Pulang menuju Allah

Pulang Menuju Allah
Oleh: Muhammad Anugrah Rizky
Mahasiswa Najran University, Fakultas Syariah wa Ushuluddin
“Aku telah melakukan kesalahan besar. . . Aku seorang pendosa. . . Bagaimana mungkin Allah akan mengampuniku. . . Bagaimana mungkin aku berani mengangkat kedua tanganku, yang kotor ini, meminta kepada Allah yang Maha Mulia. . .”
Pernahkah hal tersebut terbetik di hatimu wahai saudaraku? Jika pernah, maka tulisan sederhana ini untukmu.
Tentang dosa, ampunan, dan pulang menuju Allah, Tuhan kita Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
1. Manusia pasti berbuat salah dan dosa
Saudaraku, hal pertama yang harus anda sadari ialah, sudah menjadi tabiat manusia untuk berbuat salah dan dosa. Karena itu sudah menjadi sunnah kawniyyah yang tidak mungkin dapat berubah. Sebagaimana Sabda Rasulullah ﷺ , “setiap anak adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.” (HR Ibnu Majah/4251)
Justru ketika manusia berhenti berbuat salah, menyelisihi sunnah kawniyyah ini, Allah akan membinasakan mereka dan mengganti mereka dengan umat baru yang berbuat salah dan dosa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis abu huroiroh, Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Zat Yang jiwaku berada di tangan-Nya! Jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan binasakan kalian dan menggantikan kalian dengan kaum lain yang melakukan dosa kemudian mereka meminta ampunan kepada Allah maka Allah ampuni mereka.”(HR Muslim/2849)
Hadis di atas merupakan dalil kuat bahwa manusia adalah mahluk yang tidak akan pernah berhenti berbuat dosa. Maka ketika seseorang melakukan dosa, janganlah dia berputus asa dari rahmat Allah. Karena itu sudah menjadi ketentuan dari Allah bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari berbuat salah dan dosa. Hendaknya ketika seseorang telah berbuat dosa, dia justru fokus bagaimana caranya menyikapi dosa yang dia lakukan, apa yang harus dia lakukan setelah sadar atas dosa yang dia lakukan, bukan malah fokus kepada dosa tersebut dan overthingking tentangnya. Dan hal pertama yang harus Anda sadari, wahai pendosa, bahwa ampunan Allah dan kasih sayang-Nya sangat luas.
2. Luasnya ampunan dan kasih sayang Allah
Pernahkah terdengar olehmu sebuah cerita yang terjadi pada zaman Rasulullah ﷺ, tentang seorang wanita yang terpisah dari anaknya? Sebuah cerita yang dicantumkan oleh Imam ibnu katsir pada kitab tafsirnya, ketika beliau sedang menafsirkan firman Allah pada surah al-baqoroh,
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (Al-Baqoroh:143)
Beliau menuturkan, “Dalam hadis yang sahih disebutkan: Rasulullah ﷺ melihat seorang wanita dari tawanan perang yang telah dipisahkan dari anaknya. Setiap kali ia menemukan seorang anak kecil dari para tawanan, ia mengambilnya dan menempelkannya ke dadanya sambil terus berkeliling mencari anaknya. Ketika akhirnya ia menemukan anaknya, ia langsung memeluknya erat dan menyusuinya.
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: “Apakah kalian melihat wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api padahal ia mampu untuk tidak melakukannya?” mereka menjawab: “Tidak, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Demi Allah, sungguh Allah lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya.”(HR Bukhori/ 5999)
Tidak ada satupun dari kita yang dapat mengingkari betapa besarnya kasih sayang ibu kepada anaknya. Ibu yang telah mengandung selama 9 bulan lamanya, menahan sakit yang luar biasa ketika melahirkan buah hatinya. Bayangkan bagaimana hancurnya hati ibu tersebut ketika anak yang dia perjuangkan hilang dari pelukannya. Dengan hati yang hancur, air mata yang membanjiri kedua pipinya, dia berjalan, menyusuri daerah yang ada, dengan harapan menemui buah hatinya. Setelah sekian lama berjalan akhirnya dia menemukan buah hatinya, langsung dia peluk dan susui anaknya, dengan kegembiraan yang memenuhi hatinya. Sebegitu besar dan tiada ujungnya kasih sayang yang dicurahkan oleh seorang ibu untuk anaknya. lantas bagaimana dengan kasih sayang Allah? Pada akhir hadis tadi Rasulullah ﷺ menyebutkan dengan tegas, “Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu ini kepada anaknya.”
Jika untuk menggambarkan luasnya kasih sayang ibu saja kita tidak bisa, lantas sanggupkah kita membayangkan betapa luasnya kasih sayang Allah?
Betapa besar kebahagiaan yang ibu tersebut rasakan tatkala bertemu lagi dengan buah hatinya setelah terpisah darinya, ketahuilah, lebih besar dari itu kebahagiaan milik Allah ketika hamba-Nya kembali kepada-Nya.
Dan jika anda, wahai saudaraku, masih menganggap bahwa diri anda tidak layak untuk mengangkat tangan kepadaNya, memohon ampun kepadaNya, maka semoga firman Allah dalam hadis qudsiy berikut dapat mengembalikan optimisme anda kepada ampunan Allah. Imam At-tirmizy meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Allah berfirman,
“Wahai anak adam! Sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepadaKu, akan Aku ampuni dosa yang ada pada dirimu dan Aku tidak peduli (sebanyak apapun itu),
Wahai anak adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung tinggi sampai ke langit, kemudian kau minta ampun kepadaKu, akan Aku ampuni dosa-dosamu untukmu dan aku tidak peduli (sebanyak apapun itu),
Wahai anak adam! Sungguh jika engkau datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi, kemudian kau datang kepadaKu tanpa berbuat syirik kepadaKu, maka akan aku datangai engkau dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR Tirmizy/3540)
Semoga hadis qudsiy ini cukup untuk mengembalikan optimisme-mu terhadap luasnya ampunan Allah.
