Smart Kala Belanja

Belanja merupakan suatu hal yang terkait erat dengan dunia “emak-emak”. Kegiatan yang sangat mengasyikkan ini terkadang menjadi sumber masalah bagi sebagian orang lantaran lemahnya keuangan keluarganya, bahkan masalahnya semakin parah bila menjadikan keuangan sampai minus dan terlilit hutang. Sebab itu, kecerdasan seorang “ratu rumah tangga” sangat menentukan sehat tidaknya keuangan bahtera rumah tangga yang dibangun.
Yuk, marilah menjadi supermom penyelamat perbendaharaan biduk kecil kita, demi mengarungi samudera kehidupan nan luas dan bergelombang ini!. Hingga tiba di puncak kebahagian dan kehidupan nan abadi di akhirat kelak.
Kaidah Ekonomi Islam
Berikut beberapa kaidah penting dalam urusan ekonomi bagi seorang muslim, yaitu:
- Harta adalah titipan.
آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ … (الحديد: 7)
Artinya: “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari harta yang Allah menjadikanmu menguasainya, ... (QS. Al-Hadid: 7)
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa harta hanyalah titipan dari Allah ta’ala, maka harus dikelola dan dibelanjakan sesuai tuntunan Sang Pemilik harta, dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kemudian.
- Larangan boros.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (الأعراف: 31)
Artinya: “Wahai anak adam, kenakanlah pakainmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Syariat memerintahkan kita untuk tidak boros dan berlebih-lebihan ketika berpakaian, makan, dan minum. Maka berpakaianlah selayaknya, serta makan dan minum secukupnya sebab Allah ta’ala tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan lagi boros.
- Fikih prioritas.
Fikih prioritas adalah kemampuan memilah dan memilih sesuatu dari yang lainnya berdasarkan berbagai faktor, sehingga muncul yang terbaik menjadi pilihan.
Trik & Tips:
- Ingat kaidah-kaidah di atas.
Dengan memperhatikan kaidah-kaidah di atas, kita menjadi lebih berhati-hati membelanjakan harta sebab sadar akan hakikat harta sebagai titipan dan akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Begitu pula larangan boros dan kemampuan mendahulukan sesuatu yang diprioritaskan menjamin terkelolanya harta dengan baik.
Beberapa contoh pertimbangan yang bisa digunakan dalam menentukan skala prioritas sebagai berikut;
- Dahulukan kebutuhan dasar atas keinginan.
- Pilih produk dengan kualitas sama dengan harga yang lebih murah dan tidak terpengaruh merek.
- Tentukan budget (anggaran).
Setiap keluarga memiliki anggaran yang berbeda-beda dan tentunya terbatas, di sinilah dituntut kecerdasan mengelola yang ada dan diusahakan tidak minus di akhir bulan. Di antara tips yang efektif adalah dengan menggunakan amplop dengan membagi dana belanja harian atau pekanan ke dalam amplop-amplop dan tidak membelanjakannya melebihi budgjet yang tersedia.
- Buat catatan rencana belanja sesuai budget dan simpan nota.
Dianjurkan untuk membuat catatan belanja sebelum berbelanja, agar tidak melebihi anggaran dan terhindar dari belanjaan yang kurang bermanfaat. Di samping itu juga dapat menghemat durasi shoping, sebab semua sudah terencana. Adapun simpanan nota dapat menjadi referensi ketika membuat catatan belanja.
- Waspada cengkraman “diskon”.
Makhluk bernama diskon ini sering kali membuat emak-emak kalap dan memborong barang tersebut, padahal belum tentu ia butuh atau mungkin hanya strategi pemasaran si empunya toko. Maka perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini sebelum memutuskan membeli diskonan;
- Cek isi dompet, dan kadar kebutuhan.
- Ketahui harga standar barang.
- Cari dengan teliti; waspada cacat dan tanggal expired.
- Simpan bahan makanan dengan baik.
Penyimpanan bahan makanan dengan baik agar tidak rusak, merupakan bagian dari penghematan anggaran, sebab akan terhindar dari membeli bahan yang sama dua kali.
- Banyak zikir dan istigfar.
Mengingat Allah ta’ala (zikir) mengahadirkan rasa takut kepada-Nya dan rasa tanggungjawab terhadap apa yang dititipkan. Dan dengan istigfar kita seakan mengharap ampunan dari Allah dari kelalaian-kelalaian selama berbelanja.
والله تعالى أعلم