Tadabbur Firman Allah: ( واتقوا الله ربكم)
Artinya: “Dan bertakwalah (kepada) Allah, Rabb kalian”. (QS. At-thalaq: 1)
Terhitung sebanyak 5 (lima) kali pesan takwa terulang dalam surah yang hanya memiliki 12 (dua belas) ayat ini, berarti hampir separuh surat ini mengandung pesan yang pernah Allah wasiatkan kepada seluruh para nabi tersebut([1]).
Mengapa pesan takwa menjadi kata kunci dalam surah ini, dan apa rahasia dibalik pengulangan tersebut?.
Kita akan mendapatkan jawaban- jawaban tersebut setelah kembali mengingat kandungan dan maksud surah at-thalaq. Ya, tentang talaq atau cerai. Salah satu kasus dalam rumah tangga yang tidak pernah dirindukan oleh siapapun. Namun talaq bisa menjadi obat yang mujarab bila digunakan sesuai takaran dan aturan yang telah ditetapkan oleh pembuatnya Allah ta’ala.
Takwa menjadi kontrol yang sangat penting dalam kasus talaq, karena masalah tersebut sangat terkait erat dengan ego pasutri (pasangan suami istri), oleh karenanya tak jarang perceraian terjadi di saat emosi tidak stabil dan fikiran tidak jernih, setiap pasutri saling menuntut untuk memenangkan ego dan nafsunya. Memang bisa saja talaq terjadi dalam suasana dan keadaan yang kondusif dan normal, penuh dengan kesadaran dari hati dan akal yang jernih, namun hal itu sangat jarang. Justru mayoritas kasus-kasus perceraian terjadi dalam suasana sebaliknya.
Di mana jiwa sedang labil, sementara emosi bergejolak pada puncaknya, sehingga menutupi hati dan akal sehat, bisakah rambu-rambu manusia menjadi pengontrol agar tidak terjadi kezaliman dan kesewenang-wenangan? Realita menjawab dan membuktikan tidak bisa.
Hanya takwalah yang mampu mengendalikan jiwa tersebut. Takwalah yang mampu meredam emosi yang sedang memuncak, dan mengembalikan kebeningan hati dan fikiran. Dan bila talaq benar terjadi di antara pasutri, niscaya ia bisa menjadi solusi yang akan memberikan harapan kembali kepada keduanya, bila mana perceraian tersebut diputuskan atas dasar ketakwaan.
Mungkin itulah alasan mengapa takwa menjadi kata kunci dalam masalah talaq. Adapun maksud pengulangan pesan takwa berkali-kali adalah untuk penegasan dan penekanan akan dahsyatnya goncangan jiwa di saat atau setelah terjadinya talaq, dan tidak ada yang mampu mengendalikan goncangan tersebut selain takwa kepada Allah ta’ala.
Sebagai pelengkap uraian di atas, ada sebuah kasus perceraian di bawah ini untuk direnungkan.
Diceritakan oleh syaikh (guru) tentang kasus talaq (cerai) yang terjadi kepada seseorang yang ia kenal secara pribadi. Alkisah pria tersebut menceraikan istrinya yang telah melahirkan beberapa putra/i untuknya. Setelah bercerai si istri tetap tinggal di rumah suami dan menempati lantai bagian atas bersama anak-anaknya, sementara pria tersebut (suami) menempati lantai bagian bawah. Segala kebutuhan hidup sang istri dan anak-anak tetap dipenuhi oleh si suami berupa nafkah materi, listrik, telepon dan lain lain. Keadaan normal rumah tangga tersebut menjadikan para tetangga mereka tidak mengetahui bahwa mereka (pasutri tersebut telah bercerai).
Allah akbar!!!
Mudah-mudahan kisah singkat tadi semakin menambah pencerahan tentang pentingnya takwa dalam menghadapi ujian kehidupan dan mencari solusi baginya.
Firman Allah ta’ala: (ربكم) bergandengan dengan perintah takwa. Dan dibalik pilihan lafal Rabb tersirat pesan-pesan yang sangat menakjubkan, di antaranya: ujian yang terjadi di dalam rumah tangga hingga berujung pada talaq hakikatnya adalah sebuah tarbiyah (pendidikan) dan ri’ayah (pengasuhan) dari Allah ta’ala, sehingga ujian tersebut bisa meningkatkan kualitas iman dan kepribadian serta akhlak pasutri dalam rumah tangganya.
Bagaimana ujian rumah tangga (talaq) bisa menjadi sarana tarbiyah pribadi dan karakter pasutri? Tidak lain jawabannya adalah takwa. Karena hanya takwalah yang mampu menghadirkan ta’ziimullah (pengagungan kepada Allah) baik ketika mengambil keputusan talaq atau tidak. Dengan ta’ziim inilah pasutri akan selalu mengambil Keputusan terbaik dengan cara yang terbaik pula, semata-mata karena Allah ta’al.
___________________________________
([1])(وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُواْ اللّهَ) [النساء:131]