Motivasi Islami

Pengorbanan Cinta Pemuda Pilihan

Allah Ta’ala mengabadikan salah satu diantara pengorbanan cinta yang dikenang sepanjang masa, dari seorang pemuda pilihan Allah Swt yang namanya terbanyak berulang di dalam Al-Quran. Dialah Musa ‘alaihissalam, di awal keterasingan negeri Madyan, perjalanan takdir mengantarkannya pada skenario langit yang mengakhiri masa lajangnya di saat hatinya tertambat kepada seorang gadis di negeri yang masih asing baginya, lantas bagaimana kisah perjalanan indah itu?

Jejak Singkat Menuju Negeri sang Kekasih

Nabiyullah Musa ‘alaihissalam dibesarkan di istana Firaun dan tumbuh di bawah pengawasannya. Suatu ketika, Musa ‘alaihissalam melihat perkelahian seorang pria qibti pengikut firaun dengan seorang pria dari bani Israil, tak ingin jadi penonton dan pengecut, kesatria muda itu bergegas membantu seorang israil tersebut, lalu dia mendorong orang qibti hingga terjatuh dan tergeletak tak bernyawa, padahal Musa ‘alaihissalam  tidak bermaksud untuk membunuhnya.

Berita pembunuhan tak sengaja itu dengan cepat menyebar di tengah masyarakat. Firaun lalu memutuskan untuk membunuh Musa ‘alaihissalam  karena dia telah membunuh seorang qibti. Di tengah situasi genting itu seorang pria datang untuk menasihati Musa ‘alaihissalam  agar meninggalkan Mesir demi menjaga keselamatannya dari kezaliman dan penindasan Firaun, maka berangkatlah ia menuju Madyan.

Bantuan untuk Kedua Putri Seorang Hamba Allah yang Saleh

Dalam perjalanan yang melelahkan itu Musa alaihissalam akhirnya tiba di sebuah sumber air di mana sekelompok besar penggembala sedang memberi minum ternak mereka. Tidak jauh dari tempat itu terlihat dua wanita sedang berusaha mengahalau domba-domba gembalaannya yang sudah kehausan, keduanya menunggu para penggembala menyelesaikan hajat untuk ternak mereka. Musa alaihissalam  menghampiri keduanya dan menanyakan apa gerangan yang mereka lakukan, keduanya menjawab kami tidak akan memberi minum ternak kami sampai orang-orang itu pergi sedangkan orang tua kami sudah tua renta.

Seakan lupa dengan rasa penatnya Musa alaihissalam pun menawarkan bantuan agar ternak keduanya bisa minum tanpa menunggu lama dan berdesakan. Setelah itu keduanya pulang dan ia bernaung di bawah pohon untuk beristirahat dari perjalanan panjang yang melelahkan, kemudian dia berdoa kepada Allah Ta’ala agar memuaskan rasa lapar dan hausnya.

Baca Juga  Milikilah Keyakinan Kuat Maka Engkau Akan Hebat

Dialog Dua Gadis dengan sang Ayah dan Pernikahan

Kedua gadis itu memberi tahu ayah mereka tentang apa yang terjadi pada mereka, dan menceritakan kepadanya tentang Musa alaihissalam, mendengar itu sang ayah mengirim salah satu dari mereka untuk meminta Musa alaihissalam datang kepadanya agar bisa mengenalnya dan berterima kasih atas perbuatan baik kepada kedua putrinya.

Singkat cerita Musa alaihissalam pergi bersama gadis itu untuk menemui ayahnya, dan di luar dugaan ternyata bukan sekedar perkenalan biasa dan ungkapan terima kasih, sang Ayah memberinya tawaran yang lebih besar dari apa yang diharapkan Musa alaihissalam, dia menawarkan untuk menikahkan salah satu dari kedua putrinya dengan mahar berkhidmah (bekerja) kepadanya selama delapan atau sepuluh tahun dalam menggembala domba.

Sekilas, alur singkat yang disajikan Al-Quran dalam kisah ini terkesan biasa saja, namun tidak demikian bagi orang yang mentadabburinya dengan penuh keimanan, baginya mutiara hikmah teruntai dari tiap-tiap penggalan kata dalam cerita indah ini, tidak mudah bagi Musa alaihissalam menerima tawaran dari laki-laki yang baru saja dikenalnya. Sangat gegabah jika seorang ayah menyerahkan salah seorang putri tumpuan hari tuanya kepada laki-laki yang hanya menceritakan sekelumit dari perjalanan hidupnya, serta  tidak mudah bagi seorang gadis terhormat untuk meyakinkan sang Ayah agar mau mempekerjakan laki-laki asing yang kelak menjadi suaminya!?, semuanya tentu tidak mudah, bukan tanpa pertimbangan dan keputusan yang tergesa-gesa, namun peluang emas kebaikan sedang menghampiri mereka.

Untuknya Pengorbanan Terbaik

Wanita yang menjaga kehormatan diri untuk tidak berdesakan dengan kerumunan pria, adalah akhlak wanita shalihah, bagian tubuhnya tak akan tersentuh meski dengan baluran kain kecuali dengan suami yang telah Allah SWT halalkan untuknya, lalu bagaimana Al-Quran menceritakan sifat mulia wanita shalihah yang sangat pantas mendapatkan pengorbanan dari pemuda pilihan Allah itu?

