Tatsqif

DIAGNOSA HATI

Medical Check Up biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki Riwayat penyakit yang berkepanjangan, sehingga mesti rutin untuk medical check up ke dokter untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Dari hasil check up yang dilakukan oleh dokter maka ia akan memindahkan hasil medical check up.

Pertanyaannya? Bagaimana hati kita apakah senantiasa dicek kesehatannya, atau jangan sampai selama ini ia sakit, atau bahkan sudah mati namun kita tidak menyadarinya? Ketahuilah bahwa hati yang mati itu lebih berbahaya dibandingkan dengan fisik yang mati. Kenapa demikian? Karena ketika fisik yang mati kita bisa secara otomatis merasakannya, matinya fisik bisa langsung menghentikan Gerakan kita, menghentikan detak jantung, atau berhentinya berfungsi paru-paru. Namun jika hati yang mati, bisa jadi kita masih bergerak, hidup sebagaimana orang lain hidup, namun segala apa yang kita lakukan itu tidak mendatangkan kebaikan dan menambah bekal akhirat kita.

Setidaknya ada tiga indikator yang bisa terbaca dengan jelas, ketika seseorang memiliki hati yang bersih dan terhindar dari penyakit-penyakit yang parah.

Pertama, kerinduannya kepada Khidmah seperti kerinduannya orang haus terhadap air. Artinya ia selalu ingin terhubung dengan Allah, berinvestasi dengan Allah dengan seluruh pengorbanannya kepada Allah. Ia selalu ingin setiap tingkah lakunya bernilai ibadah di hadapan Allah. Makanya kata Yahya “setiap orang yang berkhidmah kepada Allah, maka segala sesuatu yang ia kerjakan akan dibuat senang dengannya”. Jadi apapun yang kita kerja dan kita merasa Bahagia dengan pekerjaan itu karena selalu menghadirkan Allah, maka itulah indikator hati yang sehat.

Kedua, Perasaan hati yang selalu terpaut kepada ketaatan kepada Allah, dari pagi siang sampai malam, hatinya selalu focus untuk senantiasa melakukan ketaatan Allah. Artinya ia dengan secara sadar bahwa hidup itu sepenuhnya didedikasi untuk berbuat taat di sepanjang hidupnya. Taat yang tidak membuat ia sombong, taat yang tidak membuat ia seperti langit, namun taatnya membuat ia semakin menunduk dan membumi. Hati ia sensitive ketika ingin atau  sudah berbuat kemaksiatan. Pemilik hati yang bersih bukan berarti tidak pernah berbuat dosa atau kemaksiatan. Hati yang sehat tetap akan berbuat kesalahan karena kita ini manusia, fitrahnya manusia tetap punya dosa, karena kita bukan malaikat. Namun karena hatinya selalu terpaut dalam ketaatan, maka ketika ia telah melakukan dosa, maka ia akan segera melakukan kebaikan untuk menutupi kesalahannya.

Ketiga, ia bakhil (pelit) terhadap waktu. Salah satu tanda seorang mukmin yang bersih hatinya adalah ia yang bakhil terhadap waktu, bahkan bakhil nya terhadap waktu melebihi bakhilnya terhadap harta. Ia selalu memikirkan ketaatan apa yang ia akan kerjakan di waktu pagi, siang dan malam, ia sangat bakhil untuk menggunakan waktunya dalam perkara sia-sia atau yang tidak berguna. Karena nikmat waktu adalah nikmat yang seringkali dilalaikan oleh kebanyakan manusia.

Semoga kita diberikan Hati yang bersih, sehingga kita bisa memaksimalkan ketaatan kita kepada Allah.

Muhammad Ali, S.H.

Mahasiswa S1, Jurusan Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button