Nikmat Tanpa Syukur (bag 6)

Waktu Sebagai Sumber Murka Rabb
Ketika digunakan untuk membeli neraka dengan perbuatan maksiat terhadap Yang Maha Perkasa dan menjual surga dengan harga yang sangat murah, karena hal ini sebagian orang berkata, “Di antara alamat murka Allah Taala adalah menyia-nyiakan waktu, maka siapa yang sedang dimurkai oleh Allah, ia akan disibukkan sehingga lalai dari mengingat Allah dan habis waktunya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Saudaraku, sifat malas adalah teman yang paling buruk, menyia-nyiakan waktu akan mendatangkan rasa penyesalan di hari kiamat, menggelincirkan kaki dari atas jembatan shirath, serta membuat menggigit jari berduka di dalam neraka jahanam.
Maka berhati-hatilah menjaga dirimu, dengan menjadi seorang alim atau penimba ilmu atau pembaca atau pendengar atau peneliti atau pelantun Alquran atau pengkaji ulang atau seorang ahli ibadah.
Janganlah menjadi orang yang menyia-nyiakan waktunya, membuang-buang setiap detiknya, menghamburkan setiap jamnya karena lebih mementingkan rasa nyaman dan rasa malas di dunia daripada beramal demi kenikmatan di surga kelak.
Panggilan Untuk Para Pemuda
Inilah seorang wanita mulia dari kalangan tabi’in Hafshah binti Sirin, ia berkata, “Manfaatkanlah waktu kalian sebaik-baiknya, wahai para pemuda! Karena aku tidak melihat masa yang lebih baik untuk beramal selain di waktu muda.”
Masa muda sangat cepat berlalu seperti kilat yang meyambar, imam Ahmad berkata, “Tidaklah aku mengibaratkan pemuda itu kecuali seperti sesuatu yang diletakkan di saku tangan yang kemudian terjatuh darinya.”
Maka beramallah wahai pemuda sebelum waktu berlalu dan tiba saatnya malaikat pencabut nyawa datang. Beramallah sebelum uban bermunculan di kepalamu kemudian fisikmu menjadi lemah dan tidak mampu berdiri untuk shalat serta tidak sanggup berpuasa maka engkau pun menyesal sebagaimana Abu Utsman seorang sastrawan yang masyhur menyesali dirinya dan berkata, “Apakah engkau berharap untuk menjadi seperti engkau di hari-hari mudamu, sedangkan engkau sudah menua, sungguh dirimu telah membohongimu, tidaklah sama baju yang sudah usang dengan baju yang baru.”
Siapa yang mengetahui bahwa masa muda adalah tamu yang tidak akan kembali maka ia akan menyibukkan masa mudanya dalam ketaatan kepada Allah dan berharap dengannya dapat menjadikan agama dan dunianya lebih baik. Siapa yang terbiasa di waktu kecilnya untuk melakukan sesuatu maka ia akan mampu melakukannya di waktu tuanya. Siapa yang menuruti hawa nafsunya di masa mudanya maka ia akan menyesal di waktu tuanya, dan apakah penyesalan itu akan berguna baginya kelak?
Wahai pemuda, manfaatkan sebaik-baiknya waktu mudamu dan tinggalkan alasan-alasan untuk tidak mengerjakan amalan-amalan orang saleh, berteman dengan orang-orang terbaik serta menangis di sepertiga akhir malam.
Suri Teladan Para Pemuda
Sa’d bin Mu’adz – Pemimpin para pemuda kaum Anshar – masuk islam satu tahun sebelum hijrah Nabi ke Madinah dan meninggal sebagai syahid di tahun ke lima hijriah yang artinya beliau hidup sebagai seorang muslim selama enam tahun saja. Akan tetapi walaupun masa ini begitu singkat, ia dipenuhi dengan berkah karena ia berhasil menggunakan semua waktunya untuk islam sehingga arsy Rahman pun bergetar ketika ia wafat, para malaikat mengantarkan jenazahnya ke kuburnya. Ketika para sahabat kagum dengan kain sutra yang begitu halus dan lembut, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangannya, tisu-tisu Sa’d bin Mu’adz di surga lebih baik dari sutra ini.” (Hadis shahih, dalam kitab Shahih al Jami al Shagir no. 7056)
Inilah suri teladan itu, lalu adakah pengikutnya? Dan inilah jalan yang ditempuhnya, lalu adakah orang yang akan mengikuti jalan ini?
Lalu apa tindak lanjut setelah pembahasan ini?
Saudaraku… ketahuilah bahwa siapa pun yang tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya, maka ia akan kehilangan nikmat-Nya.
Bersyukur atas nikmat harta:
- Bayarkan zakat atas hartamu. Jika belum wajib zakat, maka bersedekahlah, karena sekecil apapun itu akan melindungimu dari api neraka. “Lindungilah dirimu dari api neraka, meskipun dengan setengah buah kurma.”
- Sang pelajar bersedekah dengan uang sakunya, si fakir memberi kepada yang lebih miskin darinya, orang yang membutuhkan membantu mereka yang lebih membutuhkan darinya, dan si kaya lebih berkewajiban untuk memberi daripada mereka semua.
Bersyukur atas nikmat mata.
- Sisihkan waktu satu jam setiap pekan untuk merenungkan ciptaan Allah, atau menonton acara yang membahas tentang hal ini (sains dan iman), atau pergi jalan-jalan bersama keluarga dan luangkan waktu untuk merenung.
- Pejamkan matamu agar engkau menangis. Saksikan pemakaman agar engkau menangis.. Hadirilah majelis ilmu dan tazkiyatun nafs agar engkau menangis, bacalah Alquran dengan khusyuk agar engkau menangis, renungilah dosa-dosamu agar engkau menangis.
Bersyukur atas nikmat lisan:
- Jagalah agar lidahmu tetap basah dengan berzikir kepada Allah: Jagalah agar lidahmu tetap sibuk dengan berzikir kepada Allah selama dalam perjalanan, di waktu luangmu, dan jangan buang-buang waktumu dengan sia-sia.
- Menyeru kepada yang ma’ruf, mengajak kepada kebaikan, dan berdakwah kepada Allah merupakan amalan lisan yang paling banyak pahalanya dan penuh berkah.
- Jangan mencari keuntungan dengan menghambur-hamburkan modal: Jangan berbohong, jangan menggunjing, jangan mengumpat, jangan bergosip, dan seterusnya.
Bersyukur atas nikmat istri.
- Buatlah kesepakatan dengannya bahwa kalian akan menghafal Alquran bersama dengan jumlah halaman tertentu setiap pekan.
- Tanyakan padanya tentang shalatnya, Al-Qur’annya, dan hubungannya dengan Allah. Sebagaimana engkau tanyakan padanya tentang kondisi rumah dan anak-anak.
- Bersikaplah lembut padanya dalam memberi nasihat dan secara bertahap dalam menerapkannya.
Bersyukur atas nikmat waktu:
- Aturlah jadwal untuk pekerjaan Anda selama seminggu dan tentukan waktu luang sebagai persiapan untuk mengisinya dengan hal-hal bermanfaat.
- Kewajiban-kewajiban lebih banyak daripada waktu, maka bantulah orang lain agar mereka dapat memperoleh manfaat dari waktu mereka, dan jika Anda memiliki kebutuhan, selesaikanlah segera dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
(Diterjemahkan dari kitab Hibbi Ya Rihal Iman, karya Khalid Abu Syadi)