Kisah Heroik di Bulan Terbaik

Pertama: Heroik Perang Badr Kubra
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke-2 H. Kaum muslimin yang berjumlah 313 personel pasukan melawan sekitar 1000 personel pasukan kaum kafir Quraisy. Pasukan musuh juga memiliki persenjataan yang lebih canggih. Mereka melengkapi diri dengan baju dan kendaraan perang yang begitu banyak, sementara pasukan kaum muslimin tidak memiliki persenjataan lengkap. Bagaimana kisah heroik Perang Badar? Mari ikuti kisahnya.
Sesaat sebelum perang berlangsung, Hamzah bin Abdul Mutthalib, Ali bin Abi Thalib, dan Ubaidah bin al-Harits radhiyallahu ‘anhum maju berduel satu lawan satu dengan tiga pemuka kaum musyrikin. “Allahu Akbar!” Pekik kaum muslimin saat ketiga tokoh Islam itu berhasil menebas tiga jagoan musuh, yaitu ‘Utbah bin Rabi’ah, anaknya Walid bin ‘Utbah, dan saudaranya Syaibah bin Rabi’ah.
Syaibah dan Walid rubuh sementara ‘Ubaidah dan Utbah sama-sama terluka. Setelah Utbah akhirnya mati, Hamzah dan Ali mengangkat ‘Ubaidah yang sebelah lututnya hampir putus terbelah pedang. Ubaidah bin al-Harits akhirnya wafat setelah perang lantaran parahnya luka yang dideritanya.
Setelah adu duel ini, perang pun pecah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus mengibarkan semangat pasukannya dengan berseru, “Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, hari ini tidaklah seorang memerangi musuh dengan sabar, bertahan sampai mati dengan menghadapkan muka ke arah musuh, bukan mati karena lari, melainkan Allah memasukkannya ke dalam surga!”
Pada perang ini, Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu berhasil menusukkan pedang ke arah bekas majikannya, Umayyah bin Khalaf, yang dulu pernah menyiksanya habis-habisan. Dua prajurit muda berhasil mendesak Abu Jahal dan membunuhnya. Pasukan Quraisy pun mundur kembali ke Makkah dengan mengusung kekalahan.
Kedua: Heroik Fathu Makkah
Fathu Mekah (penaklukan Kota Makkah) terjadi pada 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah. Dengan peristiwa ini, Allah menyelamatkan Kota Makkah dari belenggu kesyirikan dan kezaliman, menjadi kota bernapaskan Islam, dengan ruh tauhid dan sunnah. Bagaimana kisah heroik Fathu Makkah? Mari ikuti kisahnya.
Saat Fathu Mekkah, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam memasuki Makkah dengan menundukkan kepala sambil membaca firman Allah: “Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (QS. Al Fath: 1)
Beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah, “Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.”
Beliau terus berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau kemudian bertawaf dengan menunggang unta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah yang beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’: 81)
Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau bersabda: “Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah. Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?” Mereka pun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.”
Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!”
Fathu Makkah merupakan kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan Allah dengannya. Suku-suku bangsa Arab pun berbondong-bondong masuk Islam. Demikianlah karunia besar yang Allah berikan.
Ketiga: Heroik Saifudin Qutuz.
‘Ainun Jalut, di antara perang terbesar terjadi pada 25 Ramadan 658 H/3 September 1260 M. Bagaimana kisah heroiknya? Saifuddin Qutuz adalah orang kepercayaan Sultan al-Mu’iz Izuddin Aibek dan anaknya, Sultan al-Manshur Ali. Salah satu prestasi terbesarnya adalah mengalahkan pasukan Mongol.
Ketika Mongol sampai di wilayah Syam, mereka mengutus duta kepada Qutuz agar menyerah dan tunduk kepada Mongol, tunduk kepada bangsa Asia Tengah yang telah menjelma menjadi kekuatan dunia. Kekuatan besar yang telah mengalahkan negeri sebesar Tiongkok. Tak ada satu pun negeri-negeri Timur mampu membuat mereka mundur.
Qutuz membalas sikap Mongol yang menganggap remeh Daulah Mamluk ini dengan memenggal para utusan itu. kemudian memajang kepala mereka di depan Gerbang Zuwaylah, salah satu gerbang di Kota Kuno Kairo, Mesir. Hal ini menegaskan sikap Daulah Mamluk, mereka menyambut genderang perang yang ditabuh Mongol terhadap negara-negara Islam. Peristiwa ini mengawali perang besar yang kita kenal dengan Perang ‘Ainun Jalut. Perang paling bersejarah dalam perjalanan Kota Kairo. Perang yang –atas izin Allah- menyelamatkan peradaban Islam dari keganasan bangsa Mongol.
Keempat: Heroik Muhammad al-Fatih
Pengepungan Kota Kostantinopel terjadi pada 12 Ramadan 805 H/5 April 1453 M. Bagaimana kisah heroiknya? Muhammad al-Fatih adalah salah sultan Kesultanan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ke-tujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.
Saat peperangan dahsyat terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Sultan Muhammad berhasil memasuki Kota Kostantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Kostantinopel.
Kelima: Heroik Pemuda Kemerdekaan Indonesia.
Persistiwa-peristiwa penting menuju kemerdekaan Indonesia terjadi pada bulan Ramadan 1334 H / 1945 M. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk satu hari menjelang malam pertama bulan Ramadhan. Pada tanggal satu Ramadhan, tentara sekutu menjatuhkan bom ke Kota Nagasaki yang berakibat lumpuhnya kekuatan Jepang dan berada di ambang kekalahan perang.
Keesokan harinya pada tanggal 2 Ramadhan, Soekarno, Hatta, dan Radjiman menemui Marsekal Terauchi di Vietnam untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 6 Ramadhan, Jepang menyerah kepada pasukan sekutu. Hingga akhirnya para pemuda menyusun kerjasama dan siasat untuk merebut kekuasaan dari Jepang.
Pada malam harinya sekitar pukul 22.00 tanggal 7 Ramadhan, para pemuda yang dipimpin oleh Wikana mendatangi kediaman Soekarno untuk mendesak Proklamasi Kemerdekaan dilakukan malam itu juga. Namun, pada dini hari tanggal 8 Ramadhan, Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok.
Bung Karno menuturkan bahwa sejak dari Saigon, sudah merencanakan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat hari Jumat. Selama masa persiapan menuju kemerdekaan, Bung Karno meminta rekomendasi dari beberapa ulama. Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan rekomendasi yang diberikan oleh K.H Abdoel Moekti dari Muhammadiyah. K.H. Hasyim Asy’ari memberikan kepastian kepada Bung Karno untuk tidak takut memproklamirkan kemerdekaan.
Penculikan berakhir ketika Mr. Achmad Soebardjo menjemput Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta. Menurut Mr. Achmad Soebardjo, pukul 03.00 pada waktu sahur Ramadhan teks proklamasi didiktekan oleh Bung Hatta, dan di tulis oleh Bung Karno.
Penutup
Demikian beberapa kisah heroik di bulan terbaik. Semoga kita dapat mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya. Wallahu a’lam.
Referensi: