RAMADAN KEMBALI MENYAPA
Marhaban ya Ramadan, tinggal hitung hari Ramadan akan kembali menyapa kita, kita akan berada dalam naungan bulan suci Ramadan, bulan yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan, bulan yang diliputi dengan rahmat-Nya, ampunan-Nya dan kesempatan untuk merah pembebasan dari api neraka. Bulan yang dengan kedatangannya pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka ditutup dan bahkan setan-setan akan dibelenggu.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahahi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Bila telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu.” [HR. Bukhari: dan Muslim:]
Ibadah agung yang menjadi kewajiban kita di bulan mulia ini adalah puasa, ibadah yang Allah subhanahu wata’ala syariatkan dengan berbagai hikmah dan tujuan di dalamnya, namun tujuan yang paling besar, juga menjadi hakikat dari pada ibadah puasa adalah agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa, ayat yang sudah sangat akrab ditengah-tengah kita, firman Allah subhanahu wata’la:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al Baqarah: 183].
Tujuan yang besar ini menuntut kesungguhan kita saat menjalankan ibadah puasa, bahkan sebenarnya tidak cukup sekedar puasa untuk mendapatkan predikat takwa sedang kita mengabaikan amalan-amalan lainnya, maka penting untuk menyertakan puasa dengan amalan-amalan yang lain, seperti memperbanyak membaca Alquran, melaksanakan salat-salat sunah, menghidupkan malam, bersedekah dan lain-lain.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui keutamaan-keutamaan bulan suci Ramadan sebagai sumber semangat yang memberikan kita motivasi dan dorongan untuk melakukan amalan-amalan saleh di bulan suci ini, sebab demikianlah kita terkadang butuh imbalan dan pamrih untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan.
Bukan lagi hal yang tidak diketahui kaum muslimin bahwa bulan Ramadan memiliki sangat banyak keutamaan, di antaranya yang secara langsung Allah subhanahu wata’ala sebutkan di dalam Alquran adalah keberadaan malam Lailatul Qadr yang mana beribadah pada malam itu lebih baik dari seribu bulan. Allah subhanahu wata’la berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada Lailatul Qadr. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu?. Lailatul Qadr itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” [QS. Al Fajr: 1-5]
Di antara keutamaan bulan suci Ramadan adalah bulan ini merupakan bulan diturunkannya Alquran, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” [QS. Al Baqarah: 185]
Oleh sebab itu di antara amalan pamungkas yang diisyaratkan para ulama, adalah memperbanyak mengkhatamkan Alquran, sebagaimana yang kita tahu diriwayatkan dari imam As-Syafi’i rahimahullah bahwa beliau mengkhatamkan Alquran sebanyak 60 kali di bulan suci Ramadan, bahkan bulan Ramadan ini menjadi bulan di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Jibril ‘alaihissalam mempelajari Alquran, berkata Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril As menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, di mana Jibril mengajarkannya Alquran. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam orang yang paling lembut dari angin yang menghembus.” (HR. Bukhari No. 6)
Bulan Ramadan juga adalah bulan yang di mana puasa dan salat dengan dasar keimanan serta mengharapkan pahala (ihtisab) menjadi sebab diampunkannya dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan didasari keimanan dan mengharapkan pahala, maka baginya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim No. 177).
وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berdiri (menunaikan salat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari banyaknya keutamaan Ramadan yang bisa mendorong kita untuk bersemangat dalam beribadah dan melakukan amalan-amalan saleh, maka ada satu yang sangat memotivasi kita, tentunya adalah dengan puasa ini kita diberikan hadiah surga oleh Allah dengan disiapkannya pintu khusus bagi orang-orang yang benar puasanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “Ar Rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (HR. Bukhari No. 1797 Muslim No. 1152).
Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan taufik kepada kita untuk bisa memaksimalkan musim kebaikan ini, mendapat rahmat dan ampunan-Nya dan menjadi orang-orang yang berhasil mencapai takwa di bulan yang mulia ini, sebab ia hanya waktu yang terbatas, di mana ketika kita telah selesai darinya tak ada yang menjamin kita akan berjumpa lagi dengan bulan suci Ramadan