Nikmat Tanpa Syukur (bag 5)

Mata
Mata Sebagai Nikmat
Allah menciptakan mata agar menjadi dua golongan mata yang disampaikan Nabi dalam hadisnya yang berbunyi, “Dua jenis mata yang tidak akan disentuh api neraka, mata yang menangis karena rasa takutnya pada Allah dan mata yang berjaga menjaga keamanan di jalan Allah. (Hadis shahih, dalam kitab Shahih al Jami al Shagir no. 4113)
Allah juga menciptakan mata untuk mentadaburi dan memperhatikan kerajaan Allah agar bertambah keimananmu dan menguat keyakinanmu yang kemudian meninggilah firman Allah Taala yang artinya, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.” (Ali Imran : 191)
Allah juga menciptakan mata agar engkau menundukkan pandangan mu dari yang diharamkan sehingga engkau bisa menikahi para bidadari, ini adalah mahar yang disebutkan oleh Abu Darda dengan perkataannya, “Siapa yang menundukkan pandangannya dari hal yang diharamkan, maka ia bisa menikahi bidadari manapun yang ia sukai kelak”.
Pandangan Yang Lebih Tinggi Dari Emas
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ketika seorang suami melihat kepada istrinya dan istrinya melihat ke suaminya, Allah melihat mereka berdua dengan pandangan kasih sayang, dan jika suaminya memegang tangannya maka akan berguguran dosa keduanya dari jari-jarinya.” (Hadis lemah, dalam kitab Dha’if al Jami’ no. 1447)
- Mata Sebagai Sumber Murka Rabb
Mata menjadi sumber murka Rabb ketika dibebaskan melihat hal-hal yang haram sehingga karenanya terbukalah salah satu pintu dari pintu-pintu neraka.
Berapa banyak pandangan yang mempengaruhi hatinya
Seperti melesatnya anak panah dari busur dan talinya
Seorang hamba, selama ia memiliki mata yang terus ia gunakan untuk memandang
Kepada wanita (yang tidak halal baginya) adalah sesuatu yang berbahaya
Maka sesungguhnya pandangan matanya itu akan membawa bahaya bagi hatinya (jiwanya)
Tidak ada kebaikan dalam kesenangan yang kembali membawa bahaya
Saudaraku, apakah hadis ini (yang aku harapkan ia shahih), “Pandangan adalah salah satu anak panah iblis yang mengincar hati para orang mukmin, maka siapa yang meninggalkan pandangan haram itu karena takut kepada Allah, maka Allah akan menggantinya dengan rasa manis keimanan dalam hatinya”. (Hadis lemah dalam kitab Al Silsilah Al Dha’ifah no. 1065)
Jangan Ikuti Pandangan Haram Dengan Pandangan Haram Berikutnya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pandangan itu ibarat benih yang ditabur di atas tanah, jika ia tidak diurus maka ia akan layu, dan jika dirawat maka ia akan tumbuh, begitu pula pandangan jika disiram dengan pandangan haram semisalnya”.
Waktu
Waktu Sebagai Nikmat
Itulah yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dengan sabdanya, “Dua nikmat yang kebanyakan manusia merugi karenanya, kesehatan dan waktu luang”. (Hadis shahih, dalam kitab Shahih al Jami al Shagir no. 6778)
Maksud hadis itu adalah sedikit yang memanfaatkan waktu luang mereka dengan baik, dan kebanyakan menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Al Ghubn dalam hadis ini bisa juga diartikan Anda membeli dengan harga berkali-kali lipat dari harga aslinya, atau Anda menjual dengan harga yang lebih murah dari harga belinya. Maka siapa yang memiliki waktu luang namun tidak ia manfaatkan untuk persiapan hari akhirnya ia seperti orang yang rugi yang tertipu saat ia membeli barang, hal ini dikarenakan dunia ibarat ladang untuk akhirat dan di dalamnya juga tempat berdagang yang akan kita dapati keuntungannya kelak, maka siapa yang menggunakan waktu luangnya dan kesehatannya dalam ketaatan pada Allah saat di dunia maka ia akan menjadi golongan orang yang sukses atas izin Allah.
Contoh-Contoh yang Mengagumkan
Seorang ulama yang pantas dijadikan salah satu panutan kita Hammad bin Salamah, salah seorang muridnya Abdurrahman bin Mahdi menceritakan tentang beliau, “Jika dikatakan kepada Hammad bin Salamah, ‘Sungguh engkau akan meninggal besok’, maka ia tidak akan bisa menambah daftar amal soleh lain dalam kesehariannya, oleh karena itulah Allah memberikannya hadiah dengan wafat dalam keadaan shalat”.
Dahulu al Imam Ibnu Taimiyah kakek dari Majduddin Abu al Barakat jika masuk ke WC berkata kepada teman duduknya, “Bacalah kitab ini dan keraskan suaramu agar aku bisa mendengarnya sehingga tidak hilang waktu ku walau sebentar”.
Ubaid bin Ya’isy al Kufi (salah satu guru Imam Bukhari dan Imam Muslim), ia bercerita tentang dirinya, “Selama 30 tahun aku tidak pernah makan malam dengan tanganku sendiri, saudariku menyuapiku sedangkan aku menulis hadis”.
Yahya bin Ma’in Imamnya para ahli hadis berkata, “Aku telah menulis dengan tanganku sebanyak satu juta hadis”.
Oleh karena itu beliau bisa sampai pada posisi imam para ahli hadis, sebagaimana dikatakan oleh imam Ahmad, “Setiap hadis yang tidak diketahui oleh Yahya bin Ma’in, maka bisa dipastikan itu bukan hadis”.
Abu Utsman al Baqlawi berkata, “Ketika waktu sarapan datang aku merasa seolah-olah ruh ku akan keluar dari jasadku dikarenakan aku disibukkan dengan makanan dari zikir”.
Ini adalah sebagian contoh yang sangat mulia dari tekad yang mulia.
Ibnul Jauzi berkata sambil menasihati putranya, “Ketahuilah anakku, bahwa hari-hari terdiri dari jam-jam, dan jam-jam terdiri dari nafas-nafas. Nafas-nafas ini ibarat laci penyimpanan, maka berhati-hatilah dari lewatnya satu nafas tanpa hal yang bermanfaat, karena kelak engkau akan menyesalinya ketika melihat laci itu kosong. Perhatikanlah setiap waktu mu, dengan apa dilewati, jangan sampai engkau berpisah dengannya tanpa kesan yang terbaik. Jangan sampai engkau lalai terhadap jiwa mu, biasakan ia dengan hal-hal yang mulia dan terbaik. Persiapkanlah kubur mu dengan sesuatu yang akan membuatmu gembira ketika tiba saatnya engkau akan memasukinya”.
(Diterjemahkan dari kita Hibbi Ya Rihal Iman, karya Khalid Abu Syadi)