Puasa & Ramadhan

Ramadan: Mendidik Empati dan Nilai Sosial

Oleh Ust Faisal Reza

Agama islam tidak mengenal kasta yang menggolong-golongkan tingkatan antar manusia. Tidak ada patokan khusus yang menjadikan manusia lebih mulia dari yang lainnya kecuali dengan ketakwaan, bukan harta maupun jabatan sosial.

Banyak dari ibadah yang disyariatkan oleh agama islam yang mengandung nilai-nilai kesetaraan. Dari ibadah salat, kita perhatikan di setiap masjid semua kaum muslimin dari yang muda sampai yang tua, pejabat maupun rakyat biasa bersama mengikuti gerakan imam dari takbir hingga salam. Semua bersama meringkuk sujud dan menempelkan dahinya di atas tanah.

Begitu pula ibadah haji yang diwajibkan atas umat muslim yang mampu untuk melaksanakannya, semua elemen dari umat agama ini melepaskan pakaian kebanggaan mereka dan berbalut kain putih sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka semua bersama-sama melakukan wukuf di Arafah dan Mina serta melangsungkan berbagai rangkaian ibadah haji lainnya.

Dalam ibadah puasa, semua dari kita diwajibkan untuk menahan nafsu dan syahwat dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sama-sama berusaha untuk memahami apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang mampu berupa apa yang mereka alami dari rasa lapar dan haus.

Dengan itu, kita akan bisa berempati dan mudah untuk saling berbagi di bulan yang mulia ini. Ditambah lagi dengan banyaknya kesempatan bersedekah tersebut di bulan Ramadan, dari mulai berbagi sahur, berbuka puasa, zakat fitrah, hingga sedekah-sedekah lainnya yang juga dianjurkan secara umum sebagaimana yang dikisahkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أجْوَدَ النَّاسِ، وكانَ أجوَدُ ما يَكونُ في رَمَضَانَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling dermawan ketika di bulan Ramadan”. (HR. Bukhari: 6 dan Muslim: 2308)

Baca Juga  Agar Ramadan Kali Ini Berbeda

Di antara pelajaran yang dipetik dari hadis ini adalah bahwa kedermawanan tidak terbatas hanya dilakukan di bulan Ramadan, melainkan berlaku di sepanjang tahun dan lebih ditekankan lagi di bulan Ramadan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Di samping itu, ada motivasi khusus untuk memberikan makanan orang yang berbuka puasa, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. Tirmizi: 807)

Selain itu, doa orang yang menyantap makanan berbuka tersebut mustajab, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan orang yang terzalimi.” (HR Tirmizi: 3598 dan Ibnu Majah: 1752)

هذا, وصلى الله وسلم على نبينا محمّد

Markaz Inayah

Markazinayah.com adalah website dakwah yg dikelola oleh Indonesian Community Care Center Riyadh, KSA. Isi dari website ini adalah kontribusi dari beberapa mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menempuh pendidikan di beberapa universitas di Arab Saudi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?