Mendamaikan Perselisihan
اِذْهَبُوا بِنَا نُصْلِحُ بَيْنَهُمْ
“Ayo bersama, kita damaikan mereka” (HR. Bukhari, no. 2693)
Hadits ini menarik untuk kita perhatikan lebih dalam, bahwa seorang muslim hendaknya memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kondisi sekitarnya, terlebih pada hal mendamaikan pertikaian. Sebab kesalahfahaman apapun bentuknya, jika dibiarkan akan bermuara pada perselisihan dan pertengkaran. Ini bisa terjadi pada semua level kehidupan, dari yang bersifat pribadi hingga antar kelompok.
Pada dasarnya, pembahasan tentang mendamaikan perselisihan sangat dianjurkan, apalagi saat kita berada di bulan takwa (bulan puasa), sebab ketakwaan kita kurang sempurna jika tidak dibarengi dengan kepedulian kita untuk mendamaikan pertikaian antar sesama. Simaklah firman Allah berikut:
“Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu” (QS: Al-Anfal: 1)
Ayat ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa apa artinya takwa tanpa kepedulian pada kondisi sekitar, atau dengan kata lain tak ada artinya takwa tanpa rasa peduli untuk mendamaikan saudara yang berselisih.
Sebab Allah telah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat:10).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ؟» قَالُوا: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ، وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ الْحَالِقَةُ»
“Maukah kalian aku beritahu suatu hal yang lebih utama dari pada derajat puasa, sholat dan sedekah?” Para sahabat berkata: tentu ya Rasulallah, beliapun bersabda: “Yaitu mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan.” (HR. Abu Daud, no. 4919, at-Tirmizi, no. 1938).
Oleh karena pentingnya perdamaian, maka segala langkah untuk merealisasikannya akan terpuji dan berpahala, walaupun ia terpaksa berdusta sekalipun, simaklah hadits nabi berikut ini:
عن أم كلثوم بنت عقبة بن أبي معيط أنها سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يقول: «لَيْسَ الكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، فَيَنْمِي خَيْرًا، أَوْ يَقُولُ خَيْرًا»
Dari Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mu’aith, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak termasuk berdusta orang yang mendamaikan manusia, yaitu dia menyampaikan kebaikan(untuk mendamaikan) atau mengatakan kebaikan. (HR. Bukhari, no. 2692, Muslim, no. 2605).
Semoga kita semua diberi kemudahan, keberanian dan kepedulian untuk mendamaikan sesama saudara yang bertikai dan berselisih. Amin