Penyakit Hati Yang Disukai Oleh Syaitan
Sesungguhnya sikap mukmin yang sejati, ketika nikmat Allah tercurah kepada salah satu hambanya, adalah merealisasikan bentuk nyata dari zikir ini:
اللهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya Allah sesungguhnya apapun yang kami dapatkan dari pada nikmatmu, ataupun kepada hambamu yang lain, maka itu adalah dari karuniamu semata, tidak ada sekutu bagimu, dan bagimulah segala pujian yang baik dan syukur” [HR. Abu Daud dan Nasai][1].
Sesungguhnya sifat iri dan dengki adalah sifat yang sangat keji, ini merupakan salah satu sifat syaitan yang terkutuk, dan ini juga termasuk sifat buruk orang-orang yahudi:
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (QS. An-Nisa: 54).
Kita semua mencita-citakan sebuah tatanan masyarakat islam yang bersatu, sebuah persatuan umat muslim yang kuat di bawah panji Islam, namun ketahuilah bahwa persatuan itu bukan hanya bersifat lahiriyah dan jasadiah (persatuan yang hanya terlihat secara fisik), lebih penting dari itu adalah bersatunya hati dan batin umat Islam, mereka saling mencintai dan karena Allah ta’ala.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Inilah persautan yang dapat menguatkan sebuah masyarakat Islam, di mana hati mereka bersih dari segala penyakit yang dapat merusak ukhuwah islamiah, mudah memaafkan mudah menerima udzur satu sama lain, mendoakan satu salam lain terutama di kala sendiri dalam ibadah, menjaga lisan sehingga tidak menyinggung dan menyakiti perasaan saudaranya. Sungguh masyarakat seperti inilah sangat kita idam-idamkan.
Sebagian ulama mengatakan: sesungguhnya iman itu akan merembes (berkurang sedikit demi sedikit) dari hati seorang pendengki, seperti merembesnya air dari wadah yang bocor.
Sungguh merupakan anugerah yang tak ternilai harganya ketika Allah memberi taufiq kepada kita, untuk kita menghilangkan segala sifat iri, benci dan dengki dari hati kita.
Syaitan bisa jadi kalah dan menyerah untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesyirikan, namun ia tidak akan pernah menyerah untuk menanamkan bibit-bibit perpecahan di antara kaum muslimin, menghembuskan perselisihan di antara mereka, sehingga mereka saling membenci yang berbuntut pada api permusuhan, wal ‘iyadzu billah.
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّوْنَ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيْشِ بَيْنَهُمْ
“Sesungguhnya setan sudah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat (kaum muslimin). Namun ia tidak putus asa untuk mengadu domba mereka.” (HR. At-Tirmidzi).
Sungguh amatlah banyak sekali contoh-contoh perbuatan dengki ini, di antaranya senang dengan kecelakaan orang lain, atau bila orang lain itu salah, atau memang sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain, atau bisa juga dengan selalu berprasangka buruk dengan mencari-cari aib dan lain sebagainya. Ini semua adalah penyakit hati yang berbahaya, dan ini pulalah yang paling disukai oleh iblis laknatullah alaihi.
Bila nikmat semakin banyak maka semakin banyak pula orang yang mendengki, mungkin mudah untuk berdamai dengan orang yang marah, namun tidak semudah untuk berdamai dengan pendengki, karena yang dia inginkan adalah hilangnya nikmat dari saudaranya itu. Namun dengan mendekatkan diri pada Allah, maka ia akan selalu menjaga hambanya dari keburukan para pendengki.
Dari sini jelaslah betapa buruknya sifat dengki ini, oleh karena itu wajib bagi kita untuk selalu membersihkan hati kita, khsususnya dari sifat-sifat buruk ini. Berikut ini ada beberapa kiat yang bisa membantu kita:
- Selalu berzikir pada Allah, perbanyak pula tilawah al-Quran dengan mentadaburinya, karena dengan itu seorang akan semakin tinggi derajatnya dan hatinya pun semakin bersih. Karena al-Quran adalah sumber ketenangan dan obat yang paling mujarab untuk penyakit hati.
- Banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, karena dengan itu Allah akan semakin dekat dengan kita. Di antara doanya orang-orang yang sholeh adalah:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ [الحشر: 10]
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10).
- Selalu mengawasi “pergerakan” hati kita dibarengi dengan muhasabah diri dengan rutin, sehingga iman kita akan selalu terupgrade.
- Tidak putus berjuang (mujahadah) untuk menata hati agar selalu bersih dan istiqomah. Ini memang hal yang berat, namun harus tetap dilakukan.
- Menjauhi perbuatan maksiat, menjaga diri dari perbuatan buruk karena ini dapat merusak hati kita, sehingga mudah untuk terjangkiti penyakit-penyakit lainnya.
- Selalu menjaga keikhlasan, bersikap rendah hati agar bisa membasmi bibit-bibit kesombongan yang bisa saja timbul dalam hati.
______________________
[1] Hadits ini dianggap baik sanadnya oleh imam Nawawi, dan syekh Syuaib al-Arnauth juga menghasankan sanadnya. Adapun syekh Albani melemahkan sanadnya.