Tarbawi

Zikir, Pengantar Tidur Nan Berkualitas

Zikir merupakan amalan ringan namun bernilai tinggi, penambah pahala dan ketaatan seorang muslim di sisi Allahﷻ. Amalan ini dianjurkan untuk dilakukan di setiap saat; dari bangun tidur hingga terbangun kembali. Dengannya -atas izin Allah- terlindung dari gangguan dan keburukan setan. Zikir juga dapat menguatkan fisik sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Qayyim pada kisah Ali dan Fatimah; dimana ketika Fatimah mengeluh kepada Nabi ﷺ tentang kepayahan tugas rumahnya dan menginginkan seorang pembantu, maka Nabi ﷺ menasihatinya untuk mengucapkan “subhanallah, walhamdulillah” masing-masing sebanyak 33 kali dan “Allahu Akbar” 34 kali.[1]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: telah sampai riwayat kepada kami bahwa siapa  yang menjaga bacaan ini (subhanallah, walhamdulillah, Allahu Akbar), maka ia tidak akan merasa lelah, karena zikir tersebut dapat membantu pekerjaan dan kesibukan lainnya”.[2]

Zikir juga dapat mengantarkan seorang kepada istirahat yang berkualitas di setiap malamnya. Mengingat Allah sebelum tidur, memiliki dampak yang luar biasa berupa ketenangan, kenyamanan, dan ketentraman jiwa. Sehingga ia akan terbangun dalam suasana yang berbeda dan siap untuk melalui hari penuh keceriaan dan keberkahan. Maka tekadkanlah!

Di antara zikir yang dianjurkan ketika hendak tidur, sebagaimana berikut:

  1. Ayat kursi (Q.S. Al Baqarah: 255).
  2. Qul huwallaahu ahad (Surah Al-Ikhlas) dan 2 surah perlindungan (Surah Al-Falaq dan Surah Al Nas) masing-masing dibaca tiga kali kemudian dihembuskannya ke arah kedua telapak tangan lalu mengusapkannya ke bagian kepala, wajah, dan seluruh angota badan yang dijangkau.[3]
  3. Membaca doa:

اَللّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَفوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ.

Baca Juga  Penjelasan Hadis Arba’in Nawawiyah Penjelasan Hadis Pertama (bagian 1)

“Allahumma aslamtu nafsii ilayka, wa wajjahtu wajhii ilayka, wafawwadhtu amrii ilayka, wa alja’tu zhahrii ilayka, raghbatan warahbatan ilayka, laa malja’a wa laa manjaa minka ilaa ilayka, aamantu bikitaabika alladzii anzalta, wa binabiyyika alladzii arsalta.”

Artinya:

“Ya Allah aku serahkan diriku kepadaMu, dan kuhadapkan wajahku kepada-Mu, dan kuserahkan urusanku kepada-Mu, dan kutundukkan punggungku pada-Mu, dengan kepasrahan dan pengharapan, tidak ada tempat bermohon dan tidak pula perlindangan selain kepadaMu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang Engkau utus”.[4]

  1. Membaca doa:

بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتُ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا، بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.

Bismika rabbi wadha’tu janbii wabika arfa’uhu, in amsaktu amsakta nafsii farhamhaa, wain arsaltahaa fahfazhhaa, bimaa tahfazhu bihi ‘ibaadakas salehiin.

Artinya:

Dengan nama-Mu Tuhanku Aku letakkan lambungku, dan kepada-Mu Aku serahkan, jika Engkau mengambil nyawaku maka rahmatilah, dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah, sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh.[5]

  1. Membaca doa:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الّذِيْ أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَكَفَانَا، وَأَوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لَا كَافِيَ لَهُ وَلَا مُؤْوِيْ

“Alhamdulillahi alladzii ath’amanaa, wasaqaanaa, wakafaanaa, wa awaanaa, fakam mimman laa kaafiya lahu walaa mu’wii”

Artinya:

Segala puji bagi Allah Yang telah memberikan makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, karena betapa banyak yang tidak berkecukupan dan tidak pula bertempat tinggal.[6]

Betapa indah perihal seorang muslim ketika hendak ke pembaringannya. Seketika dia mengingat Penciptanya dengan zikir-zikir yang agung ini!, sehingga menjadi pahala dan perlindungan baginya. Ia juga menghadirkan ketenangan di relung jiwanya. Sungguh, penutup nan indah bagi harinya. Sahabat, amalkanlah!

===

[1] Dikeluarkan oleh Bukhari dalam sahihnya no. 70 / 8 (6318), dan Muslim dalam sahihnya no. 2091 / 4 / (2727).

Baca Juga  KOKOH DITENGAH BADAI UJIAN (bag: 1)

[2] Lihat: Al-Mustadrak dalam Al-Majmu’ Al-Fatawa.

[3] Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad no. 116 / 42 (25207), dan Ibnu Hibban dalam sahihnya no. 352 / 12 (5543), dan dibenarkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah no. 279 / 7 (3104).

[4] Dikeluarkan oleh Bukhari dalam sahihnya no. 29 / 8 (2313), dan Muslim dalam sahihnya no. 2086 / 4 / (2710).

[5] Dikeluarkan oleh Bukhari dalam sahihnya no. 69 / 8 (2313), dan Muslim dalam sahihnya no. 2082 / 4 / (2710).

[6] Dikeluarkan oleh Muslim dalam sahihnya no. 2085 / 4 (2715).

Fadli Darmawan, S.S.

Mahasiswa S1, Jurusan Syariah, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?