Mengapa Kita Harus Mengenal Allah Ta’ala (Bag. 4)

Mengapa Kita Harus Mengenal Allah Ta’ala (Bag. 4)
Motivasi ke empat untuk mengenal Allah Ta’ala adalah bahwa mengenalNya (ma’rifatullah) merupakan pondasi ilmu dan iman, serta kewajiban yang paling utama.
Mengapa demikian?
Imam ibnu al qoyyim berkata: sesungguhnya ilmu tentang Allah,nama dan sifatNya adalah sumber dari segala ilmu, karena ilmu dan pengetahuan ada yang terkait dengan ciptaan Allah, dan ada juga yang terkait dengan perintah dan KeputusanNya, sedangkan sumber penciptaan dan perintah tersebut adalah nama-nama Allah ta’ala.( bada’i al fawaid)
Menurut imam ibnu al qoyyim semua ilmu dan pengetahuan yang ada didunia tidak lepas dari dua aspek umum:
- Ilmu dan pengetahuan yang terkait dengan semua ciptaan Allah ta’ala, seperti ilmu tentang Alam mencakup manusia dan selainnya.
- Ilmu dan pengetahuan yang terkait dengan perintah Allah ta’ala, seperti ilmu agama dan sosial,ekonomi, politik atau semisalnya.
Kemudian beliau menyatakan bahwa sumber dari ilmu dan pengetahuan tersebut adalah Allah ta’ala dengan nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang sempurna.
Inilah alasan mengapa ilmu tentang Allah ta’la adalah pondasi bagi ilmu dan pengetahuan yang lain.
Imam ibnu al qoyyim juga berkata: semua ilmu dan pengetahuan merupakan cabang dari ilmu tentang Allah ta’ala, dan tingkatan keutamaan ilmu dan pengetahuan tersebut, tergantung sejauh mana mampu mengenalkan kepada Allah ta’ala.
karena Allah ta’ala adalah sumber ilmu dan pengetahuan, maka Sudah seharusnya ukuran urgensi dan derajat sebuah ilmu tidak diukur dari aspek manfaat duniawi saja, atau mahalnya biaya untuk mendapatkan ilmu tersebut, namun ukuran yang utama adalah bagaimana ilmu tersebut mampu untuk lebih mengenalkan dan mendekatkan kepada Allah ta’ala.
Itulah ilmu akidah yang mengkaji tentang Allah, ilmu yang mengenalkan tentang nama dan sifatNya. Ilmu yang mengajarkan bagaimana beriman kepada Allah ta’ala, dan ilmu yang menjelaskan apa saja hak-hak Allah ta’ala yang harus dipenuhi, dan apa saja kewajiban kita sebagai hamba Allah yang harus ditunaikan.
Karena pentingnya mengenal Allah ta’ala, Dia menurunkan perintah khusus kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari ilmu tentang Allah ta’ala, nama dan sifatNya, Allah ta’ala berfirman:
Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Q.S Muhammad: 19)
Ayat diatas menjelaskan keutamaan mengenal Allah ta’ala, dari beberapa sisi:
- Penggunaan kata perintah
Kata kerja dalam bentuk perintah didalam alquran pada umumnya mengandung hukum yang wajib dilaksanakan agar mendapatkan balasan yang baik, dan bila ditinggalkan berakibat hukuman. Oleh karenanya hukum mencari ilmu tentang Allah adalah wajib, bila dilakukan akan mendapatkan pahala dan balasan, dan bila ditinggalkan akan akan berakibat hukuman dan ancaman.
Berdasarkan ayat diatas, Perintah untuk mencari ilmu tentang Allah ta’ala semakin penting bila kita cermati pernyataan-pernyataan berikut ini:
- Siapa yang diperintah?
Bila Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam diperintah untuk mencari ilmu tentang Allah ta’ala, maka apalagi kita sebagai umatnya?
- Kapan perintah tersebut turun?
Perintah tersebut termaktub dalam surah Muhammad yang turun Ketika beliau sallallahu ‘alaihi wa sallam telah menetap dimadinah dan meninggalkan mekkah, dimana pada fase mekkah selama kurang lebih 10 tahun, Allah ta’ala hanya menurunkan perintah untuk mengenal dan beriman kepadaNya, Adapun perintah untuk beribadah dan menjalankan syariat islam yang lain baru kemudian turun setelah beliau hijrah kemadinah, kecuali shalat; karena telah disyariatkan dimekkah tiga tahun sebelum hijrah.
Turunnya perintah untuk mencari ilmu tentang Allah ta’ala kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau menetap dimadinah, dimana islam telah sempurna dan Berjaya, menegaskan bahwa mencari ilmu tentang Allah ta’ala tidak terbatas oleh waktu dan tempat, ia dalah kewajiban sepanjang hayat. Titik puncaknya bukan Ketika seseorang meraih gelar atau ijazah, namun saat dia Kembali kepada Allah ta’ala dengan keimanan.
- Adakah perintah untuk mencari ilmu yang lain?
perintah untuk belajar atau mencari ilmu pada ayat diatas dikhususkan kepada ilmu tentang laa ilaaha illallah, yaitu ilmu tauhid yang mengajarkan bagaimana beriman kepada Allah ta’ala dengan benar. Inilah ilmu yang pertama kali harus dipelajari sebelum ilmu dan pengetahuan yang lain.
- Penyebutan Ilmu akidah sebelum amal
Sisi lain dari ayat diatas yang menjelaskan keutamaan mengenal Allah ta’ala adalah Penyebutan perintah mencari ilmu tentang Allah ta’ala sebelum beramal (istighfar), sebagai penegasan pentingnya mencari ilmu tersebut.
Didalamnya juga terdapat isyarat bahwa kewajiban yang paling utama dan prioritas adalah mengenal Allah ta’ala. Para ulama pernah mengatakan: kewajiban yang pertama Allah perintahkan adalah mengenaliNya, karena bila manusia telah mengenali Allah ta’ala, niscaya mereka akan mengibadatiNya dengan benar. ( al hujjah fi bayaan al mahajjah).
Mengapa ilmu akidah sebelum amal?
Bila ilmu akan menuntun kepada amal, dan ilmu yang benar akan menuntun kepada amal yang benar, maka akidah yang benar akan menuntun kepada ibadah yang benar dan diterima disisi Allah ta’ala.
Bila akidah dan amal benar maka akan membuahkan kebaikan dunia akhirat, sebagaimana telah dipaparkan dalam artikel sebelumnya, alasan mengenal Allah ta’ala poin ke satu dan kedua.
Ilmu akidah sebagai pondasi iman
Ilmu akidah bagi iman, seperti air bagi sebuah pohon. Bisakah pohon tumbuh berkembang dan berbuah tanpa air? demikian juga pohon keimanan, akarnya akan tumbuh dan menguat didalam hati, kemudian membuahkan amal yang baik,bila tersiram oleh ilmu akidah, ilmu tentang Allah ta’ala, nama dan sifatNya. Allah ta’ala berfirman:
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(Q.S Ibrahim: 24-25)
Sejatinya seseorang yang ingin dan sedang mencari ilmu tentang Allah ta’ala selalu mengingat tujuan akhir dari pencariannya yaitu menjadi manusia yang paripurna, pemilik iman dan amal baik yang baik, wallahu ‘alam.