Tarbawi

Motivasi Untuk Banyak Berdzikir

Motivasi Untuk Banyak Berdzikir

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, yang rahmat-Nya terus dirasakan di setiap saat oleh seluruh makhluk-Nya. Shalawat dan salam semoga terus tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, Nabi yang membawa rahmat untuk seluruh alam semesta hingga hari kiamat.

Amma ba’du:

Dalam kehidupan yang penuh tantangan, ujian dan kesibukan, setiap Muslim dianjurkan untuk selalu mengingat Allah dengan cara berdzikir kepada-Nya, baik dengan ibadah yang wajib, atau ibadah yang sunnah.

Berdzikir bisa dilakukan dalam ibadah yang dianjurkan, seperti shalat, puasa, zakat dst, sebab semua bancaan dan doa-doa yang dibaca saat beribadah itu termasuk dzikir kepada Allah. Dzikir juga bisa dilakukan diluar dari ibadah-ibadah tersebut, seperti dalam kondisi santai, atau saat bekerja, berkendaraan dll. Sehingga dzikir adalah ibadah yang sangat mudah dilakukan kapan pun dan dimana pun. Al-Hasan Al-Bashry -rahimahullah- berkata,

تَفَقَّدُوا الْحَلَاوَةَ فِي ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: فِي الصَّلَاةِ وَفِي الذِّكْرِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ، فَإِنْ وَجَدْتُمْ وَإِلَّا فَاعْلَمُوا أَنَّ الْبَابَ مُغْلَقٌ.

“Carilah kelezatan dalam tiga hal: dalam shalat, dalam dzikir, dan dalam membaca Al-Qur’an. Jika kalian menemukannya, (maka itu tanda hati kalian hidup). Namun, jika tidak, ketahuilah bahwa pintu telah tertutup.” Madarij As-Salikin: (2/396).

Juga Ibn Taymiyyah -rahimahullah- mengatakan, “Dzikir bagi hati seperti air bagi tanaman. Jika tanaman tidak disirami, ia akan mati.” Majmu’ al-Fatawa: (10/660).

Tiga Cara dalam berdzikir:

  1. Dzikir dengan Lisan, yaitu dengan menyebut nama Allah dengan berbagai kalimat dzikir, seperti  membaca: Subhanallah (سبحان الله) “Mahasuci Allah”, Alhamdulillah (الحمد لله), Allahu Akbar (الله أكبر), La ilaha illallah (لا إله إلا الله), Astaghfirullah (أستغفر الله), La hawla wa la quwwata illa billah (لا حول ولا قوة إلا بالله), dst.
  2. Dzikir dengan Hati, yaitu dengan mengingat kebesaran Allah dalam hati, merenungkan ayat-ayat-Nya dan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, dan berusaha selalu merasa diawasi oleh Allah (muraqabatullah).
  3. Dzikir dengan Perbuatan, yaitu dengan melakukan ibadah yang disyariatkan seperti: Shalat, karena disetiap gerakan dan bacaannya adalah dzikir kepada Allah, Haji, membaca Al-Qur’an, berdoa, dll.

Dari ketiga cara tersebut, cara yang paling baik adalah dengan menggabungkan semuanya, sebab pengaruh dzikir berbeda-beda pada setiap hamba, tergantung dari tingkat keimanannya kepada Allah.

Pembagian Dzikir:

  1. Dzikir Mutlak (الذكر المطلق), yaitu dzikir yang tidak terikat oleh waktu, tempat, atau keadaan tertentu yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Baca Juga   Meraih Ketenangan Hati yang Sempurna (Bag. 2)

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kepada-Nya pada pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41-42).

Juga dalam ayat lain Allah menjanjikan pahala yang besar bagi yang banyak berdzikir,

وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)

Dalam hadis ‘Aisyah disebutkan bahwa “Rasulullah ﷺ senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan.” (HR. Muslim).

Rasulullah ﷺ berjalan di jalan Makkah lalu melewati sebuah gunung yang diberi nama Jumdān. Beliau bersabda, “Berjalanlah kalian. Ini adalah Gunung Jumdān. Al-Mufarridūn (orang-orang yang menyendiri dalam ibadah) telah mendahului.” Para sahabat bertanya, “Siapakah al-mufarridūn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).

  1. Dzikir Muqayyad (الذكر المقيد), yaitu dzikir yang terikat oleh waktu, tempat, keadaan, atau jumlah tertentu. Hukum asalnya seorang hamba harus melakukannya sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ dan tidak menambah atau mengurangi, seperti: dzikir setelah shalat fardu, dzikir pagi dan petang, dzikir sebelum tidur, dst.

Keutamaan Dzikir

Dzikir adalah bentuk ibadah yang paling mudah dilakukan, bahkan tanpa memerlukan tenaga dan kekuatan, cukup dengan hati dan lisan seseorang sudah bisa melakukan ibadah yang mulia ini. Meskipun demikian, dzikir memiliki banyak manfaat yang luar biasa baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat, di antaranya:

  1. Menenangkan Hati dan Pikiran

Dzikir membantu menghilangkan kegelisahan dan stres, serta memberikan ketenangan dalam menjalani hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

  1. Mendekatkan Diri kepada Allah

Dzikir adalah salah satu cara terbaik untuk selalu merasa dekat dengan Allah. Semakin sering berdzikir, semakin kuat hubungan seorang hamba dengan-Nya. Bahkan Allah memerintahkan hamba-Nya untuk banyak berdzikir,

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا﴾

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzaab: 41).

