Keutamaan Bulan Ramadhan
Di antara ketetapan Allah bagi umat Islam adalah diciptakannya bulan Ramadhan dan dipilihnya bulan tersebut sebagai bulan yang mulia. Ialah penghulu bulan-bulan lainnya karena begitu banyaknya kemuliaan dan keutamaan yang disematkan kepadanya.
Kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan bisa kita dapati di dalam banyak ayat dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun secara umum, keutamaan-keutamaan tersebut dapat kita bagi ke dalam 3 bagian:
- Bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah.
Keberkahan adalah banyaknya kebaikan secara terus-menerus yang terdapat pada suatu perkara. Demikianlah bulan Ramadhan, ia merupakan bulan yang dipenuhi keberkahan dan kebaikan. Karenanya para salaf terdahulu sangat menjaga waktu-waktu yang mereka miliki pada bulan Ramadhan.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menamai bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh berkah, beliau bersabda:
قَدْ جَاءَكُم شَهْرُ رَمَضَان شَهْرٌ مُبَارَك
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah.” [HR. Ahmad, shahih]
Betapa tidak? Sebab setiap detik darinya adalah kesempatan emas bagi seorang muslim untuk mendulang pahala yang sangat banyak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ
“(Pada bulan Ramadhan) pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, sedangkan setan dibelenggu.” [HR. Ahmad, shahih]
Hadits tersebut merupakan ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan kebajikan pada bulan Ramadhan, serta mengandung peringatan agar tidak terjatuh dalam kemaksiatan kepada Allah Ta’ala di mana pada bulan tersebut pintu-pintu neraka sedang ditutup dan setan juga dibelenggu yang menandakan bahwa godaan mereka kepada manusia sedang melemah, yang seharusnya membuka kesempatan yang sangat besar bagi perindu surga untuk memperbanyak ibadahnya.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan keberkahan pada santap sahur, beliau bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
“Bersahurlah, karena di dalamnya terdapat keberkahan.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Maksud dari keberkahan yang terdapat dalam sahur pada hadits di atas mencakup dua hal, keberkahan di dunia sebagai bekal takwa bagi seorang yang berpuasa di siang harinya dan keberkahan di akhirat kelak dengan tambahan kebaikan dan pahala di sisi Allah Subhanahu wata’ala.
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan keberkahan buka puasa dalam sabdanya:
فَرْحَتَان لِلصَائِمِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِه، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّه عَزَّ وَجَلَّ
“Bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan: Kebahagiaan ketika ia berbuka puasa dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabbnya kelak.” [HR. Ahmad, shahih]
Demi Allah, sungguh seorang mukmin yang berpuasa sangat pantas untuk berbahagia. Bahagia karena pahala dan ganjaran kebaikan ibadah puasa hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wata’ala saja, dan Allah sendiri yang akan membalasnya. Dalam sebuah hadits qudsi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ حَسَنَة يَعْمَلُها ابن آدَم تُضَاعَف عَشْراً إلَى سَبْعِ مِائَة ضِعْف غَيْرَ الصِيَام هُوَ لِي وَأَنا أَجْزى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَه مِن أَجْلي وَيَدَع طَعَامَه مِن أَجْلي
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan diganjar 10 pahala hingga 700 pahala kebaikan kecuali ibadah puasa, karena ibadah puasa itu untuk-Ku (Allah) dan Aku yang akan membalasnya, sebab ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku.” [HR. Ahmad dan Abdurrazzaq, shahih]
- Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah
Di bulan Ramadhan ini Allah Ta’ala telah mewajibkan beberapa ibadah yang sangat agung pada bulan tersebut, sementara Allah berfirman perihal ibadah wajib dalam sebuah hadits qudsi yang berbunyi:
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّه
“Barang siapa yang memerangi wali-Ku, maka sungguh Aku telah umumkan perang terhadapnya, dan tiada amalan yang dilakukan oleh hamba-Ku yang lebih Aku cintai selain apa-apa yang Aku wajibkan atas mereka, dan tidaklah seorang hamba senantiasa mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku adalah penglihatannya yang dengannya ia melihat, Aku adalah tangannya yang dengannya ia memukul, Aku adalah kakinya yang dengannya ia berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan, dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya akan Aku lindungi.” [HR. Bukhari]
- Ibadah puasa
Kewajiban untuk beribadah puasa pada bulan Ramadhan sangat jelas perintahnya di dalam al-Quran sebagaimana yang kita telah yakini bersama. Allah berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian untuk mengerjakan ibadah puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al-Baqarah: 183]
Keutamaan bulan Ramadhan semakin bertambah karena ibadah puasa (pada bulan Ramadhan) merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Dan jika saja tak ada keutamaan yang dikandung oleh bulan Ramadhan selain kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa, maka hal itu sudah cukup untuk menjadikannya sebagai bulan yang mulia dan agung.
