MENGAJAK UNTUK MEMPERKUAT HUBUNGAN KELUARGA SEBELUM RAMADAN

MENGAJAK UNTUK MEMPERKUAT HUBUNGAN KELUARGA SEBELUM RAMADAN
Ghifari Hafidh Ramadhan
Dalam kehidupan yang penuh kesibukan dan rutinitas sehari-hari, keluarga sering kali menjadi pihak yang terlupakan dalam perhatian dan kasih sayang kita. Padahal, keluarga adalah nikmat yang Allah titipkan sebagai ladang kebaikan dan tempat kita menanam benih amal saleh. Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, kesempatan ini menjadi momen yang sangat tepat untuk memperkuat hubungan keluarga, sehingga keluarga dapat menjadi pondasi yang kokoh dalam menjalani ibadah selama bulan penuh berkah ini.
Pentingnya Keluarga dalam Islam
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan keluarga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim.” (QS. An-Nisa’: 1).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
(رواه البخاري ومسلم)
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan keluarga bukan hanya membawa keberkahan dalam kehidupan dunia, tetapi juga memperkuat fondasi amal yang akan dirasakan di akhirat.
Mengapa Perlu Memperkuat Hubungan Keluarga Sebelum Ramadan?
- Menciptakan Harmoni untuk Ibadah yang Khusyuk
- Membangun Dukungan Spiritual
- Menghapus Dosa dan Kesalahan
Langkah-langkah Memperkuat Hubungan Keluarga
- Perbanyak Komunikasi yang Baik
- Saling Memaafkan
- Beribadah Bersama
- Berbagi Tugas Persiapan Ramadan
- Perbanyak Komunikasi yang Baik
Salah satu cara terbaik untuk memperkuat hubungan keluarga adalah dengan meningkatkan komunikasi yang positif dan penuh kasih sayang. Luangkan waktu secara khusus untuk berbincang dari hati ke hati dengan anggota keluarga, baik orang tua, pasangan, maupun anak-anak. Dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian tanpa menghakimi atau memotong pembicaraan, Tunjukkan empati dan berikan tanggapan yang menenangkan hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan terbaik dalam komunikasi keluarga. Beliau selalu bersikap lembut kepada istrinya dan penuh perhatian kepada anak-anak serta cucunya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ pernah mencium cucunya, Al-Hasan bin Ali radhiallahu ‘anhuma, dan berkata:
“مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ”
“Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah ﷺ juga senantiasa memberikan perhatian penuh kepada siapa pun yang berbicara dengan beliau, meskipun itu adalah anak kecil. Sikap ini menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan dengan sepenuh hati sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang.
- Saling Memaafkan
Momen menjelang Ramadan adalah waktu yang paling indah untuk membersihkan hati dari segala bentuk dendam, iri, atau rasa sakit yang mungkin terpendam. Dengan saling meminta dan memberi maaf, kita membuka pintu keberkahan serta menjadikan hati lapang untuk menerima rahmat Allah yang melimpah selama bulan suci.
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama, terutama dengan memaafkan kesalahan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ
“Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya saling berpapasan lalu yang satu berpaling dan yang lain pun berpaling. Yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai dengan salam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa keutamaan seorang Muslim bukan terletak pada ketiadaan kesalahan, tetapi pada kemampuannya untuk memaafkan dan berinisiatif memperbaiki hubungan. Memulai dengan memberi salam adalah tanda kerendahan hati dan kekuatan iman. Dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala juga memuji orang-orang yang mudah memaafkan:
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(QS. Ali Imran: 134)
- Beribadah Bersama
Bulan Ramadan adalah momen istimewa yang penuh keberkahan, bukan hanya untuk meningkatkan hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala tetapi juga mempererat ikatan keluarga melalui ibadah bersama. Dengan salat berjamaah, tilawah Al-Qur’an bersama, hingga menghadiri majelis ilmu secara kolektif, keluarga tidak hanya mendapatkan pahala yang berlipat ganda, tetapi juga menumbuhkan kebersamaan yang harmonis dan penuh cinta.
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an bersama di bulan Ramadan menjadi sarana memperkuat cinta pada wahyu Ilahi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan meliputi mereka, malaikat akan menaungi mereka, dan Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Dengan menghadiri majelis ilmu secara kolektif, baik secara langsung maupun virtual, keluarga mendapatkan pemahaman agama yang lebih dalam dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas ibadah. Kegiatan ini juga mengingatkan kita pada tradisi para sahabat Rasulullah yang senantiasa belajar bersama untuk menguatkan keimanan mereka.
4.Berbagi Tugas Persiapan Ramadan
Pertama, ajak seluruh anggota keluarga membersihkan rumah. Selain menjadikan rumah nyaman dan bersih, aktivitas ini dapat diiringi dengan niat ibadah agar setiap sudut rumah menjadi tempat yang diberkahi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim).
Selain membersihkan rumah, buatlah jadwal ibadah yang jelas, seperti waktu khusus untuk salat berjamaah, tadarus Al-Qur’an, dan waktu berbagi faedah ilmu agama. Dengan adanya jadwal yang disepakati bersama, setiap anggota keluarga akan lebih mudah menjaga konsistensi ibadah sepanjang Ramadan.
Kemudian, libatkan semua anggota keluarga dalam merencanakan menu sahur dan buka puasa. Biarkan setiap orang menyampaikan preferensi mereka sehingga tercipta suasana kekompakan dan saling menghargai. Aktivitas ini juga dapat mengajarkan nilai kerja sama dan kasih sayang dalam keluarga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri selalu memperlihatkan kasih sayang dalam membantu urusan keluarga. Dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu keluarganya, dan jika waktu salat tiba, beliau keluar untuk salat.” (HR. Bukhari).