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Taa-Haa: 14).

  1. Menghapus Dosa-dosa
Baca Juga  Sistem Pendidikan Berbasis Al Qur’an Sebagai solusi (Bag. 1)

Dzikir adalah amalan yang ringan di lisan, tetapi berat di timbangan kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.

“Barang siapa yang mengucapkan ‘Subhanallah wa bihamdih’ seratus kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.” (Mutafaq ‘alaih).

  1. Melapangkan Rezeki

Dzikir dan istighfar (memohon ampun) dapat membuka pintu rezeki dan berkah dalam kehidupan, sebagaimana firman Allah:

فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُوا۟ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارࣰا ۝١٠ یُرۡسِلِ ٱلسَّمَاۤءَ عَلَیۡكُم مِّدۡرَارࣰا ۝١١ وَیُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَ ٰلࣲ وَبَنِینَ وَیَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّـٰتࣲ وَیَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡهَـٰرࣰا ۝١٢

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta serta anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai.'” (QS. Nuh: 10-12)

  1. Melindungi dari Gangguan Setan

Setan selalu berusaha mengganggu manusia, tetapi dengan berdzikir, kita akan mendapatkan perlindungan dari Allah. Sebagaimana firman-Nya:

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf: 36).

Dan dalam ayat lain Allah berfirman,

﴿قَالَ رَبِّ بِمَاۤ أَغۡوَیۡتَنِی لَأُزَیِّنَنَّ لَهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِیَنَّهُمۡ أَجۡمَعِینَ ۝٣٩ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِینَ ۝٤٠ قَالَ هَـٰذَا صِرَ ٰطٌ عَلَیَّ مُسۡتَقِیمٌ ۝٤١ إِنَّ عِبَادِی لَیۡسَ لَكَ عَلَیۡهِمۡ سُلۡطَـٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡغَاوِینَ ۝٤٢﴾

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. Allah berfirman: “Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS. Al-Hijr: 39-42). 

  1. Menguatkan Iman dan Keikhlasan

Dengan rutin berdzikir, iman seseorang akan semakin kuat, sehingga lebih mudah menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan  Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ»

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dan yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari).

  1. Menjadi Sebab Masuk Surga
Baca Juga  Wasilah Mengokohkan Hati di Atas Agama Allah ‘Azza wa Jalla (Bagian 1)

Dzikir yang dilakukan dengan hati yang tulus dengan penuh keyakinan akan menjadi sebab seseorang mendapatkan rahmat Allah dan dimasukkan ke dalam surga. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَن قال: لا إلهَ إلَّا اللهُ، صادقًا بها دَخَلَ الجنَّةَ،

“Barang siapa yang mengucapkan ‘La ilaha illallah’ dengan ikhlas, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ahmad).

Namun tidak cukup hanya sekedar diucapkan dan diyakini saja, akan tetapi harus diamalkan konsekuensi dari kalimat Tauhid tersebut, dan ulama menyebutkan ada 8 syarat untuk memahami kalimat Tauhid:

Pertama: Al-‘Ilmu (Ilmu), maksudnya Ilmu yang menafikan kebodohan. 

Kedua: Al-Yakin (Keyakinan), maksudnya keyakinan yang menafikan keraguan. 

Ketiga: Al-Ikhlash (Ikhlas), maksudnya ikhlas yang menafikan kesyirikan.

Keempat: Al-Shidq (Kejujuran), maksudnya kejujuran yang menafikan kebohongan.

Kelima: Al-Mahabbah (Cinta), maksudnya cinta yang menafikan kebencian. 

Keenam: Al-Inqiyad (Ketaatan), maksudnya ketaatan atau ketundukan yang menafikan pengabaian atau pembangkangan.

Ketujuh: Al-Qabul (Penerimaan), maksudnya penerimaan yang menafikan penolakan. 

Kedelapan: AL-Kufr (Kekufuran), maksudnya kekufuran atau pengingkaran terhadap apa yang disembah selain Allâh.

Jika seorang hamba memahami hal tersebut, maka dzikir yang dia ucapkan dengan kalimat Tauhid tersebut atau dengan yang lainnya akan memberikan efek positif yang sangat kuat bagi jiwa dan keimanannya.

Ini diantara manfaat dan faedah dari berdzikir kepada Allah, dan masih banyak lagi faedah-faedah lainnya yang akan dirasakan bagi seorang hamba yang senantiasa membiasakan dirinya untuk berdzikir di setiap waktunya. Suatu ketika Nabi ﷺ pernah bertanya kepada para sahabat,

«أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟» قَالُوا: بَلَى. قَالَ: «ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى». 

“Maukah kalian aku beritahukan tentang amalan kalian yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhan kalian, paling tinggi derajatnya untuk kalian, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka pun menebas leher kalian?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja.” Beliau bersabda, “Berzikir kepada Allah -Ta’ālā-.” HR. Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Hadis shahih.

Maka jangan pernah lalai dari ibadah yang mulia ini, karena orang yang lalai dari mengingat Allah maka ia termasuk orang yang merugi di dunia dan Akirat. Dan tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk meninggalkan ibadah yang mulia ini selama dia memiliki akal pikiran.

Wallahu’alam.

Rusmin Nuryadin, Lc.

Mahasiswa S2, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?