Bagaimana Sikap Terhadap Perkara Bid’ah?

Bagaimana sikap kita dengan masyarakat dalam masalah ini (bid’ah) ๐
JAWABAN
Alhamdulillฤh, waแนฃ-แนฃalฤtu wa-s-salฤmu โalฤ Rasลซlillฤh, wa baโd.
Pertama: Bahaya Bidโah
Tidak diragukan lagi bahwa bidโah sangat berbahaya, dampaknya buruk di dunia maupun akhirat.
1. Bidโah adalah jalan menuju neraka.
Rasulullah ๏ทบ bersabda dalam khutbahnya:
ููุดูุฑูู ุงููุฃูู ููุฑู ู ูุญูุฏูุซูุงุชูููุงุ ููููููู ุจูุฏูุนูุฉู ุถูููุงููุฉู
โSeburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap bidโah adalah sesat.โ (HR. Muslim 867, al-Nasฤโฤซ 1578 dengan tambahan: ยซููููููู ุถูููุงููุฉู ููู ุงููููุงุฑูยป, dinyatakan sahih oleh al-Albฤnฤซ dalam Irwฤโ al-Ghalฤซl 3/73).
2. Bidโah adalah sebab perpecahan umat.
Ia membuat orang mengira dirinya di atas kebenaran, padahal sesat. Karena itu, para salaf sangat keras memperingatkan bahaya bidโah.
Allah ๏ทป berfirman:
ูููู ูููู ููููุจููุฆูููู ู ุจูุงูุฃูุฎูุณูุฑูููู ุฃูุนูู ูุงูุง * ุงูููุฐูููู ุถูููู ุณูุนูููููู ู ููู ุงููุญูููุงุฉู ุงูุฏููููููุง ููููู ู ููุญูุณูุจูููู ุฃููููููู ู ููุญูุณูููููู ุตูููุนูุง
“Katakanlah (Muhammad), ‘Apakah perlu Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.'” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Ibn Taymiyyah menafsirkan ayat ini:
ููุงูู ุณูุนูุฏู ุจููู ุฃูุจูู ูููููุงุตู ููุบูููุฑููู ู ููู ุงูุณูููููู ููุฒูููุชู ููู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงูุตููููุงู ูุนู ููุงูุฏููููุงุฑูุงุชู ููููุฏู ุฑููููู ุนููู ุนูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุทูุงููุจู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ููุบูููุฑููู ุฃููููููู ู ููุงูููุง ููุชูุฃูููููููููููุง ููู ุงููุญูุฑููุฑููููุฉู ููููุญูููููู ู ู ููู ุฃููููู ุงููุจูุฏูุนู ููุงูุถููููุงููุงุชู
“Said bin Abฤซ Waqqฤแนฃ dan selainnya dari kalangan salaf berkata: โ(Ayat ini) turun berkenaan dengan para ahli biara dan pertapaan (yakni rahib-rahib Nasrani).โ Dan telah diriwayatkan dari โAlฤซ bin Abฤซ แนฌฤlib raแธiyallฤhu โanhu dan selainnya bahwa mereka menafsirkannya tentang al-แธคarลซriyyah (yaitu Khawฤrij) dan semisal mereka dari kalangan ahli bidโah dan kesesatan”. (Majmลซโ al-Fatฤwฤ 10/449).
ููููุงูู ุงูุดููุงุทูุจูููู ุฑูุญูู ููู ุงูููููู ููููุตูููููู ู ุจูุงูุถููููุงูู ู ูุนู ุธูููู ุงููุงููุชูุฏูุงุกู ููุฏููู ุนูููู ุฃููููููู ู ุงููู ูุจูุชูุฏูุนูููู ููู ุฃูุนูู ูุงููููู ู ุนูู ููู ูุง ููุงูููุง ู ููู ุฃููููู ุงููููุชูุงุจู ุฃููู ููุง ู ููู ุญูููุซู ููุงูู ุงููููุจููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููู ุจูุฏูุนูุฉู ุถูููุงููุฉู
Al-Syฤแนญibฤซ rahimahullah berkata: โAllah menyebut mereka sesat padahal menyangka mendapat hidayah, ini menunjukkan bahwa mereka adalah ahli bidโah, baik dari umat Islam maupun ahli kitab.โ (al-Iโtiแนฃฤm 1/102).
