Motivasi Islami

Kunci-Kunci Khusyuk Dalam Salat (6)

Kunci-Kunci Khusyuk Dalam Salat (6)

 Dalil kelima:

Firman Allah:

اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ ࣖ

Artinya: “(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran”. QS. Az Zumar: 9.

Ayat ini menegaskan pentingnya Qiyam lail (salat malam) yang dengannya dapat membangkitkan kekhusyukan, ketundukan, kerendahan hati dan penyerahan diri terhadap keagungan Allah Ta’ala.

Firman Allah : اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ artinya “Ia yang beribadah”, yang dimaksud dengan al qaanit dalam ayat ini adalah hamba yang melaksanakan apa yang wajib atas dirinya dari ketaatan, adapun firman Allah : اٰنَاۤءَ الَّيْلِ artinya “pada waktu malam” adalah waktu malam secara umum baik di awal, pertengahan atau di akhir malam.

Rahasia pengkhususan salat malam adalah :

  1. Bahwa ibadah yang dilakukan pada malam hari lebih tersembunyi dari pandangan mata (orang lain); sehingga jauh dari riya’, dan hal itu membantu untuk meraih keikhlasan dan pemurnian ibadah hanya kepada Allah.
  2. Malam hari (terkhusus di sepertiga malam terakhir) merupakan waktu turunnya Allah ke muka bumi; Oleh karena itu ia merupakan waktu yang diberkahi. Dan seorang hamba akan meraih keberkahan waktu tersebut sesuai dengan kejujuran dan kesungguhannya (dalam beribadah), Allah berfirman:

نُصِيْبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَّشَاۤءُ وَلَا نُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ

Baca Juga  IBADAH MENINGGALKAN YANG HARAM

Artinya: “Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. QS. Yusuf: 56.

  1. Kegelapan malam menghalangi penglihatan (orang-orang), dan tidurnya orang-orang (di waktu itu) menghalangi pendengaran sehingga anggota tubuhnya (pen; orang yang melaksanakan salat malam) fokus dalam beribadah kepada Allah.
  2. Malam hari adalah waktu tidur; meninggalkannya adalah sesuatu yang sangat berat, maka pahala (salat malam) lebih besar, dan hati lebih dekat.
  3. Salat malam adalah salah satu sebab utama dalam melatih kekhusyukan dalam salat, menguatkan hubungan dengan Allah dan bergantung hanya kepadaNya.

Ayat di atas mengandung rahasia-rahasia yang sangat menakjubkan, di antaranya: Allah memulai ayat tersebut dengan menyebut amal dan mengakhirinya dengan menyebut ilmu, adapun amal adalah karena seseorang yang salat malam berdiri, bersujud, sedangkan ilmu adalah pada firmanNya:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?”. QS. Az Zumar: 9, yang menunjukkan bahwa kesempurnaan manusia terletak pada dua hal pokok ini (amal dan ilmu)[1].

Dan seorang muslim ketika melaksanakan salat malam hatinya hadir, pikirannya jernih dan jiwanya tenang, pada saat itulah dorongan untuk khusyuk lebih dekat, maka hati pun akan khusyuk, mata meneteskan air mata, dan betapa banyak air mata yang telah melelahkan pemiliknya di siang hari dan membuatnya mengalir di malam hari (menangis). Inilah makna dari perkataan salah seorang salaf: “Ahli malam dalam malam mereka (merasa) lebih lezat daripada pecinta hiburan dalam hiburan mereka. Seandainya bukan karena adanya malam, niscaya aku tidak cinta untuk tinggal di dunia ini”[2].

Baca Juga  Janji Jiwa

[1].Lihat : Tafsir al Kabir karya Fakhrurrazi (26/250).

[2]. Yang mengatakan kalimat ini adalah Abu Sulaiman ad Daraani, salah seorang ahli ibadah yang terkenal (wafat pada tahun 205 H).

Lihat: Lataaif al Maarif karya Ibnu Rajab Hal. 45.

Darul Idam, Lc., M.A.

Kandidat Doktor Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?