  1. Berbakti kepada Ayahnya

﴿ …قَالَتَا لَا نَسۡقِي حَتَّىٰ يُصۡدِرَ ٱلرِّعَآءُۖ وَأَبُونَا شَيۡخ كَبِير ﴾

Baca Juga  Menjadi Mukmin yang Kuat (2)

“Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia.” (Q.S. Al-Qashash: 23)

Di antara akhlak istri Musa alaihissalam adalah berbakti kepada sang ayah dan selalu berupaya untuk membantunya dan mengurangi bebannya meskipun harus kesulitan menggembala dan memberi minum ternak yang lazimnya pekerjaan itu dilakukan oleh laki-laki. Dia dan saudarinya tetap melakukan pekerjaan itu untuk ayahnya dan tidak membebaninya lagi dengan pekerjaan berat.

  1. Pemalu

﴿ فَجَآءَتۡهُ إِحۡدَىٰهُمَا تَمۡشِي عَلَى ٱسۡتِحۡيَآء قَالَتۡ إِنَّ أَبِي يَدۡعُوكَ لِيَجۡزِيَكَ أَجۡرَ مَا سَقَيۡتَ لَنَاۚ…﴾

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” (Q.S. Al-Qashash: 25)

Umar bin Khathab r.a berkata: “gadis itu datang dengan menutupi wajahnya dengan lengan bajunya”, dalam riwayat lain “dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya”. (Tafsir Ath-Thabari: Hal.559)

Menutup wajah ketika malu adalah bagian dari akhlak muslimah sejati, dan inilah diantara hikmah penting dibalik syariat cadar yg disunnahkan Nabi ﷺ, dengan cadarnya wanita muslimah tak perlu lagi menutup wajah dengan tangan karena malu, ketika harus berbicara dengan laki-laki yang bukan mahramnya untuk suatu keperluan.

Imam Ath-Thabari juga menyebutkan riwayat bahwa ketika gadis itu berjalan di depan Musa alaihissalam terpaan angin menjadikan lekukan tubuhnya terlihat, Musa alaihissalam berkata kepadanya: “berjalanlah di belakangku, dan tuntunlah aku jika aku melakukan kesalahan (salah arah jalan)”. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ketika gadis itu mendatangi Musa alaihissalam dengan malu-malu, dia berkata kepadanya: “Berjalanlah di belakangku dan tunjukkan jalannya, dan aku berjalan di depanmu, karena kami (laki-laki) tidak memandang belakang wanita”.

Ketika Al-Qur’an menceritakan sifat pemalu wanita mulia itu, di sisi lain Musa alaihissalam berusaha menjaga kehormatan diri, dan itu telah bermula sejak pertama kali berjumpa dengannya, dia sekedar menawarkan bantuan dan melakukannya tanpa berbicara panjang lebar dengan wanita yang asing baginya itu, dan hal ini sangat langka kita jumpai di tengah zaman ini, entah kemana rasa malu itu tersembunyi, basa basi antar pria dan wanita yang bukan mahram, bahkan candaan sangat gampang kita temui.

Baca Juga  Sebab-sebab Ampunan (3)

Musa alaihissalam berbicara sesuai kebutuhan dan yang demikian itu lebih selamat dari fitnah. Sifat-sifat yang terpancar dari keduanya menunjukan kepribadian mulia yang jarang dimiliki kebanyakan manusia, terlebih di zaman ini, maka tidak heran jika Musa alaihissalam tanpa berpikir panjang (seperti kegalauan kebanyakan pemuda) langsung menerima tawaran baik dari Ayah sang Gadis meski maharnya adalah harus bekerja selama delapan atau sepuluh tahun kepada ayah mertuanya tersebut. Seperti pepatah arab “sesiapa yang meminang wanita terbaik tak ada mahar yang mahal untuknya”.

Demi wanita salihah pengorbanan terbaik akan dilakukan, karena dialah pelipur lara dikala kesedihan, penguat hati dikala jasad rapuh dihadapan gunung ujian, dalam pelukannya terasa hangatnya cinta dan ketulusan, kala menatap wajahnya terhias senyum seketika mengusir penat, jangankan delapan atau sepuluh tahun lamanya, bahkan sepanjang usia bersamanya akan selalu merasakan kebahagiaan, pantaslah Nabi ﷺ menobatkannya sebagai perhiasan dunia terindah, termewah, yang tak akan pernah sebanding dengan perhiasan terbaik manapun.

Dialah wanita salihah pendamping Musa alaihissalam melewati perjuangan panjang demi tegaknya agama Allah Ta’ala, untuknyalah pengorbanan terbaik dari pemuda terbaik pilihan Allah Ta’ala, maka siapkan diri anda wahai wanita muslimah untuk pengorbanan terbaik itu, untuk laki-laki yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersmamu dan semoga dengannya tegak agama Allah, sebab orang-orang saleh pilihan Allah hidup dan matinya adalah untuk tujian mulia itu.

Kisah pernikahan Musa alaihissalam dengan istrinya berbeda dari biasanya, sebab sang Ayah yang melamar Musa alaihissalam untuk dinikahkannya dengan salah satu dari kedua putrinya, maka hal itu merupakan indikasi bolehnya seorang laki-laki melamar untuk putrinya dengan laki-laki yang baik agama dan akhlaknya.

Wallaahu A’lam.

Imran Bukhari Ibrahim, Lc., M.H.

Mahasiswa S3 King Saud University, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Dirasat Islamiyah, Prodi Fiqih dan Ushul Fiqih

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?