Rasulullah ๏ทบ juga bersabda:
ู ููู ุฃูุญูุฏูุซู ููู ุฃูู ูุฑูููุง ููุฐูุง ู ูุง ููููุณู ูููููุ ูููููู ุฑูุฏูู
“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini (agama) yang tidak ada perintahnya, maka ia tertolak.” (HR. al-Bukhฤrฤซ 2697, Muslim 1718).
Ibn Rajab rahimahullah mengatakan:
ููููุฐูุง ุงููุญูุฏููุซู ุฃูุตููู ุนูุธููู ู ู ููู ุฃูุตูููู ุงููุฅูุณูููุงู ู ูููููู ููุงููู ููุฒูุงูู ููููุฃูุนูู ูุงูู ููู ุธูุงููุฑูููุง ููู ูุง ุฃูููู ุญูุฏููุซู ุงููุฃูุนูู ูุงูู ุจูุงููููููุงุชู ู ููุฒูุงูู ููููุฃูุนูู ูุงูู ููู ุจูุงุทูููููุง ููููู ูุง ุฃูููู ููููู ุนูู ููู ููุง ููุฑูุงุฏู ุจููู ููุฌููู ุงูููููู ุชูุนูุงููู ููููููุณู ููุนูุงู ููููู ููููู ุซูููุงุจู ููููุฐููููู ููููู ุนูู ููู ููุง ููููููู ุนููููููู ุฃูู ูุฑู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ูููููู ู ูุฑูุฏููุฏู ุนูููู ุนูุงู ููููู ููููููู ู ููู ุฃูุญูุฏูุซู ููู ุงูุฏููููู ู ูุง ููู ู ููุฃูุฐููู ุจููู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ููููููุณู ู ููู ุงูุฏููููู ููู ุดูููุกู
โHadits ini adalah salah satu dasar penting dalam Islam dan berfungsi sebagai timbangan untuk menilai amal perbuatan secara lahiriah, seperti halnya hadits tentang niat yang menjadi timbangan untuk menilai amal perbuatan secara batiniah. Setiap amal yang tidak dilakukan untuk mencari ridho Allah tidak akan mendapat pahala. Demikian pula, setiap amal yang tidak sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya akan ditolak. Siapa saja yang mengada-ada dalam agama tanpa izin dari Allah dan Rasul-Nya, maka itu bukanlah bagian dari agama..โ (Jฤmiโ al-โUlลซm wa al-แธคikam 1/176).
Kedua: Cara Menjaga Diri dari Bidโah
1. Menuntut ilmu syarโi.
Tidak melakukan ibadah apapun kecuali ada dalil dari Rasulullah ๏ทบ. Jika ragu, bertanya kepada ulama Ahlus Sunnah.
2. Menjauhi majelis ahli bidโah.
Ibn Qudฤmah menyebut bahwa salaf melarang duduk bersama ahli bidโah dan membaca buku mereka. (al-ฤdฤb al-Syarโiyyah 1/251).
3. Banyak berdoa memohon hidayah.
Doa dalam al-Fฤtiแธฅah:
ุงููุฏูููุง ุงูุตููุฑูุงุทู ุงููู ูุณูุชููููู ู
(QS. Al-Fฤtiแธฅah: 6).
Ibn Taymiyyah: โSiapa yang benar-benar membaca doa ini, Allah akan menjadikannya mendapat hidayah.โ (Majmลซโ al-Fatฤwฤ 8/515).
Doa Nabi ๏ทบ:
ุงููููููู ูู ุฑูุจูู ุฌูุจูุฑูุงุฆูููู ููู ููููุงุฆูููู ููุฅูุณูุฑูุงููููู… ุงููุฏูููู ููู ูุง ุงุฎูุชููููู ููููู ู ููู ุงููุญูููู ุจูุฅูุฐููููู
“Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail, dan Israfil… Tunjukkanlah aku kepada kebenaran di tengah perbedaan pendapat, dengan izin-Mu.” (HR. Muslim 770).
