Mimbar Jumat

Khutbah Jumat: Peran Pemuda dalam Kebangkitan Umat

Khutbah pertama:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

قال الله تعالى: ﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ ‌حَقَّ ‌تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102].

﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ‌نَفْسٍ ‌وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾ [النساء: 1]، أَمَّا بَعْدُ:

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla.

Marilah kita bersyukur atas limpahan nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita semua, baik itu nikmat iman, nikmat aman, nikmat kesehatan, dan berbagai macam nikmat yang patut untuk senantiasa kita syukuri. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, panutan dan suri tauladan kita, dan semoga kita semua bisa mendapatkan syafa’at beliau di hari kiamat kelak, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam keadaan ramai maupun sepi. Karena hanya dengan takwa, kita akan memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat kelak.

Pada kesempatan mulia ini, khatib mengajak hadirin sekalian untuk merenungkan sebuah tema yang menarik, yaitu “Peran Pemuda dalam Kebangkitan Umat.”

Pemuda adalah pilar kekuatan, harapan, dan penentu arah peradaban. Sejarah mencatat, setiap kebangkitan dan perubahan besar selalu dipelopori oleh semangat para pemuda. Salah satu contohnya adalah ikrar sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres pemuda II menghasilkan ikrar yang sangat penting, yang menguatkan persatuan Indonesia.

Hadirin yang Berbahagia,

Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an telah mengabadikan kisah para pemuda beriman yang teguh pendirian, seperti kisah Ashabul Kahfi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

﴿نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَٰهُمۡ هُدًى﴾

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka (Ashabul Kahfi) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS. Al-Kahfi: 13).

Ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahwa pemuda teladan adalah pemuda yang memiliki fondasi keimanan yang kokoh. Mereka bukan hanya berbekal semangat fisik, tetapi juga memiliki petunjuk dari Allah Ta’ala, sebagai kompas dalam menjalani kehidupan.

Lalu, apa peran strategis pemuda dalam kebangkitan umat? Setidaknya ada tiga peran utama yang harus diemban oleh generasi muda Muslim:

Penjaga Akidah dan Ibadah (Kekuatan Spiritual)

Masa muda adalah masa puncak energi dan godaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan naungan Allah pada hari kiamat bagi tujuh golongan, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi dengan naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya: Pemimpin yang adil, Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Tuhannya,…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pemuda harus menjadi benteng pertama yang menjaga kemurnian akidah, menjauhi syirik, khurafat, dan menjadi teladan dalam ketaatan, terutama dalam melaksanakan shalat berjamaah. Kebangkitan umat mustahil terjadi tanpa kebangkitan jiwa yang dekat dengan Allah Azza wa Jalla.

Pelopor Ilmu dan Pembangunan Peradaban (Kekuatan Intelektual)

Umat yang bangkit adalah umat yang menguasai ilmu pengetahuan. Pemuda Muslim harus menjadi pribadi yang haus akan ilmu, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu umum lainnya. Mereka harus menjadi agent of change (agen perubahan) yang unggul dalam bidang teknologi, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, sehingga umat tidak lagi bergantung pada pihak lain. Masa muda adalah waktu terbaik untuk belajar, mencetak prestasi, dan berinovasi.

Penggerak Akhlak dan Kontrol Sosial (Kekuatan Moral)

Pemuda adalah cermin masa depan umat. Mereka harus hadir di tengah masyarakat sebagai perekat persatuan, menjauhi perpecahan, dan menjadi pelopor akhlakul karimah. Dalam pergaulan dan penggunaan media sosial, pemuda harus bijak, berani menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dengan hikmah, serta menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keadilan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Kesempatan masa muda adalah nikmat yang akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai kekuatan dan waktu luang ini terbuang sia-sia untuk hal-hal yang melalaikan. Jadikan masa muda sebagai investasi amal saleh demi kebangkitan agama, bangsa, dan diri kita sendiri.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah kedua:

الْـحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِيَ إِلَى رِضْوَانِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. أَمَّا بَعْدُ.

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Kerjakanlah segala perintah-Nya! Dan jauhilah segala larangan-Nya! Ingatlah sesungguhnya Allah Maha Pengampun, dan sesungguhnya Azab-Nya sangatlah pedih.

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Sebagai penutup khutbah ini, izinkan khatib menyampaikan nasehat singkat bagi kita semua, yaitu berbekallah dengan tiga kekuatan pokok:

Kekuatan Iman: Teguhkan hati di atas tauhid. Iman adalah mata air dari segala kebaikan dan keberanian. Tanpa iman yang kokoh, semangat hanya akan menjadi debu yang beterbangan.

Kekuatan Ilmu: Jangan pernah berhenti belajar. Isi waktu kita dengan membaca, meneliti, dan menguasai keterampilan. Sebab, kebangkitan umat hari ini diukur dari kualitas intelektualnya.

Kekuatan Amal: Wujudkan iman dan ilmu dalam aksi nyata. Tinggalkan kemalasan dan sikap menunda. Berkhidmatlah untuk agama, orang tua, dan masyarakat. Ingatlah, bahwa kesempatan emas bernama waktu luang adalah kesempatan yang tidak boleh kita lalaikan.

Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk bershalawat kepada Nabi-Nya.

﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa seluruh kaum Muslimin dan Muslimat. Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan.

Ya Rabbana, karuniakanlah kepada kami generasi muda yang beriman teguh, berilmu luas, berakhlak mulia, dan bersemangat juang tinggi. Jadikanlah mereka qurrata a’yun (penyejuk mata) bagi kami, dan pemimpin yang membawa umat ini menuju cahaya petunjuk-Mu.

Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam di mana pun mereka berada. Satukanlah hati-hati mereka dalam ketaatan kepada-Mu. Angkatlah kehinaan dari umat ini, dan kembalikanlah kemuliaan serta kejayaan Islam.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab api neraka.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ

، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Abdullah Azzam Bisri, Lc.

(S2, Jurusan Fikih, Universitas Islam Madinah, KSA)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button