Motivasi Islami

PULANG

Rembulan selalu bersinar indah,

Matahari tak ada habisnya memancarkan cahaya merah yang kau sebut dengan senja.

Juga kerlap kerlip bintang menjadi penghias bagi gelapnya malam.

Akan tetapi, kata “pulang” selalu indah untuk dirindukan.

Dalam penatnya safar yg panjang yg dilalui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau senantiasa mempercepat kendaraannya (untanya) ketika melihat dinding-dinding kota Madinah karena rindu dan cintanya untuk pulang ke kota tersebut.

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدْرَانِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا.

Artinya:

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila datang dari perjalanan dan melihat ke dinding Madinah beliau mempercepat laju untanya, dan apabila ia berada di atas beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaannya terhadap Kota Madinah. (HR. Tirmidzi)

Seringkali kepulangan menjadi hal yg ditunggu-tunggu setelah beribu peristiwa suka dan duka telah ditaklukkan,

Begitulah yang dirasakan oleh saudara-saudara Yusuf setelah mereka sadar bahwa apa yang telah mereka perbuat adalah sebuah kesalahan dan sadar akan sosok yg menjadi bendahara mesir pada hari itu adalah saudaranya sendiri, Yusuf ‘Alaihissalam.

Ia pun dengan berbahagia pulang menemui ayahnya (Nabi Ya’kub ‘Alaihissalam) yang telah buta karena kesedihan yg mendalam atas kepergian anak yg dicintanya.

ٱذۡهَبُوا۟ بِقَمِیصِی هَـٰذَا فَأَلۡقُوهُ عَلَىٰ وَجۡهِ أَبِی یَأۡتِ بَصِیرࣰا وَأۡتُونِی بِأَهۡلِكُمۡ أَجۡمَعِینَ.

“Pergilah kamu dengan membawa bajuku ini, lalu usapkan ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali; dan bawalah seluruh keluargamu kepadaku.” [Surat Yusuf: 93]

Demikianlah kata yusuf yang menjadikan kepulangan saudara2nya ke rumah ayah mereka pada hari itu adalah sesuatu yang di tunggu-tunggu.

Bagi seorang penuntut ilmu, yg rela meninggalkan kampung halamannya.

Meninggalkan keluarga, sahabat, rumah dan masa kecilnya. mencari ilmu dan melatih diri, ribuan kilometer telah terlewati dan sungguh jarak berkali-kali menikam hati. Kepulangan menjadi hal yg haru sekaligus bahagia. Air mata terkadang tumpah, bahkan sesaat sebelum menginjakkan kaki ditanah kelahirannya.

Seorang penyair berkata:

كم منزل في الأرض يألفه الفتى وحنينه أبدا لأول منزل

Artinya:

“Betapa banyak tempat di dunia ini yang disinggahi oleh sang pemuda,

Akan tetapi kerinduannya selalu hanya kepada tempat persinggahan yang pertama”.

Dengan semua itu wahai saudaraku, ada sebuah kepulangan yg menjadi akhir dari segalanya

Ada sebuah kepulangan yg menjadi titik finish dari perjalanan yg ada

Berpulang kepada Allah.

Ketahuilah bahwa Kehidupan manusia didunia ini adalah kumpulan dari hari-hari yg suatu saat nanti akan menemui penghujungnya.

Al imam al-Hasan al-Bashri Rahimahullah berkata:

يا ابن آدم إنما أنت أيام، كلما ذهب يوم ذهب بعضك

Artinya:

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”  (Hilyatul Auliya’, 2: 148)

Setiapa manusia akan berpulang kepada Allah, Allah Subhanahu wata’ala menegaskan:

كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ.

Artinya:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” [Surat Ali ‘Imran: 185]

كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَیۡرِ فِتۡنَةࣰۖ وَإِلَیۡنَا تُرۡجَعُونَ.

Artinya:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” [Surat Al-Anbiya’: 35]

Kematian adalah pintu pulang yg sesungguhnya, yg pasti akan dilalui oleh setiap insan. Ia menjadi awal perjalanan seorang hamba setelah berakhirnya fase kehidupan dunia yg sempit ini menuju kehidupan yg panjang nan abadi. Allah Ta’ala berfirman:

وَیَوۡمَ یَحۡشُرُهُمۡ كَأَن لَّمۡ یَلۡبَثُوۤا۟ إِلَّا سَاعَةࣰ مِّنَ ٱلنَّهَارِ یَتَعَارَفُونَ بَیۡنَهُمۡۚ قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِینَ كَذَّبُوا۟ بِلِقَاۤءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُوا۟ مُهۡتَدِینَ.

Artinya:

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk.” [Surat Yunus: 45]

Suatu ketika, sahabat yg mulia Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu menangis ketika beliau sedang sakit yg menjadi sebab wafatnya beliau, ia ditanya “apakah yg telah membuatmu bersedih dan menangis seperti ini wahai abu Hurairah?” Padahal beliau adalah seorang sahabat yg telah dijamin oleh Allah Ta’ala dimasukkan kedalam surga، Allah berfirman:

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَـٰجِرِینَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِینَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَـٰنࣲ رَّضِیَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوا۟ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤ أَبَدࣰاۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ.

Artinya:

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” [Surat At-Taubah: 100]

Bahkan Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu memiliki saham yg besar dalam sampainya hadis-hadis Nabi kepada generasi setelahnya sampai hari kiamat. Disebutkan sebanyak 5374 hadis yg beliau nukilkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Lantas apa yg membuatnya menangis di penghujung hidupnya? Beliau dengan yakin berkata:

أما أني لا أبكي على دنياكم هذه ولكني أبكي على بعد سفري وقلة زادي

Artinya:

“Adapun saya tidak menangis karena dunia yg saya akan tinggalkan, akan tetapi aku menangis karena panjangnya perjalanan menuju Allah sedangkan perbekalan yg ku bawa sangatlah sedikit” (Al-Zuhd:1/126)

Tidakkah kita tertampar dengan perkataan ini ?

Wahai hati yg masih hidup

Wahai jiwa yg senantiasa merindu akhirat

Sadarlah bahwa kepulangan kepada Allah jauh lebih besar dan mengguncangkan hati, jauh lebih baik untuk kau seriusi,

Perjalanan Panjangnya sungguh tak terkira

Sedang perbekalannya apakah kau tau sudah seberapa?

Wahai hati yang telah tertutup akan dosa-dosa

Wahai jiwa yang telah tenggelam dalam kubangan maksiat

Pulanglah terlebih dahulu dengan taubat-taubatmu

Pulanglah dengan perlahan dengan sholat dan zakatmu

Pulanglah meski tertatih dengan amalan-amalan solehmu

Hingga engkau menjadi tenang, dan layak untuk Allah Subhanahu wata’ala panggil:

یَـٰۤأَیَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَىِٕنَّةُ (27) ٱرۡجِعِیۤ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِیَةࣰ مَّرۡضِیَّةࣰ (28) فَٱدۡخُلِی فِی عِبَـٰدِی (29) وَٱدۡخُلِی جَنَّتِی (30)

Artinya:

“Wahai jiwa yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, (29) Dan masuklah ke dalam surga-Ku. (30) [Surat Al-Fajr: 27-30]

Pulanglah,

Dan kembalilah ..

Pikhy Ardiansyah Hasan, S.H.

S1 Mahasiswa Universitas Islam Madinah Arab Saudi Jurusan Aqidah dan Dakwah

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button