Fatawa Umum

Bagaimana Derajat Hadis Keutamaan Surah Yasin Yang Beredar Di Tengah Masyarakat?

Bagaimana dengan hadits tentang Yasin Fadhilah yang isinya “menyebutkan bahwa Allah telah menjadikan Surah Yasin sebagai 1000 Obat, 1000 Hajat, dsb?

JAWABAN

Adapun berkenaan dengan hadis keutamaan Yasin maka penjelasannya sebagai berikut:

Kedudukan Hadis-Hadis Terkenal tentang Keutamaan Surah Yāsīn Menurut Penilaian Para Imam Naqd (Ahli Kritik Hadis)

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada penghulu para nabi dan rasul, Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabat beliau.

Hadis dalam pertanyaan yang kurang lebih terjemahannya “Allah telah menjadikan Surah Yasin sebagai 1000 Obat, 1000 Hajat”, belum ana temukan dalam literasi referensi hadis.

Namun berikut beberapa hadis-hadis paling terkenal yang diriwayatkan dalam keutamaan surah Yāsīn, ditimbang menurut para imam ahli kritik hadis.

Sebab penulisan ini adalah agar kaum muslimin sadar dan tidak tertipu lalu mengamalkan hadis-hadis tersebut dengan keyakinan bahwa hadis itu sahih, padahal tidak. Maka perlu dijelaskan kedudukannya, agar tidak membuka pintu bid‘ah, khurafat, dan keyakinan batil. Semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi kaum muslimin.

1. Hadis Ma‘qil bin Yasār

اقْرَءُوا يس عَلَى مَوْتَاكُمْ

Bacakanlah surah Yāsīn kepada orang-orang mati di antara kalian

Takhrij:

Diriwayatkan oleh Abū Dāwud (3121), Ibn Mājah (1448), Aḥmad (20316), Ibn Ḥibbān (3002), al-Ḥākim (1/565), Ibn Abī Shaybah (4/74), al-Ṭayālisī (931), al-Ṭabarānī (al-Mu‘jam al-Kabīr 510), al-Bayhaqī (10913; Syu‘ab al-Īmān 2457), al-Nasā’ī (‘Amal al-Yaum wa al-Laylah 1074–1075), al-Baghawī (Tafsīr 1/30), al-Mundhirī (al-Targhīb wa al-Tarhīb 2262).

Derajat: Ḍa‘īf jiddan (sangat lemah).

Al-Albānī dalam al-Irwā’ (3/151) menguatkan kelemahannya. Al-Ḥākim berkata: “Yahya bin Sa‘īd dan yang lain mewaqafkannya. Dan perkataan Ibn al-Mubārak lebih kuat.” Al-Dhahabī menyetujuinya.

Ada tiga illat utama:

1. Jahālah (tidak dikenal) Abū ‘Uthmān.

2. Jahālah ayah Abū ‘Uthmān.

3. Idhthirāb (kekacauan sanad).

Ibn al-Qaṭṭān dalam al-Talkhīṣ (153) menegaskan kelemahannya. Ibn Ḥajar juga menyebut kelemahan ini. Ibn al-‘Arabī menukil dari al-Dāraqutnī: “Hadis ini lemah sanadnya, matannya majhūl, dan tidak ada hadis sahih dalam bab ini.”【فيض القدير للمناوي 2/67/1344】

2. Hadis dari ‘Alī radliallahu anhu

اقْرَءُوا يَسَ فَإِنَّ فِيهَا عَشْرَ بَرَكَاتٍ…

Bacalah surah Yāsīn, karena di dalamnya ada sepuluh keberkahan…

Takhrij:

Disebutkan dalam Kanz al-‘Ummāl (2685), Tadhkirat al-Mawḍū‘āt al-Fattanī (80), al-Fawā’id al-Majmū‘ah al-Syaukānī (332).

Derajat: Maudū‘ (palsu).

Dalam sanadnya ada Mas‘adah bin al-Yasa‘, seorang pendusta. Imam Aḥmad berkata: “Tidak ada nilainya, hadisnya kami koyak dan sudah lama ditinggalkan.” Abū Ḥātim: “Lemah, munkar al-hadīth, tidak dipedulikan.”【التاريخ الكبير للبخاري 8/26】

3. Hadis Tanpa Sanad

إِنَّ فِي الْقُرْآنِ سُورَةً تَشْفَعُ لِقَارِئِهَا وَتَسْتَغْفِرُ لِمُسْتَمِعِهَا أَلَا وَهِيَ سُورَةُ يس

Takhrij:

Disebut oleh Abū Mas‘ūd dalam Tafsīr (7/183), al-Zamakhsharī (al-Kasysyāf 1/1056) tanpa sanad.

Derajat: Bāṭil (batil).

