Tercelanya Hati yang Keras
Hati merupakan salah satu bagian dari tubuh yang memiliki sifat mudah berubah dan berbolak-balik, kadang sehat, kadang pula sakit, kadang lembut namun tidak jarang juga mengeras. Kondisi ini tidak lepas dari berbagai aspek yang bisa mempengaruhinya, mulai dari aspek hissi seperti makanan dan minuman ataupun aspek maknawi seperti maksiat dan dosa. Oleh karena itu, di dalam Al Qur’an Allah subhanahu wa ta’ala menggambarkan beberapa kondisi hati, di antaranya firman Allah ta’ala:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ
“Setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras”. (QS. Al Baqarah: 74)
Pada ayat lain, Allah ta’ala berfirman:
اَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗفَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka, apakah orang yang Allah bukakan hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Az Zumar: 22)
Allah juga berfirman:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
“Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik”. (QS. Al Hadid: 16)
Dari ketiga ayat di atas, Allah menyebutkan salah satu penyakit yang senantiasa menimpa hati, yaitu kerasnya hati. Penyakit ini termasuk penyakit tercela sebagaimana dalam surah Az Zumar di atas. Tentu penyakit ini tidak datang dan menimpa secara langsung melainkan ada beberapa faktor dan sebab yang menjadikannya keras. Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya dzammu qaswati al qalb (hal-hal pengeras hati) menyebutkan:
- Banyak berbicara yang tidak bermanfaat, sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله، فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب، وإن أبعد الناس عن الله القلب القاسي”.
“Janganlah kalian banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR. At Tirmidzi: 2335)
- Mengingkari perjanjian kepada Allah, sebagaimana firman Allah ta’ala:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةً
“(Namun,) karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu.” (QS. Al Maidah: 13)
Dalam salah satu nasihat Ibnu ‘Uqail beliau berkata: “Wahai yang mendapati hatinya keras, boleh jadi engkau telah melanggar perjanjian kepada Allah, karena Dia berfirman: “(Namun,) karena mereka melanggar janjinya, Kami melaknat mereka dan Kami menjadikan hati mereka keras membatu”.
- Banyak tertawa dan terbahak-bahak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تكثروا الضحك، فإن كثرة الضحك تميت القلب
“Janganlah kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR.At Tirmidzi: 2305)
- Banyak makan, terlebih khusus makanan haram atau syubhat. Bisyr bin Harits berkata: “Dua hal yang dapat mengeraskan hati: Banyak bicara dan banyak makan.” Dikatakan kepada Imam Ahmad: “Apakah seseorang mampu mendapati hatinya khusyu sedang ia dalam keadaan kenyang?” Beliau menjawab: “Tidak”.
- Perbuatan-perbuatan dosa, dan inilah sebab yang paling utama. Allah berfirman:
كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Sekali-kali tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka”. (QS. Al Mutaffifin: 14)
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إن المؤمن إذا أذنب كانت نكتة سوداء في قلبه، فإن تاب ونزع واستغفر صقل قلبه، وإن زاد زادت حتى يعلو قلبه، فذلك الران الذي ذكر الله في كتابه : كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa maka akan ada satu noda hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan berlepas dari dosanya maka hatinya akan menjadi bersih, namun jika dosanya bertambah maka noda hitam tersebut akan semakin bertambah hingga menutupi hatinya, dan itulah noda yang disebutkan oleh Allah dalam kitabNya: Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya dosa yang mereka perbuat itu telah menutupi hati mereka.” (HR. Ahmad: 7611)
Oleh karena itu, bagi seorang muslim senantiasa menjauhi sebab-sebab yang disebutkan di atas demi menjaga kondisi hati. Ibnu Rajab juga menyebutkan beberapa amalan yang dapat menjauhkan diri dari hati yang keras, di antaranya:
- Memperbanyak mengingat Allah dengan menautkan antara hati dan lisan. Al Mu’alla bin Ziyad berkata: “Seorang laki-laki berkata kepada Hasan al Basri: “Wahai Abu Said (kunniyah Hasan al Basri), aku mengadu kepadamu atas kerasnya hatiku”, Maka Hasan menasehatinya: “Lembutkan ia dengan banyak mengingat Allah”.
Yahya bin Muadz dan Ibrahim al Khawas berkata: “Obat penyakit hati ada lima: membaca Al Qur’an, mengosongkan perut (tidak banyak makan), salat tahajjud, bermunajat di waktu sahur, dan duduk bersama orang-orang saleh”.
Adapun yang menjadi landasan utama menghilangkan kerasnya hati dengan mengingat Allah yaitu firmanNya:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar Ra’ad: 28)
Juga firman Allah:
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ
“Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah.” (QS. Az Zumar: 23)
Dan juga firman Allah:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ
“Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an).” (QS. Al Hadid: 16)
- Berbuat baik kepada anak yatim dan fakir miskin. Abu Hurairah meriwayatkan: “Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah atas kerasnya hatinya, maka Rasulullah mengatakan kepadanya: Jika engkau ingin hatimu lembut maka ciumlah kepala anak yatim dan berilah makan fakir miskin”. (HR. Ibnu Abi Dunya dengan sanad “Jayyid”)
- Memperbanyak mengingat kematian. Ibnu Abi Dunya melalui sanadnya menyebutkan bahwa Sofiyah berkata: “Seorang wanita mengadu kepada Aisyah atas kerasnya hatinya. Maka Aisyah berkata kepadanya: Perbanyaklah mengingat kematian, dengannya hatimu akan lembut. Maka wanita tersebut melakukan apa yang disampaikan Aisyah, dan ia mendapatkan hatinya lembut, keesokan harinya ia pun kembali ke Aisyah untuk berterima kasih kepadanya”.
- Ziarah kubur yang dibarengi dengan tafakkur terhadap kondisi mereka yang telah meninggal. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ziarah kuburlah, sesungguhnya ia mengingatkanmu kepada kematian.” (HR. Muslim: 976)
Dalam Musnad Imam Ahmad, Anas meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Dahulu saya melarang kalian dari berziarah kubur, namun saya melihat dengannya justru mampu melembutkan hati, membuat mata menangis serta mengingatkan akhirat, maka kali ini saya perintahkan kalian untuk menziarahinya namun janganlah kalian melakukan kemungkaran di dalamnya.” (HR. Ahmad: 250)
- Melihat tempat-tempat yang Allah musnahkan dan mengambil pelajaran dari kehancurannya. Suatu ketika Ibnu Umar hendak mendatangi salah satu kampung yang Allah musnahkan penduduknya lalu kemudian berdiri di pintu masuknya seraya mengatakan: “Mana penduduk kalian?” Seketika itu, ia kembali dan mengatakan: “Segala sesuatu di muka bumi ini akan hancur dan musnah kecuali Wajah Allah.” (HR. Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya at tafakkur wal i’tibar)
- Makan makanan yang halal. Salah seorang datang bertanya kepada Ahmad bin Hanbal: “Wahai Imam, hal apa yang dapat melembutkan hati?” Beliau menjawab: “Dengan makanan yang halal”.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik untuk menjaga hati kita dari penyakit tercela ini. Amin.