Nilai Waktu Bagi Seorang Muslim
الحمد لله العزيز الغفار، خلق الإنسان من صلصال كالفخار, وخلق الجان من مارج من نار، أرسى الجبال وأجرى الأنهار, وأنزل الغيث وأنبت الأشجار، سخر لنا الفُلك ومهد لها أمواه البحار, وخلق الشمس والقمر وقلب الليل والنهار, صورنا فأحسن صورنا، وجعل لنا السمع والأفئدة والأبصار, ﴿ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴾ , نحمده تبارك وتعالى حمد المتقين الأبرار, ونعوذ بنور وجهه الكريم من خلق الأشرار, ونسأله السلامة من دار البوار.
Segala puji bagi Allah ‘azza wa jalla atas segala nikmat dan karunia yang Ia berikan kepada hamba-hambaNya. Salam serta salawat semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, pendakwah sejati yang telah membawa ummatnya kepada jalan yang Allah ridai, tak terlupa kita kirimkan salam kepada keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, serta mereka yang menempuh jalan beliau hingga hari akhir.
Salah satu nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada hamba-hambaNya adalah nikmat waktu. Meskipun demikian, waktu juga diibaratkan ibarat pisau bermata dua, jika tak dapat digunukan dengan bijak, maka ia mampu menikam pemiliknya. Karena keagungan dari waktu ini, Allah sering menggunakannya dalam sumpah-sumpahNya dalam Alquran, demi masa, demi malam, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, bentuk-bentuk sumpah Allah atas nama waktu, sebagai gambaran bahwa waktu adalah perkara yang sangat agung.
Waktu tidak akan pernah mampu untuk diulang, maka siapa saja yang melalaikannya pasti akan menyesal dan berada dalam kerugian.
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
- Demi masa
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘ashr: 1-3)
Allah telah mengabrkan kepada kita, bahwa semua manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang mampu mempergunakan waktunya untuk beramal salih dan saling bernasihat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,;
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum kamu kedatangan lima perkara (demi untuk meraih keselamatan dunia akhirat). Yakni Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Sehatmu sebelum datang sakitmu. Masa kayamu sebelum datang faqirmu. Waktu luangmu sebelum waktu sibukmu. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu”. (Al Albani, sahih al Targib : 3355)
Bagi seorang mukmin, waktu adalah nikmat yang harus ia syukuri dengan mempergunakannya dalam keta’atan kepada Allah. Karena menambah ketaatan adalah cara terbaik mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Jika dengan zakat, Allah menjaga sisa harta muslim yang lain, maka dengan menzakati waktu dengan cara beribadah kepada Allah akan membuat sisa dari waktu-waktu kita berkah karena dijaga oleh Allah, kita tidak akan menghabiskannya dengan perkara yang sia-sia. Ibnu Mas’ud radiallahu ‘anhu berkata,:
و إني لأكره أرى الرجل فارغا ليست في عمل الأخرة ولا في عمل الدنيا
“Sungguh aku benci melihat seseorang yang menganggur, ia tidak mengerjakan urusan akhirat, bahkan tidak juga pada urusan dunia.” (Siyar A’lam Al Nubala, 585)
Yahya Ibn Khubairah juga berkata,;
الوقت أنفس ما عنيت لحفظه وأرآه لأسهل ما عليك يضيع
“Waktu adalah perkara yang paling berharga untuk dijaga, tapi aku melihat bahwa waktu adalah perkara yang gampang disia-siakan.”
Semoga Allah memberkahi waktu-waktu kita. Amin allahumma amin