Keutamaan Ilmu dan Ulama
Gerbang Menuji Ilmu Syar’i (bagian 1)
Keutamaan Ilmu dan Ulama
Oleh: Sayyid Syadly, Lc.
Pintu Masuk Belajar Ilmu-ilmu Syariat[1]
Oleh: Sayyid Syadly
Berkata Sufyan ats-Tsaury rahimahullah,
مَا أَعْلَمُ عَمَلًا أَفْضَلَ مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ وَحِفْظِهِ لِمَنْ أَرَادَ اللَّهَ تَعَالَى بِهِ خَيْرًا
“Saya tidak mengetahui amalan yang lebih utama dari menuntut ilmu dan menjaganya bagi siapa yang Allah Ta’ala inginkan kebaikan padanya.” (Musnad Ad-Darimy)
Dikatakan kepada Abdullah bin Mubarak rahimahullah,
لَوْ قِيلَ لَكَ لَمْ يَبْقَ مِنْ عُمُرِكَ إِلَّا يَوْمٌ مَا كُنْتَ صَانِعًا؟ قَالَ: كُنْتُ أُعَلِّمُ النَّاسَ
“Jika anda ditanya, ‘Kalau tidak ada tersisa dari umur anda kecuali sehari saja, apa yang anda akan lakukan?’, beliau jawab, ‘Saya akan mengajar manusia’.” (Al-Madkhal ilaa Sunan al-Kubraa lii Al-Baihaqy)
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan,
النَّاسُ أَحْوَجُ إلَى الْعِلْمِ مِنْهُمْ إلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ؛ لِأَنَّ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ يُحْتَاجُ إلَيْهِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، وَالْعِلْمَ يُحْتَاجُ إلَيْهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ
“Manusia lebih butuh kepada ilmu dari kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman, karena makan dan minum dibutuhkan sehari hanya sekali, 2 atau 3 kali, dan ilmu dibutuhkan setiap waktu.” (I’laam al-Muwaqqi’iin)
Bismillahirrahmanirrahim
Mukadimah
Segala puji bagi Allah yang mengajar dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahui, selawat dan salam atas Nabi mulia, imam agung, pemimpin dan suri teladan kita Muhammad ﷺ dan keluarga serta sahabat-sahabatnya dengan salam yang banyak, waba’du:
Sungguh ilmu syar’i urusannya sangat mulia, kedudukannya begitu tinggi, keutamaannya tanpa batas, ayat-ayat al-Quran sebagai saksi bahwa ilmu termasuk ibadah teragung, menimbanya termasuk ibadah termulia, ahli ilmu adalah yang paling tinggi martabatnya setelah para nabi, yang paling banyak takutnya kepada Rabb bumi dan langit, berupaya untuk mendapatkan ilmu termasuk usaha yang paling mulia, meminta tambahan ilmu merupakan doa dari Rasulullah ﷺ pemberi kabar gembira dan peringatan.
Allah Ta’ala berfirman,
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ ٱلۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Qs. Ali ‘Imran: 18]
Dan firmanNya,
إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahapengampun.” [Qs. Fathir: 28]
Dan firmanNya,
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
“Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” [Qs. Al-Mujadilah: 11]
Dan firmanNya,
فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
“Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” [Qs. At-Taubah: 122]
Allah tidak pernah memerintahkan nabiNya untuk meminta tambahan kecuali ilmu, sebagaimana firmanNya,
وَقُل رَّبِّ زِدۡنِي عِلۡمٗا
“Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” [Qs. Tha-Ha: 114]
Nabi ﷺ bersabda,
مَن يُرِدِ اللَّهُ به خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan kepadanya maka akan memahamkannya agama” [HR. al-Bukhari 1/25 no. 71, dan Muslim 2/719 no. 1037 dari hadis Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu]
Berkata Ibnu Jama’ah al-Kinany,
اعْلَمْ أَنَّ جَمِيعَ مَا ذُكِرَ مِنْ فَضِلِ الْعِلْمِ وَالْعُلَمَاءِ إِنَّمَا هُوَ فِي حَقِّ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ الْأَبْرَارِ الْمُتَّقِينَ الَّذِينَ قَصَدُوا بِهِ وَجْهَ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَالزُّلْفَى لَدَيْهِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ، لَا مَنْ طَلَبِهِ بِسُوءِ نِيَّةٍ أَوْ خُبْثِ طَوِيَّةٍ أَوْ لِأَغْرَاضٍ دُنْيَوِيَّةٍ مِنْ جَاهٍ أَوْ مَالٍ أَوْ مُكَاثَرَةٍ فِي الْأَتْبَاعِ وَالطُّلَّابِ
“Ketahuilah bahwa semua yang disebutkan dari keutamaan ilmu dan ulama sesungguhnya demikian itu hanya itu ulama yang beramal taat lagi bertaqwa, yang mengharap dengannya wajah Allah yang mulia, kedekatan kepadaNya di surga penuh kenikmatan, bukan untuk yang mencari ilmu dengan niat buruk, suara hati busuk, atau tujuan dunia dari kedudukan, harta, dan banyaknya pengikut dan murid” [Tadzkirotu as saami’ wa al mutakallim, hal. 130]
Ulama adalah pewaris para nabi, dan tidaklah takut kepada Allah dengan sebenar-benarnya takut kecuali yang mengetahui Allah dengan basirah, mengenal nama-nama dan sifat-sifat serta kemuliaan hak Allah Ta’ala. Manusia yang paling tinggi pengetahuannya setelah para rasul dan nabi ‘alaihimusshalatu wassalam adalah ahli ilmu dengan perbedaan tingkatan ilmu di antara mereka terhadap Allah, maka sepantasnya para ulama dan penuntut ilmu memberikan perhatian besar pada perkara ini dari berbagai sisi yang berbeda: dari ketakutan kepada Allah, merasa diawasi olehNya, beramal dengan ilmu dan mengajarkannya kepada manusia, dan pada setiap hak Allah dan hak hamba-hambaNya.
Kitab ini – yang berada di hadapan anda wahai yang semoga diberkahi Allah – adalah sedikit andil untuk memberikan gambaran garis besar petunjuk langkah, peta perjalanan, dan tangga naik menuju ilmu-ilmu syariat melalui mukadimah penting yang dapat membantu penuntut ilmu dalam perjalanan ilmiahnya.
Para pembaca dan siapa saja yang diharapkan menikmati buku ini diberi kemudahan penyajian isi dan memahami kandungan buku tanpa bertele-tele dan penyingkatan, disusun sesuai dengan kapasitas para penuntut ilmu dan sebagai pembukaan menuju pelajaran syariat.
Bersambung …
[1] Diterjemahkan dan disadur dari kitab madkhal ilaa ‘uluum asy-syarii’ah terbitan jam’iyyah nukhab cet. ke-3 karya Syekh Prof. Dr. Abdurrahman bin Abdulaziz Al-‘Aql Hafizhahullah (Guru besar jurusan sunnah fakultas syari’ah di qassim university, arab saudi).