INTRAKSIMU DENGAN ALQURAN BAG. 2

Di antara hal-hal yang dapat membantu seseorang dalam menjaga intraksinya dengan Alqur’an yaitu:
- Merasakan Keagungan Al-Qur’an yang Agung
Yaitu dengan merasakan keagungan Dzat yang berfirman dengan Al-Qur’an, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Al-Qur’an bukan sekadar kumpulan kata-kata, tapi ia adalah firman Allah ﷻ Tuhan semesta alam, Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana Allah Ta’ala berfirman:
تَنزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيم
“Turunnya Kitab ini berasal dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Az-Zumar: 1).
Syaikh As-Sa’di رحمه الله menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan betapa agungnya Al-Qur’an, karena ia bersumber dari Dzat yang Maha perkasa dan Maha bijaksana. Allah adalah Tuhan yang memiliki kemuliaan sempurna, tak ada satu pun makhluk yang mampu menandingi-Nya. Dengan keperkasaan-Nya, Allah menundukkan segala sesuatu. Dan dengan kebijaksanaan-Nya, Allah menciptakan dan mengatur alam semesta ini
Al-Qur’an diturunkan dari Dzat yang memiliki sifat-sifat ini. Perkataan itu merupakan sifat bagi yang mengatakannya, dan sifat mengikuti yang disifati. Sebagaimana Allah Ta’ala itu sempurna dari segala sisi dan tidak ada yang menyamai-Nya, demikian pula firman-Nya, sempurna dari segala sisi dan tidak ada yang menyamainya. Cukuplah hal ini saja sebagai penjelas kedudukan dan kemuliaan Al-Qur’an.”
- Berdoalah agar Dimudahkan Membaca Al-Qur’an
Berdoalah kepada Allah Ta’ala Agar Allah memberi taufik dan memudahkanmu dalam membaca Al-Qur’an, menjadikan lisanmu ringan melafalkannya, serta menjadikan rasa nyaman dan ketenanganmu dalam membaca Al-Qur’an itu. Karena kalau bukan karena taufik, pertolongan, dan kelembutan Allah kepadamu, niscaya engkau akan mendapati dirimu kesusahan dalam berentraksi dengan alqur’an dan beribadah kepada-Nya.
Dari sahabat Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه, ia menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah ﷺ menggenggam tangannya dan berkata: “Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Maka jangan pernah lupa untuk selalu membaca doa ini setiap selesai salat:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.’” (HR. Abu Dawud, no. 1522)
Di antara bentuk doa terbaik yang bisa kita panjatkan kepada Allah adalah permohonan agar Dia menolong kita untuk bisa menaati-Nya dan meraih keridhaan-Nya. Hal ini ditegaskan oleh ulama besar, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه الله, dalam salah satu perkataannya: “Permintaan terbaik kepada Allah adalah pertolongan untuk meraih keridhaan-Nya. Inilah doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ kepada sahabat tercintanya, Mu’adz bin Jabal رضي الله عنه.”.
Doa yang paling bermanfaat adalah permohonan agar diberi kekuatan untuk menaati Allah, dan karunia terbaik dari Allah adalah ketika Dia mengabulkan permintaan itu. semua doa-doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ sejatinya berputar pada tiga hal:
Memohon pertolongan untuk taat kepada Allah.
Meminta dijauhkan dari hal-hal yang menghalangi ketaatan.
Meminta kemudahan dan kelengkapan dalam menjalankan ketaatan itu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله juga berkata: “Aku renungkan doa yang paling bermanfaat, dan ternyata itulah: memohon pertolongan untuk meraih keridhaan Allah. Aku temukan inti dari doa ini dalam surat Al-Fatihah, pada ayat:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
Hidup Adalah Amanah, Waktu Adalah Ujian
Selalu merasa bahwa Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban atas umur yang kita habiskan di dunia ini. Dalam sabda Nabi ﷺ disebutkan:“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya: untuk apa ia habiskan…” (HR. Tirmidzi).
Jika kita benar-benar menyadari hal ini, maka cara terbaik untuk mengisi waktu dan menjalani hidup adalah dengan membaca Al-Qur’an, kitab Allah ﷻ yang penuh berkah.
Dosa: Penghalang Besar Menuju Kebaikan
Berhati-hatilah terhadap dosa dan maksiat.
Karena dosa bisa menjadi penghalang terbesar antara seseorang dan amal kebaikan. Dosa bisa membuat hati berat untuk taat, malas beribadah, bahkan melupakan Allah dan dzikir kepada-Nya.
Disebutkan bahwa salah satu orang saleh dari kalangan salaf, yaitu Kuraiz bin Wabarah رحمه الله, pernah didatangi seseorang yang melihatnya menangis. Orang itu bertanya:
“Apa yang terjadi padamu? Apakah ada keluargamu yang wafat?”
Ia menjawab, “Lebih berat dari itu.”
“Apakah kamu sedang sakit?”
Ia menjawab, “Lebih berat dari itu!”
“Lalu apa yang membuatmu menangis?”
Ia menjawab, “Pintuku tertutup, tirai sudah aku turunkan, tapi aku tidak membaca bagianku dari Al-Qur’an tadi malam. Dan itu semua terjadi karena dosa yang aku lakukan.”.



