لِإِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلًا * أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا ﴾

“Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang di antara kamu yang menghalangi (orang lain) dan berkata kepada saudara-saudaranya: ‘Marilah kepada kami, dan mereka tidak turut berperang melainkan sebentar.

Mereka sangat kikir terhadapmu. Maka apabila datang ketakutan, kamu lihat mereka memandang kepadamu dengan mata yang terbelalak seperti orang yang pingsan karena takut mati; dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka kikir terhadap kebaikan.

Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapus (pahala) amal mereka, dan yang demikian itu mudah bagi Allah”. (QS. Al-Ahzāb: 18–19)

Firman-Nya:

﴿ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ ﴾

“Apabila rasa takut itu telah hilang,” — yakni mereka menjadi tenang dan aman.

Dan firman-Nya:

﴿ حِدَادٍ ﴾

“(Dengan lidah yang) tajam,” — maksudnya ucapan yang keras dan kasar.

Allah ﷻ menyebutkan sifat pengecut, lemah, dan sakit hati yang ada dalam diri orang-orang munafik tersebut — sifat-sifat yang kini banyak terlihat pada sebagian manusia di masa ini, dalam berbagai peristiwa yang menimpa umat. Dan hanya Allah-lah tempat memohon pertolongan.

Pasukan sekutu mengepung Madinah selama sekitar satu bulan, sedangkan Nabi  dan para sahabat tetap tegar dan sabar, berperang karena Allah dan dengan pertolongan Allah, bukan karena riya, bukan pula karena fanatisme. Mereka hanya menginginkan agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, menegakkan kebenaran, merendahkan kebatilan dan pelakunya, serta menjaga kehormatan Islam dan kaum muslimin.

Rasulullah ﷺ berdoa memohon kepada Allah agar menghancurkan pasukan sekutu:

اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الكِتَابِ، ومُجْرِيَ السَّحَابِ، وهَازِمَ الأحْزَابِ، اهْزِمْهُمْ، وانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

“Ya Allah, Dzat yang menurunkan Kitab, yang menggerakkan awan, dan yang mengalahkan golongan sekutu, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami atas mereka”.

Maka Allah ﷻ mengabulkan doa Nabi-Nya; Dia mengirimkan angin yang dahsyat menumbangkan tenda-tenda mereka, memadamkan api unggun mereka, dan mengguncang bumi di bawah kaki mereka.

Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:

﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ ‌رِيحًا ‌وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا ﴾

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika datang kepadamu pasukan-pasukan (musuh), lalu Kami kirimkan kepada mereka angin dan pasukan-pasukan (malaikat) yang tidak kamu lihat. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Ahzāb: 9).

Kita memohon kepada Allah Yang Mahaperkasa agar menolong agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya, dan menyatukan kaum muslimin di atas kebenaran.

أقولُ قَوْلِي هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ يَغْفِرْ لَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.

 Khutbah Kedua

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Maasyiral muslimin sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Sesungguhnya peristiwa Perang Ahzab –yang juga dikenal sebagai Perang Khandaq (Parit)– adalah peristiwa yang agung. Setelah Allah ‘azza wa jalla mengalahkan pasukan gabungan kaum musyrikin, Rasulullah  kemudian menuju Bani Quraizhah, yaitu kabilah Yahudi yang telah mengingkari perjanjian dan berkhianat kepada kaum muslimin. Maka Nabi ﷺ mengepung mereka selama dua puluh lima malam, hingga pengepungan itu terasa berat bagi mereka. Lalu Allah melemparkan rasa takut ke dalam hati mereka, sehingga mereka meminta kepada Nabi ﷺ agar keputusan terhadap mereka diserahkan kepada Sa‘d bin Mu‘ādz, pemimpin suku Aus.

Padahal Sa‘d ketika itu telah terluka oleh anak panah pada bagian urat tangannya saat Perang Khandaq, lalu ia berdoa kepada Allah agar tidak diwafatkan sebelum Allah menyejukkan pandangannya terhadap Bani Quraizhah yang telah melanggar perjanjian. Maka Sa‘d pun menetapkan hukum terhadap mereka, bahwa orang-orang laki-laki yang ikut berperang dibunuh, wanita dan anak-anak mereka dijadikan tawanan, dan harta mereka dirampas.

Mendengar keputusan itu, Rasulullah ﷺ bersabda:

“لَقَدْ حَكَمْتَ فِيهِمْ بِحُكْمِ اللهِ مِنْ فَوْقِ سَبْعَةِ أَرْقِعَةٍ”

“Sungguh engkau telah memutuskan terhadap mereka dengan hukum Allah dari atas tujuh lapis langit”.

Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:

﴿ وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ‌بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا * وَأَنْزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا * وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا ﴾ [الأحزاب: 25-27]

“Dan Allah mengembalikan orang-orang kafir dalam keadaan penuh kemarahan, mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah telah mencukupkan bagi orang-orang mukmin dari peperangan. Dan Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab yang membantu mereka dari benteng-benteng mereka dan melemparkan rasa takut ke dalam hati mereka; sebagian kamu bunuh dan sebagian kamu tawan. Dan Allah mewariskan kepadamu tanah mereka, rumah-rumah mereka, harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak sebelumnya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Ahzab: 25–27)

Inilah sunnatullah (ketetapan Allah) atas hamba-hamba-Nya: Kemenangan bagi Islam dan para pengikutnya, serta kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah Ta‘ala:

﴿ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ ‌يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ ﴾ [الأعراف: 128]

“Sesungguhnya bumi ini milik Allah; Dia mewariskannya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-A‘rāf: 128)

Maka berbaik sangkalah kepada Allah, dan gantungkanlah hati kalian pada sebab-sebab syar‘i untuk meraih kemenangan: yaitu dengan iman, amal saleh, meninggalkan maksiat dan dosa.

Berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk saudara-saudara kalian di Gaza.

Mereka sangat membutuhkan doa kalian kepada Allah Ta‘ala. Jangan berputus asa dari doa itu, dan jangan bosan melakukannya. Tetapi berdoalah kepada Allah dengan penuh harap agar Dia menurunkan kemenangan, menghancurkan kaum Yahudi dan sekutu-sekutunya, serta menahan kejahatan orang-orang munafik.

Allah pasti akan menampakkan urusan-Nya, meninggikan kalimat-Nya, memuliakan agama-Nya, dan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman.

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita bersandar, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Akhirnya, marilah bershalawat dan salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana perintah Allah Ta‘ala:

﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzāb: 56).

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدُّعَاء.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُومًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُومًا، وَلَا تَدَعْ فِينَا وَلَا مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُومًا.

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْخَيْرِ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَانْشُرِ السَّلَامَ وَالْأَمْنَ فِي الْعِبَادِ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ كُنْ عَوْنًا لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَكُنْ مَعَهُمْ وَلِيَّهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، وَاجْعَلِ الدَّائِرَةَ عَلَيْهِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا﴾

﴿إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ﴾

وأقيموا الصلاة…

Berian Muntaqo Fatkhuri, Lc., M.A.

Kandidat Doktor, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button