Ibadah Syukur

Di antara ibadah-ibadah agung yang manusia dapat merasakan buahnya, baik di dunia maupun di akhirat, adalah bersyukur kepada Allah Ta‘ala atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan. Syukur itu merupakan separuh agama, sebagaimana dikatakan oleh sejumlah ulama salaf. Kitab Allah pun penuh dengan perintah untuk bersyukur. Tidak ada satu ayat pun yang diakhiri dengan firman Allah: {agar kamu bersyukur} atau {mudah-mudahan kamu bersyukur}, melainkan ayat itu merupakan perintah untuk melakukannya.
Makna Syukur
Ungkapan terbaik yang dikatakan dalam mendefinisikan syukur adalah:
عِرْفَانُ الإِحْسَانِ
“Mengenal kebaikan (ihsan) yang diberikan.”
Ada pula yang mengatakan:
الاِعْتِرَافُ بِنِعْمَةِ الْمُنْعِمِ عَلَى وَجْهِ الْخُضُوعِ
“Mengakui nikmat dari Sang Pemberi nikmat dengan penuh ketundukan.”
Ibnul Qayyim berkata:
الشُّكْرُ ظُهُورُ أَثَرِ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَى لِسَانِ عَبْدِهِ: ثَنَاءً وَاعْتِرَافًا، وَعَلَى قَلْبِهِ شُهُودًا وَمَحَبَّةً، وَعَلَى جَوَارِحِهِ انْقِيَادًا وَطَاعَةً
“Syukur adalah tampaknya bekas nikmat Allah pada lisan hamba-Nya berupa pujian dan pengakuan, pada hatinya berupa kesaksian dan kecintaan, dan pada anggota tubuhnya berupa kepatuhan dan ketaatan.” [Madarij as-Salikin (2/244)].
Rukun-rukun Syukur:
a. Mengakui nikmat dengan hati.
Dari Ibnu ‘Abbas ra. beliau berkata: “Manusia diturunkan hujan pada masa Nabi ﷺ, lalu Nabi ﷺ bersabda:
أَصْبَحَ مِنَ النَّاسِ شَاكِرٌ وَمِنْهُمْ كَافِرٌ، قَالُوا: هَذِهِ رَحْمَةُ اللَّهِ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَقَدْ صَدَقَ نُوءٌ كَذَا وَكَذَا
‘Pagi ini, ada di antara manusia yang menjadi orang yang bersyukur dan ada pula yang menjadi orang kafir. Ada yang berkata: Ini adalah rahmat Allah. Ada pula yang berkata: Sungguh benar ramalan bintang ini dan itu.’” [HR. Muslim].
b. Menyebut-nyebut nikmat dan memuji Sang Pemberi nikmat.
Allah Ta‘ala berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Adapun terhadap nikmat Tuhanmu, maka ceritakanlah.” [Adh-Dhuha: 11].
c. Menggunakan nikmat itu dalam ketaatan kepada Pemberinya dan Yang Menganugerahkannya.
Allah Ta‘ala berfirman:
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا
“Bekerjalah, wahai keluarga Dawud, sebagai bentuk syukur.” [Saba’: 13].
Maksud ayat ini: Wahai keluarga Dawud, beramallah sebagai tanda syukur kepada Allah atas apa yang telah Dia karuniakan kepadamu, yaitu dengan menaati-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.
Karena itu seorang penyair berkata:
أفَادَتْكُمُ النّعْمَاء منِّي ثَلاثةً
يدِي، ولَسَاني، وَالضَّمير المُحَجَّبَا
“Nikmat yang kalian peroleh dariku telah menghasilkan tiga hal: tanganku, lisanku, dan hati yang tersembunyi.”
Abu Abdurrahman al-Hubli berkata:
الصَّلَاةُ شُكْرٌ، وَالصِّيَامُ شُكْرٌ، وَكُلُّ خَيْرٍ تَعْمَلُهُ لِلَّهِ شُكْرٌ. وَأَفْضَلُ الشُّكْرِ الْحَمْدُ
“Shalat adalah syukur, puasa adalah syukur, dan setiap kebaikan yang engkau lakukan karena Allah adalah syukur. Dan sebaik-baik syukur adalah alhamdulillah.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir].
Syukur sebagai Sifat Allah
Di antara nama-nama Allah adalah Asy-Syākir dan Asy-Syakūr.
