Jangan Lalai! Syakban, Momen Emas Untuk Berubah dan Berbenah

Jangan Lalai! Syakban, Momen Emas Untuk Berubah dan Berbenah
Oleh: Rusdi Kasim Badang, Lc
الحمد لله الذي فضل بعض الأزمنة على بعض، وجعل مواسم الطاعات محطات للتزود بالخيرات، والصلاة والسلام على سيدنا محمد، قدوة العابدين، وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد
Sejatinya seorang muslim menjalani kehidupannya melalui berbagai fase waktu yang berbeda, fase yang menuntutnya untuk berhenti sejenak dengan penuh keseriusan untuk berusaha meraih manfaat dari kebaikan-kebaikan yang ada padanya. Di antara fase tersebut adalah musim-musim ketaatan yang datang menghampiri kita dan menanti mereka yang dapat memanfaatkannya dengan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridaNya. Sebab, ibadah merupakan jalan untuk melatih jiwa, menyucikannya, serta melepaskannya dari kekangan keburukan hawa nafsu dan syahwat. Dan di antara musim-musim yang penuh kebaikan itu ialah bulan syakban.
Bulan Syakban merupakan bulan yang berada di antara dua bulan istimewa, yaitu Rajab yang penuh kemuliaan dan Ramadan yang penuh keberkahan. Sayangnya, karena berada di tengah-tengah, bulan ini sering kali terabaikan. Rasulullah menjelaskan alasan beliau memperbanyak puasa di bulan Syakban dibandingkan bulan-bulan lainnya, agar umatnya menyadari betapa seringnga manusia lalai di bulan ini.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda;
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Itulah bulan (Syakban) yang manusia lalai darinya sebab ia terletak antara Rajab dan Ramadan. Pada bulan inilah amalan-amalan diangkat kepada Rabb semesta alam, dan sungguh aku menyukai ketika amalan-amalanku diangkat sedang aku tengah mengerjakan ibadah puasa.” [H.R. Nasa’i. no. 2357, dan dihasankan oleh al-Albani dalam karyanya al-Shahihah, no. 1898]
Manusia cenderung lebih memperhatikan bulan Ramadan karena berbagai keutamaan dan pahala besar yang dijanjikan di dalamnya, sementara bulan Rajab mereka agungkan karena termasuk bulan haram. Olehnya itu, Nabi ingin menegaskan keutamaan bulan syakban agar tidak diabaikan oleh umatnya.
Jika kita renungkan, kebanyakan manusia justru mempersiapkan diri menyambut Ramadan dengan menyelesaikan berbagai urusan duniawi di bulan syakban, dengan alasan bahwa mereka sedang bersiap-siap menyambut Ramadan, sehingga nantinya mereka bisa fokus beribadah saat Ramadan tiba. Namun, pola ini justru menjadikan syakban sebagai bulan yang dipenuhi kesibukan duniawi, sehingga terjadilah kelalaian yang dimaksud oleh Nabi.
Banyak manusia yang memiliki anggapan bahwa ibadah utama baru dimulai di bulan Ramadan. Padahal, Syakban adalah bulan latihan agar ibadah di bulan Ramadan bisa lebih maksimal. Kelalaian ini berdampak pada kurangnya kesiapan spiritual, iman dan ilmu. Akibatnya, mereka membutuhkan waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan ibadah di bulan Ramadan, baik puasa, salat lail, tilawah quran dsb. Lalu, sebelum mereka benar-benar terbiasa dengan ibadah-ibadah ini, Ramadan sudah hampir berakhir, akhirnya lahirnya penyesalan yang begitu mendalam.
Kenapa ibadah di bulan syakban harus dimaksimalkan?
- Bulan diangkatnya amalan kepada Allah
Sebagaimana disebutkan dalam penggalan sebuah hadis,
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Dan ia merupakan bulan yang diangkat di dalamya amalan-amalan kepada Rabb semesta alam, maka sungguh aku menyukai diangkatnya amalanku sedang aku tengah berpuasa.” [Lihat referensi sebelumnya]
Jika kita telah mengetahui hal ini, maka menjadi keniscayaan bagi kita untuk berusaha memaksimalkan ketaatan di dalamnya, agar amalan-amalan yang diangkat kepada Allah adalah amalan-amalan salih.
- Momentum untuk melatih keikhlasan ibadah.