4. Hadis dari ‘Āisyah radhiyallahu ‘anhu

إِنَّ فِي الْقُرْآنِ لَسُورَةً تُدْعَى الْعَظِيمَةَ عِنْدَ اللَّهِ … وَهِيَ سُورَةُ يَس

Takhrij:

Diriwayatkan oleh Abū Naṣr al-Sijzī dalam al-Ibānah, disebut oleh al-Suyūṭī dalam al-Durr al-Manthūr (7/40), al-Ālūsī dalam Rūḥ al-Ma‘ānī (22/209).

Derajat: Lemah.

Isnadnya mursal dari Muḥammad al-Bāqir, dan di dalamnya ada Ashram bin Ḥawsyab yang dinilai lemah.

5. Hadis tentang “al-Mu‘immah” dan “al-Mudāfi‘ah”

سُورَةُ يَس تُدْعَى فِي التَّوْرَاةِ الْمُعِمَّةُ … وَتُدْعَى الْمُدَافِعَةُ الْقَاضِيَةُ

Takhrij:

Disebut al-Qurṭubī dalam Tafsīr (5/15), al-Suyūṭī dalam al-Durr al-Manthūr (7/38), al-Syaukānī dalam Fatḥ al-Qadīr (4/509).

Derajat: Maudū‘.

Al-Bayhaqī dan al-‘Aqīlī menegaskan seluruh sanadnya munkar, penuh majhūl, dan lemah. Al-Syaukānī menegaskan: “Tidak jauh jika ia maudū‘, karena lafaznya jelas bukan dari Rasulullah ﷺ.”

6. Hadis Abū Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu

إِنَّ اللَّهَ قَرَأَ طه وَيَس قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

Takhrij:

Diriwayatkan al-Dārimī (2/456), al-Ṭabarānī (al-Awsaṭ 5/133/4876), al-Bayhaqī (Syu‘ab al-Īmān 2/476/2450), Ibn Khuzaymah (al-Tawḥīd).

Derajat: Ḍa‘īf jiddan.

Dalam sanadnya ada Ibrāhīm bin al-Muhājir, munkar al-ḥadīth.

7. Hadis Ubay bin Ka‘b radhiyallahu ‘anhu

Teks panjang tentang surah Yāsīn sebagai qalb al-Qur’an, menghapus dosa, mendatangkan malaikat saat sakaratul maut, dll.

Takhrij:

Disebut al-Quḍā‘ī dalam Musnad al-Syihāb (2/130/1036), al-Bayḍāwī, al-Zamakhsharī, dan lainnya.

Derajat: Maudū‘.

Qāḍī Zakariyyā dalam ḥāsyiyahnya: “Hadis ini maudū‘.”【كشف الخفا 3213】

8. Hadis Anas bin Mālik radhiyallahu ‘anhu

إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يَس

Takhrij:

Diriwayatkan al-Tirmiżī (2887), al-Dārimī (3416), ‘Abd al-Razzāq (6009), al-Quḍā‘ī (Musnad al-Syihāb 1035).

Derajat: Maudū‘.

Dalam sanadnya ada Hārūn Abū Muḥammad, majhūl. Al-Tirmiżī: “Hadis gharib.” Ibn al-‘Arabī: “Hadisnya lemah.”

Al-Albānī menilainya palsu dalam al-Ḍa‘īfah (169) dan Ṣaḥīḥ al-Jāmi‘ (1935).

9. Hadis Anas bin Mālik radhiyallahu ‘anhu

مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ يَسَ كُلَّ لَيْلَةٍ ثُمَّ مَاتَ مَاتَ شَهِيدًا

Takhrij:

Diriwayatkan al-Ṭabarānī dalam al-Awsaṭ (7018), al-Ṣaghīr (1010), al-Khaṭīb al-Baghdādī (Tārīkh 3/245), Ibn Mardūyah (dalam al-Durr al-Manthūr 7/38).

Derajat: Ḍa‘īf jiddan.

Dalam sanadnya Sa‘īd bin Mūsā al-Azdī, seorang pendusta. Al-Haythamī berkata: “Ia kazzāb.”【مجمع الزوائد 7/218/11298】

Kesimpulan

Hampir seluruh hadis tentang keutamaan khusus surah Yāsīn adalah lemah, sangat lemah, atau palsu.

Tidak ada satu pun hadis sahih marfū‘ dari Nabi ﷺ yang menetapkan keutamaan khusus surah Yāsīn, selain kedudukannya sebagai bagian dari al-Qur’an secara umum.

Membacanya diperbolehkan sebagai bagian dari tilawah al-Qur’an, tetapi meyakini fadhilah-fadhilah khusus berdasarkan hadis-hadis ini adalah tidak benar.

Berian Muntaqo Fatkhuri, Lc., M.A.

Kandidat Doktor, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button