Motivasi Islami

MENGAPA HARUS OPTIMIS?

Ummu salamah -radhiallahu ‘anha- berkata: aku ikut serta dalam beberapa peperangan bersama Rasulullah saw, dan tidak ada yang lebih melelahkan beliau selain perang khandak (parit). Gentingnya suasana perang tersebut Allah Swt. abadikan dalam firmanNya:

إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠. هُنَالِكَ ٱبۡتُلِيَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَزُلۡزِلُواْ زِلۡزَالٗا شَدِيدٗا.

Artinya: “(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan diguncangkan  (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat.(QS. Al-: 10-11).

Bagaimana tidak menggoncang hati kaum muslimin saat itu, pasukan musuh yang dihadapi kali ini adalah persekutuan kaum kafir dari beberapa kabilah yang didukung oleh kaum yahudi setelah mereka mengkhianati perjanjian Madinah, juga kaum munafik yang selalu mencari kesempatan untuk melukai dari dalam. Pasukan yang sangat besar, apalagi diperkuat dengan peralatan perang yang sangat memadai. Cuaca yang sangat dingin saat itu, ditambah dengan kurangnya pasokan makanan bagi kaum muslimin menambah kegentingan semakin memuncak. Padahal kaum muslimin beberapa hari sebelumnya ditengah kondisi yang sangat sulit dan harus melalukan pekerjaan yang sangat berat dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh bangsa arab; yaitu menggali parit sebagai benteng.

Menurut penilaian duniawi dengan kondisi tersebut pasukan sekutu kafir dengan mudah akan menghancurkan kaum muslimin. Namun Sejarah telah mencatat justru kaum muslimin mampu menorehkan kemenangan yang sangat gemilang atas pasukan sekutu kafir pada perang khandak tersebut dengan izin Allah Swt.

Menarik untuk direnungkan; apakah rahasia dibalik kemenangan tersebut?, Bagaimana kaum muslimin mampu meraihnya?

Ketaguhan kaum musliminlah yang menjadi rahasia kemenangan gemilang tersebut. Keteguhan yang lahir dari keimanan, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Qura’an. Allah Swt berfirman:

Baca Juga  Sebab-sebab Ampunan (3)

وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ قَالُواْ هَٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۚ وَمَا زَادَهُمۡ إِلَّآ إِيمَٰنٗا وَتَسۡلِيمٗا

 Artinya: “Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. (QS. Al-Ahzab: 22)

Mengapa iman melahirkan keteguhan? Karena iman yang ada dalam hati akan menebarkan prasangka dan penilain yang selalu baik kepada Allah Swt. Dia yang maha Rahman Rahim tidak akan mentakdirkan sesuatupun bagi hambaNya kecuali kebaikan, meskipun kadang terlihat buruk dalam pandangan manusia. Berprasangka baik kepada Allah Swt inilah yang akan menumbuhkan sifat optimis yang merupakan kunci segala kesuksesan, juga menghancurkan sifat pesimis dan putus asa yang merupakan sebab segala kegagalan.

Para sahabat adalah generasi yang tidak pernah mengenal rasa pesimis dan putus asa, karena mereka telah dididik oleh nabi yang selalu optimis serta tidak pernah mengenal rasa pesimis dan putus asa, meskipun dalam keadaan yang sangat sulit. Saat penggalian parit misalnya, dalam kondisi dingin dan lapar yang dirasakan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya, beliau mengajari mereka sifat optimis ini, imam ahmad meriwayatkan dari sahabat al Bara bin Azib ra beliau berkata: Rasulullah saw memerintah kami untuk menggali parit, namun ada batu besar menghalagi disalah satu bagian parit yang tidak bisa dihancurkan, kemudian kami melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah saw, lalu beliau datang. Auf berkata: kemudian Rasulullah meletakkan bajunya dan turun mendekati batu tersebut lalu mengambil palu dan mengucapkan: “BISMILLAH”, lalu beliau memukul sehingga sepertiga dari batu itu pun terpecah. Maka setelah itu beliau bersabda: “ALLAHU AKBAR (Allah maha besar), aku telah diberi Allah kunci-kunci Syam. Demi Allah, saya benar-benar dapat melihat istananya yang putih, dari tempatku ini.” Kemudian beliau membaca: “BISMILLAH” dan memukul batu itu kembali sehingga sepertiga dari batu pecah lagi. Setelah itu beliau bersabda: “Demi Allah, aku telah diberi kunci-kunci Faris, dan demi Allah, aku benar-benar melihat kota-kotanya dan aku dapat melihat istana nya yang berwarna putih dari tempatku ini” kemudian beliau membaca lagi: “BISMILLAH.” dan kembali memukul sehingga pecahlah semua batu itu. dan beliau bersabda: “ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar) aku telah diberi kunci-kunci Yaman sehingga aku dapat melihat melihat pintu-pintu Shan’a’ dari tempatku ini” (Ahmad: 17946).

Baca Juga  Hakikat Dosa “Menyebabkan Luka dan Menimbulkan Kepedihan” (Part. 4, Tamat)

Dari paparan singkat kisah perang khandak diatas kita bisa mengetahui alasan mengapa harus selalu optimis, diantaranya adalah:

  1. Wajib bagi seorang muslim untuk selalu berprasangka baik kepada Allah Swt sebagai konsekwensi keislaman dan keimanannya.
  2. Oleh karena itu alquran mengharamkan pesimis dan putus asa; karena hal itu merupakan sifat orang- orang kafir. Allah Swt berfirman:

إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ

Artinya: Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf: Ayat 87)

  1. Allah Swt menjanjikan kesuksesan, kemenangan dan kejayaan bagi hamba-hambaNya yang beriman dan beramal saleh. Allah ta’ala berfirman:

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ

Artinya: “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. At-Taubah: 33).

Allah ta’ala juga berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡـٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ.

Artinya: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55).

Baca Juga  UJIAN TANDA CINTA ALLAH

Maka apakah masih ada keraguan dalam hati kita terhadap janji Allah Swt tuhan semesta alam. Kita harus membuang rasa lemah dan takut karena kita memiliki Allah Swt yang maha menolong, yang maha baik, sehingga kita yakin bahwa segala takdirNya pasti baik.

  1. Sejarah telah mencatat dan membuktikan bahwa kemenangan dan kejayaan akan diraih oleh kaum muslimin dalam kondisi apapaun bilamana mereka memenuhi syarat-syaratnya.
  2. Lemahnya kekuatan musuh Allah Swt dan hamba-hambaNya adalah sebuah kenciscayaan, meskipun mereka berusaha menutupinya.

Perlu diketahui bahwa optimis bukanlah sekedar kalimat yang ditulis atau diucapkan, apalagi hanya klaim dan pengakuan, namun optimis adalah amalan baik dalam hati yang akan melahirkan amalan-amalan yang mulia dalam anggota tubuh yang lain. Barometer benar atau tidaknya optimis kita adalah saat rasa pesimis dan putus asa mendatangi kita, lantas bagiamana  langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapinya.
Simak penjelesannya dalam artikel berikutnya insyaa Allah ta’ala. Bersambung…..

Ridwan Nursalam, Lc., M.A.

Kandidat Doktor, Bidang Aqidah & Pemikiran Kontemporer, King Saud University, Riyadh, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?