Al Syekh Salih Al Munajjid berkata:
“Termasuk faedah dari beribadah atau beramal di waktu yang manusia lalai darinya. Sesungguhnya jika seorang muslim menghidupkan waktu-waktu yang kebanyakan manusia lalai darinya dengan ketaatan maka ibadah-ibadahnya itu akan lebih tersembunyi, dan menyembunyikan amalan-malan sunah jauh lebih dekat kepada keikhlasan. Hal ini karena seorang muslim tidaklah merasa aman terhadap dirinya dari sifat riya jika ia menampakkan amalan salehnya.” [32 Faedah di Bulan syakban, hal. 7]
- Bulan Persiapan Sebelum Ramadan.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa bulan Syakban adalah bulan persiapan spiritual dan pelatihan ketakwaan, di mana kita harus mempergunakannya dengan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk ketaatan di bulan Ramadan. Oleh karena itu, setiap kita harus memanfaatkan bulan Syakban untuk mempersiapkan diri melalui membaca dan memperdalam ilmu agama, menyusun rencana, serta melakukan berbagai persiapan yang diperlukan terkait Ramadan dan cara terbaik untuk memanfaatkannya. Dengan demikian, kita dapat memetik hasil dari benih kebaikan, kesalihan yang disemai di bulan Rajab dan disiram di bulan Syakban, sehingga kitapun meraih hadiah yang kita dambakan saat berada di dalam bulan Ramadan setelah melakukan persiapan matang.
Ketiga hal di atas tentu hanya sebagian sebab kenapa ketaatan harus dimaksimalkan di bulan ini. Jadi, Alih-alih mengabaikannya, bulan Syakban harus kita manfaatkan sebagai kesempatan untuk berubah dan berbenah. Sebab, bulan Syakban bukanlah sekadar bulan biasa, melainkan bulan berupa momentum untuk memperbaiki diri.
Hal-hal yang wajib kita ubah atau benahi di bulan syakban, yaitu:
- Hubungan dengan Allah.
Bulan Syakban adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah sebelum memasuki Ramadan. Ibadah harus ditingkatkan dengan memperbanyak salat sunah, membaca al quran, memperbanyak beristigfar. Selain itu, puasa sunah juga menjadi latihan penting untuk mengendalikan hawa nafsu dan membiasakan diri dengan ketaatan. Dengan memperkuat hubungan dengan Allah di bulan ini, kita akan lebih siap menjalani Ramadan dengan penuh kesungguhan. Dan juga dengan berusaha meninggalkan segala macam kemaksiatan kepada Allah.
- Hubungan dengan sesama manusia.
Selain hubungan dengan Allah, bulan syakban juga menjadi waktu yang tepat untuk membenahi hubungan dengan sesama. Meminta dan memberi maaf sebelum Ramadan agar kita bisa lebih khidmat menjalani ibadah di dalamnya. Juga membiasakan diri menjauhi gibah, dan berusaha mempererat silaturahmi, serta meningkatkan kepedulian sosial melalui sedekah. Perkara-perkara ini merupakan langkah yang perlu dilakukan agar kita memasuki Ramadan dengan hati yang bersih sebab memiliki hubungan yang baik dengan sesama.
- Pola hidup dan kebiasaan sehari-hari.
Kita juga perlu membenahi pola hidup dan kebiasaan sehari-hari. Mengatur waktu dengan baik, mengurangi konsumsi berlebihan, serta menjaga kesehatan. Hal ini penting untuk diperhatikan agar tubuh tetap fit dalam menjalani ibadah di bulan Ramadan jika kita bersua dengannya. Jika tubuh fit, maka akan lebih mudah bagi kita menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadan dan di bulan-bulan yang lain. Sebab, banyak keutamaan yang hanya bisa diperoleh dengan tubuh yang sehat.
Bulan Syakban merupakan waktu yang ideal untuk berubah dan berbenah dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama, maupun dalam memperbaiki kebiasaan sehari-hari. Dengan melakukan perubahan sejak berada di bulan Syakban, kita akan lebih siap menghadapi Ramadan dengan hati yang bersih, ibadah yang lebih berkualitas, dan mental yang lebih kuat. InsyaAllah.
Yukk kita manfaatkan bulan Syakban sebaik mungkin agar Ramadan nanti menjadi lebih maksimal dan penuh keberkahan! Allahumma amin.
و الله ولي التوفيق و السداد