Allah Ta‘ala berfirman:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah termasuk syiar-syiar Allah, maka barangsiapa menunaikan haji atau umrah, tidaklah mengapa baginya untuk mengitari keduanya. Barangsiapa yang melakukan kebaikan secara sukarela, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah: 158]
Allah juga berfirman:
إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” [Asy-Syūrā: 23]
Dan:
وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Penyabar.” [At-Taghābun: 17]
Allah adalah Yang tidak menyia-nyiakan pahala orang yang beramal baik, mensyukuri sedikit amal yang ikhlas, dan memaafkan banyak kesalahan, bahkan menggandakan pahalanya berkali-kali tanpa hitungan.
Di antara syukur Allah adalah: memberi pahala yang berlimpah di akhirat atas amal yang dilakukan dalam waktu yang singkat di dunia, sebagaimana firman-Nya:
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“Makanlah dan minumlah dengan nikmat karena apa yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu.” [Al-Hāqqah: 24]
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا، ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي، فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الكَلْبَ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟ قَالَ: فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Seorang lelaki sedang berjalan, lalu sangat haus. Ia menemukan sebuah sumur dan minum darinya. Kemudian ia keluar dan melihat seekor anjing yang menjulurkan lidah karena haus. Ia berkata: ‘Sesungguhnya makhluk ini merasakan haus seperti aku.’ Lalu ia mengambil sepatunya, mengisinya dengan air, dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian meminumkannya kepada anjing itu. Allah mensyukuri perbuatannya itu sehingga Dia mengampuni dosanya.”
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah bagi kami pahala dalam menyayangi binatang?” Beliau menjawab: “Dalam setiap hati yang basah (organ tubuh yang basah), ada pahala.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dalam banyak hadis, disebutkan bahwa seseorang yang melakukan amal tertentu akan mendapatkan surga. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Mensyukuri dan memberi pahala yang besar kepada hamba-Nya, memberi banyak dari sedikit, betapa Maha Penyayangnya Tuhan, dan betapa Agung-Nya Allah!
Buah dari Syukur
1. Termasuk sifat orang mukmin:
Dalam Shahih Muslim, dari Suhaib Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Ajaib urusan orang mukmin; sesungguhnya semua urusannya adalah baik, dan hal itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada orang mukmin. Jika menimpa kesenangan, ia bersyukur sehingga itu menjadi baik baginya; dan jika menimpa kesulitan, ia bersabar sehingga itu pun menjadi baik baginya.”
2. Sebab keridhaan Allah terhadap hamba-Nya:
Allah Ta‘ala berfirman:
وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Dan jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan meridhai kamu.” [Az-Zumar: 7]
3. Perlindungan dari siksa:
Allah Ta‘ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ
“Apa yang Allah perbuat terhadap siksa kalian jika kalian bersyukur dan beriman?” [An-Nisā’: 147]
Qatadah rahimahullah berkata:
إِنَّ اللَّهَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ لَا يُعَذِّبُ شَاكِرًا وَلَا مُؤْمِنًا
“Sesungguhnya Allah, Maha Tinggi dan Mulia, tidak menyiksa orang yang bersyukur dan tidak menyiksa orang yang beriman.” [Tafsir At-Tabari: 9/342]
4. Sebab bertambahnya nikmat:
Allah Ta‘ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman: ‘Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu.’ [Ibrāhīm: 7]
Sebagian salaf rahimahumullah berkata:
النِّعَمُ وَحْشِيَّةٌ فَقِيدُوهَا بِالشُّكْرِ
“Nikmat bersifat liar; ikatlah ia dengan syukur.”
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
إِنَّ اللَّهَ لِيُمَتِّعُ بِالنِّعْمَةِ مَا شَاءَ، فَإِذَا لَمْ يَشْكُرْ عَلَيْهَا قَلْبُهَا عَذَابًا، وَلِهَذَا كَانُوا يَسْمُونَ الشُّكْرَ: الحَافِظَ، لِأَنَّهُ يَحْفَظُ النِّعَمَ الْمَوْجُودَةَ، وَالجَالِبَ، لِأَنَّهُ يُجْلِبُ النِّعَمَ الْمَفْقُودَةَ
“Sesungguhnya Allah dapat memberi kenikmatan sesuai kehendak-Nya. Jika hamba tidak bersyukur, hati dari nikmat itu menjadi siksaan. Karena itulah syukur disebut ‘pelindung’, karena ia menjaga nikmat yang ada, dan disebut ‘pembawa’, karena ia mendatangkan nikmat yang hilang.”
5. Pahala yang besar di akhirat:
Allah Ta‘ala berfirman:
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” [Āli ‘Imrān: 145]
Dan Allah Subḥānahu juga berfirman:
وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
“Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” [Āli ‘Imrān: 144]