ุงููููููู ูู ุงููุฏูููู ููุณูุฏููุฏูููู
“Ya Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah aku.” (HR. Muslim 2725).
Doa Syaddฤd bin Aws:
ุงููููููู ูู ุฅููููู ุฃูุณูุฃููููู ุงูุซููุจูุงุชู ููู ุงูุฃูู ูุฑู…
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam urusan…” (HR. al-Nasฤโฤซ 1304, dinyatakan hasan).
4. Bertobat dari dosa dan bidโah.
Nabi ๏ทบ berdoa:
ุงููููููู ูู ุงุบูููุฑู ููู ุฎูุทููุฆูุชูู ููุฌูููููู… ุงููููููู ูู ุงุบูููุฑู ููู ู ูุง ููุฏููู ูุชู ููู ูุง ุฃูุฎููุฑูุชู…
“Ya Allah, ampunilah kesalahanku dan kebodohanku… Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.” (HR. al-Bukhฤrฤซ 6398, Muslim 2719).
Ketiga: Kewajiban Mengingkari Bidโah
Bidโah termasuk kemungkaran terbesar, maka mengingkari dan menasihati pelakunya termasuk amal yang paling mulia.
Allah ๏ทป berfirman:
ููููุชููููู ู ูููููู ู ุฃูู ููุฉู ููุฏูุนูููู ุฅูููู ุงููุฎูููุฑู ููููุฃูู ูุฑูููู ุจูุงููู ูุนูุฑูููู ูููููููููููู ุนููู ุงููู ูููููุฑู
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS. ฤli โImrฤn: 104).
Nabi ๏ทบ bersabda:
ู ููู ุฑูุฃูู ู ูููููู ู ู ูููููุฑูุง ููููููุบููููุฑููู ุจูููุฏูููุ ููุฅููู ููู ู ููุณูุชูุทูุนู ููุจูููุณูุงููููุ ููุฅููู ููู ู ููุณูุชูุทูุนู ููุจูููููุจูููุ ููุฐููููู ุฃูุถูุนููู ุงููุฅููู ูุงูู
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim 49).
Syarat dalam mengingkari bidโah:
1. Berilmu dengan hujjah yang kuat.
Mengutip perkataan ulama yang terpercaya agar mudah diterima.
Allah berfirman:
ูููู ููุฐููู ุณูุจููููู ุฃูุฏูุนูู ุฅูููู ุงูููููู ุนูููู ุจูุตููุฑูุฉู ุฃูููุง ููู ููู ุงุชููุจูุนูููู
“Katakanlah (Muhammad), ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru (kamu) kepada Allah dengan ilmu yang nyata’.” (QS. Yลซsuf: 108).
Ibn Taymiyyah: โPengikut Rasul menyeru kepada Allah di atas ilmu dan bashฤซrah, bukan hawa nafsu.โ (Majmลซโ al-Fatฤwฤ 27/427).
2. Menggunakan kelembutan.
Allah berfirman:
ุงุฏูุนู ุฅูููู ุณูุจูููู ุฑูุจูููู ุจูุงููุญูููู ูุฉู ููุงููู ูููุนูุธูุฉู ุงููุญูุณูููุฉู
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” (QS. al-Naแธฅl: 125).
Al-Saโdฤซ: โAjaklah sesuai kondisi orang yang diajak, dengan hujjah yang ia pahami, dan jangan sampai berubah menjadi perdebatan sia-sia.โ (Tafsฤซr al-Saโdฤซ hlm. 452).
Namun bila seseorang aktif menyebarkan bidโah dan syubhat, maka lebih selamat tidak duduk bersamanya.
Ibn โAbd al-Barr: โDibolehkan memutus hubungan dengan muslim bila khawatir agamanya rusak karena pergaulan itu.โ (al-Tamhฤซd 6/127).
Kesimpulan
– Bidโah adalah perkara berbahaya, termasuk sebab kesesatan dan perpecahan umat.
– Seorang muslim wajib menjauhinya dengan menuntut ilmu, doa, menjauhi ahli bidโah, dan bertobat.
– Mengingkari bidโah adalah kewajiban besar, dengan ilmu dan kelembutan.
– Bila tidak mampu, jauhi agar selamat agama kita.
Wallฤhu aโlam.