- Ibadah zakat fitri
Di akhir dari bulan Ramadhan Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang beriman yang merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak kecil, jika memiliki kelebihan bahan makanan pada hari itu untuk mengeluarkan zakat fitrah berupa bahan makanan pokok kepada mereka yang fakir dan miskin. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sho’ dari kurma atau gandum atas setiap hamba sahaya dan yang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan dewasa, dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ’Ied. [HR. Bukhari dan Muslim]
- Ibadah shalat tarawih
Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar yang sangat nampak pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam dari bulan Ramadhan yang semakin menambah besarnya keutamaan dari bulan suci Ramadhan. Sejatinya ia merupakan shalat tahajud yang dilaksanakan pada awal waktu malam, di mana para sahabat radhiyallahu ‘anhum mendapati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang melaksanakannya pada salah satu malam di bulan Ramadhan, mereka akhirnya mengikuti beliau dan hal tersebut berlangsung hingga beberapa malam kemudian. Namun karena rasa takut dan kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat besar kepada umatnya, beliau akhirnya menghentikan shalat tersebut karena takut akan diwajibkannya ibadah tersebut kepada umat Islam, serta rasa sayang dan rahmat beliau kepada umat Islam jika mereka terbebani dengan kewajiban shalat tarawih. Secara spesial Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa menghidupkan malam-malam dari bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan ganjaran pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Para ulama menjelaskan bahwa maksud dari menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan adalah dengan menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan di antara ibadah yang sangat agung pada saat tersebut adalah shalat tarawih secara berjamaah di rumah-rumah Allah. Sedangkan makna dosa-dosa yang akan diampuni dalam hadits tersebut adalah dosa-dosa kecil.
- Lailatul Qadr
Lailatul Qadr merupakan salah satu sebab bertambahnya kemuliaan bulan Ramadhan. Secara ringkas Lailatul Qadr bermakna malam kemuliaan disebabkan turunnya al-Quran untuk pertama kalinya dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam tersebut. Seluruh malaikat Allah yang berada di langit turun ke dunia untuk menyaksikan malam tersebut. Karena kemuliaannya Allah berfirman tentangnya di dalam satu surah dan menamainya dengan surah Al-Qadr, yang artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran pada malam kemuliaan. Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat dan malaikat Jibril turun pada malam itu atas izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan keselamatan hingga terbit fajar.” [QS. Al–Qadr: 1-5]
Karena keutamaan Lailatul Qadr yang amat besar ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah meninggalkan ibadah i’tikaf (berdiam diri di masjid untuk beribadah) guna mendulang pahala 1000 bulan lebih dan derajat yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wata’ala. Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata kepada Urwah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu: “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau wafat, lalu istri-istri beliau mewarisi ibadah i’tikaf ini sepeninggal beliau.” [HR Bukhari]
- Bulan Ramadhan adalah bulan maghfirah (ampunan)
Maksudnya adalah bahwa bulan Ramadhan merupakan ajang untuk mengikis habis dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Tentu saja mengikis habis dosa kita dengan mengerjakan ibadah yang banyak pada bulan Ramadhan dengan keikhlasan dan ittiba’ kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibadah-ibadah yang diuraikan di atas dapat menjadi sebab dihapusnya dosa-dosa kita.
Sahabat, seluruh keutamaan yang telah kita sebutkan di atas seyogianya dapat menjadi pemicu dan pemacu bagi jiwa kita untuk lebih bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan seluruh potensi dan karunia yang Allah berikan guna mendulang kebaikan yang banyak di dalam bulan ini.