Kemudian, setelah anda telah sadar dengan luasnya ampunan dan kasih sayang Allah, yang tersisa hanyalah bagaimana cara untuk pulang, kembali kepada Allah setelah melakukan dosa dan kesalahan, baik yang anda sadari maupun yang tidak anda sadari.
3. Jalan pulang menuju Allah
Mari kita mulai perjalanan pulang menuju Allah, langkah demi langkah.
Langkah pertama, Taubat.
hal yang paling mendasar dan paling pertama yang hendaknya dilakukan seorang muslim ketika sadar telah melakukan dosa adalah taubat. Yaitu, dengan menyesali dosa yang telah dia perbuat dan bertekad serta berusaha sebaik mungkin agar tidak jatuh kepadanya lagi. Dan orang yang bertaubat adalah sebaik-baik orang yang berbuat dosa. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ , “setiap anak adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”(HR Ibnu Majah/4251)
kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan dosa, namun satu hal yang membedakan mereka semua adalah taubat. Muslim yang baik ketika melakukan sebuah dosa dan sadar akan hal itu pasti dia langsung bertaubat, menyesali perbuatan tersebut dan bertekad agar tidak jatuh lagi kepadanya. Sedangkan pendosa yang buruk adalah orang yang telah berbuat dosa, sadar akan dosa yang dia perbuat, namun tetap tenggelam pada dosa tersebut bahkan menikmatinya.
Berbuat dosa adalah hal yang tidak bisa kita hindari, namun apakah bertaubat setelahnya atau terus-terusan melakukan dosa tersebut merupakan pilihan yang ada di tangan kita masing-masing.
Langkah kedua, Istighfar.
Diantara bentuk-bentuk taubat yang paling masyhur adalah istighfar. Yaitu mengucapkan “astaghfirullah(aku memohon ampun kepada Allah)”. Dengan mengucapkan hal tersebut ketika sadar melakukan dosa, anda telah membuktikan bahwa anda menyesali perbuatan tersebut dan memohon ampun kepada Allah yang anda maksiati. Dan hendaknya istighfar ini diucapkan dengan penuh penyesalan di dalam hati serta bertekad agar tidak mengulanginya. Bukan sekedar ucapan di lisan tanpa penyesalan di hati.
Dan hendaknya seorang muslim memperbanyak ucapan istighfar dan menjadikannya wirid hariannya. Bukan hanya mengucapkannya ketika melakukan dosa saja. Karena -demi Allah- kita setiap hari melakukan dosa hanya saja kita tidak sadar akan hal itu. bahkan Rasulullah ﷺ, seseorang yang ma’shum saja ber-istighfar setiap harinya lebih dari 70 kali sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam bukhoriy dari abu huroiroh, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Allah sungguh aku ber-istighfar (memohon ampun) dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.”(HR Bukhori/5948)
Jika seseorang yang telah diampuni seluruh dosanya baik yang telah berlalu maupun akan datang masih ber-istighfar setiap hari sebanyak itu, maka bukankah kita lebih butuh untuk beristighfar lebih banyak dari Beliau?
Langkah ketiga, Melakukan kebaikan.
Hendaknya seorang muslim ketika melakukan dosa bersegera untuk melakukan kebaikan setelahnya. Agar kebaikan tersebut dapat menutupi dosa yang dia lakukan. Dan hal tersebut diajarkan langsung oleh Allah dalam firman-Nya,
اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan.”(Hud 114)
Dan Rasulullah ﷺ juga mengajarkan hal tersebut dalam sabdanya, “. . dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia (kebaikan) akan menghapusnya (keburukan).” (HR Tirmizy/1987)
Mendirikan solat sunnah, bersedekah, menolong orang yang kesusahan dan perbuatan-perbuatan baik lainnya dapat menghapus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan.
Pernahkah anda melihat tumpukan kayu bakar yang membumbung tinggi, kemudian dinyalakan api kepadanya lantas terbakarlah ia, sungguh mengerikan jika ada seseorang yang tersandung kemudian jatuh ke dalam kobaran api yang besar tersebut. Terbakar badannya. Hangus. Kemudian dia binasa karena kobaran api tersebut. Begitulah gambaran bagaimana dosa membinasakan seorang muslim. Bukankah mengerikan? Bukankah ketika hal itu terjadi hendaknya bersegera mengambil air untuk memadamkan api tersebut? Rasulullah ﷺ bersabda: “sedekah menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.”(HR Tirmizy/614)
Maka hendaknya ketika seorang muslim melakukan dosa dia bersegera untuk melakukan kebaikan guna memadam dan menghapus kesalahan dan dosa yang ia kerjakan.
Demikian, sungguh masih ada banyak jalan pulang menuju Allah. Dan pintu Allah tidak akan pernah tertutup untuk hamba-Nya. Maka pulanglah saudaraku, kembali kepada Allah. Sungguh Allah sudah rindu untuk menyambutmu bersimpuh di hadapan-Nya. Semoga Allah mengampuni seluruh dosa kita dan semoga tulisan sederhana ini dapat memberi manfaat.



