UJIAN TANDA CINTA ALLAH
Ujian akan selalu menghampiri hidup seorang hamba, selama hayat masih dikandung badan ujian akan datang silih berganti, pertanyaannya apakah ujian tersebut tanda Allah benci dengan hambaNya? Sama sekali tidak.
Ujian adalah tanda Allah cinta kepada hambanya, ketika ia menguji hambanya ketahuilah bahwa ujian tersebut untuk meningkatkan derajatnya dan mengampuni dosa-dosanya. Mari melihat firman Allah dalam surah al-Baqarah, ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Sungguh Allah akan menguji hambanya dengan (sedikit) rasa takut dan lapar.”
Dalam ayat ini Allah sebutkan cuman sedikit ujian, tidak banyak, kemudian akan menguji hambanya dengan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Lalu di akhir ayat Allah berfirman, “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Pertanyaannya, siapakah orang-orang sabar itu? Apakah yang sekedar menerima kenyataan dengan cobaannya? Coba lihat sambungan firman Allah.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
“Orang-orang sabar ialah yang ketika mendapatkan ujian ia lantas mengatakan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).”
Jadi tidak cukup jika sekedar menerima kenyataan semata, tapi perlu tambahan ucapan seperti “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un“. Karena ucapan tersebut sifatnya bukan sekedar untuk orang yang wafat akan tetapi sifatnya umum bagi siapa saja yang mendapatkan ujian dari Allah.
Kabar gembira apa yang diperoleh bagi mereka yang bersabar? Kata Allah dalam sambungan ayatnya:
اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
“Mereka itulah (orang-orang sabar) yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Begitu banyak cara Allah untuk memberikan kepada hambaNya ampunan, rahmat, dan hidayah. Salah satunya melalui ujianNya.
Dalam ayat lain, Allah menyebutkan:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
“Sungguh Allah tidak akan memberi ujian kepada hambaNya, melainkan sesuai batas kemampuan hamba tersebut.”
Jadi sebelum Allah memberikan ujian kepada hambaNya, terlebih dahulu Allah pastikan bahwa hambaku ini pasti bisa melaluinya dengan kemampuan yang ia miliki. Jika tidak mampu Allah tidak akan memberikan ujian tersebut.
Coba renungkan betapa cinta dan sayangnya Allah kepada kita, selain rahmat, ampunan, serta petunjuk yang diberikan kepada hambaNya melalui ujian, ia juga tak lupa memberikan jutaan nikmat dalam setiap detik pergerakan jam.