Motivasi Islami

Kata-kata Mutiara Penggugah Belajar

Keutamaan-keutamaan Ilmu

Allah membatasi rasa takut hanya bagi para ahli ilmu, sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya yang hanya takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah para ahli ilmu.” (QS. Fathir: 28). Ketakutan kepada Allah merupakan jalan teragung menuju rida Allah dan surga-Nya, sebab ia dapat mendorong seseorang kepada ketaatan dan mencegah dari kemaksiatan.

Selain itu Allah memerintahkan Nabi-Nya meminta tambahan ilmu, sebagaimana firman-Nya, “Dan katakanlah, ‘Rabbku tambahkanlah kepadaku ilmu’.” (QS. Taha: 114). Allah tidaklah menyuruh Nabi-Nya meminta suatu tambahan kecuali tambahan ilmu.

Allah juga mengangkat kedudukan ahli ilmu di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman-Nya, “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah:11).

Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang Allah inginkan kebaikan padanya maka Dia akan memahamkan baginya agama.” (HR. Bukhari dan Muslim). Jika engkau melihat Allah membawamu kepada ilmu, bermajelis bersama ahlinya dan mengambil faedah dari mereka, atau dari wasilah apa saja yang bermanfaat untuk mendapatkan ilmu, maka ketahuilah bahwa Allah menginginkan bagimu kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan itu Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Hadis ini membuatmu bahagia dengan ilmu, walaupun engkau sendiri di jalan ini, karena ilmu mengantarkanmu kepada keridaan Allah yang membawamu ke surga.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Keutamaan seorang alim (ahli ilmu) dibandingkan seorang abid (ahli ibadah) sebagaimana keutamaan bulan atas seluruh bintang.” (HR. At-Tirmidzi dengan sanad hasan). Beberapa pelajaran dari hadis ini:

  1. Apa bentuk persamaan alim dengan bulan?

Pertama, Bulan mengambil cahayanya dari matahari, begitu pun alim mengambil ilmunya dari kitab dan sunah.

Kedua, Bulan memiliki fase dan tingkat; ada hilal dan purnama serta di antara keduanya, begitu pun ulama bertingkat pada ilmu mereka.

  1. Keutamaan alim atas abid dari berbagai sisi:

Pertama, manfaat yang diberikan oleh alim selain untuk dirinya sendiri juga untuk orang lain, berbeda dengan abid untuk diri sendiri.

Kedua, ilmu memperbaiki yang salah dari ibadah, tidak sebaliknya.

Ketiga, alim pewaris Nabi, keutamaan ini tidak didapatkan oleh abid.

Keempat, abid pengikut dan pentaklid alim.

Kelima, ilmu akan terus mengalir manfaatnya bahkan setelah kematian, keutamaan ini tidak didapatkan oleh abid.

Perkataan Salaf Seputar Urgensi Ilmu

Ali bin Abi Thalib h mengatakan, “Cukuplah ilmu sebagai kemuliaan ketika ada orang yang mengaku berilmu padahal ia tidak mengetahuinya dengan baik dan senang jika dinisbahkan ilmu kepadanya, serta cukuplah kebodohan sebagai celaan ketika bahkan orang yang bodoh berlepas diri dari kebodohan.”

Abu Hurairah h mengatakan, “Berusaha memahami agama sesaat lebih aku sukai dari pada menghidupkan malam dengan salat sampai subuh hari.”

Sufyan Ats-Tsaury r mengatakan, “Manusia yang paling tinggi derajatnya adalah mereka yang antara Allah dan hamba-hambaNya sebagai Rasul dan Ulama”.

Beberapa Faedah dari Ilmu

  1. Amalan tidak akan diterima kecuali dengan 2 syarat: Ikhlas (karena Allah Ta’ala) dan ittiba’ (sesuai petunjuk Rasulullah ﷺ), dan tidaklah seorang hamba mengetahui keduanya kecuali dengan ilmu.
  2. Ilmu mengistimewakan seseorang dan mengangkat derajatnya, jika engkau melihat orang dewasa tidak mengetahui permasalahan yang sederhana (sangat mudah) maka ia akan diremehkan karena hal tersebut.
  3. Orang yang bersungguh-sungguh (dalam hal apa saja) tanpa ilmu akan melelahkan dirinya, seperti orang yang berjalan tanpa petunjuk, lihatlah kepada pelaku bid’ah yang beramal tapi justru semakin jauh dari Allah.
  4. Sesuatu paling mulia yang pernah ada ialah takarub kepada Allah, berbahagia dengan munajat kepada-Nya dan gembira dengan mencintai-Nya, tidaklah semua itu bisa didapatkan kecuali dengan jalan ilmu terhadap Allah dan agama-Nya.
  5. Setiap sifat yang Allah puji pelakunya di dalam Alquran itu karena hasil dari ilmu dan manfaatnya, begitu pun setiap celaan yang Allah cela dalam Alquran itu karena kebodohan.
  6. Ilmu adalah kehidupan bagi hati, sebagaimana hujan kehidupan bagi bumi.

Manfaat Ilmu bagi Seorang Pelajar

  1. Ilmu memperbaiki akidah

Tidak diragukan bahwa perkara akidah merupakan hal termulia, nas-nas sangat banyak memberikan perhatian terhadapnya, menjaganya dari hal-hal yang bisa membatalkannya atau yang merosotkannya, begitu pun para Ulama dulu dan kini turut menjaganya, serta tidak diragukan bahwa ilmulah yang memperbaiki akidah manusia, karena bagaimana bisa manusia mengenal tauhid dan syirik kecuali dengan ilmu? Dan bagaimana kita mengetahui sunah dan bid’ah kecuali dengan menuntut ilmu?

Oleh karena itu Ulama mengatakan, “Sungguh menuntut ilmu yang berkaitan dengan pokok agama dan intisari akidah, wajib ain bagi setiap muslim yang mampu.”

Jika engkau memperhatikan keadaan sebagian manusia di dunia Islam, maka akan engkau lihat hal-hal aneh dari pertentangan akidah, hal tersebut disebabkan kurangnya perhatian terhadap ilmu memiliki peran pada kejahilan tersebut.

  1. Ilmu memperbaiki ibadah
Baca Juga  Sebab-sebab Ampunan (3)

Allah menciptakan kita hanya untuk beribadah kepada-Nya, tanpa ilmu maka bagaimana cara kita menyembah Allah? Bagaimana kita salat, puasa, umrah dan haji? Lihatlah keadaan orang-orang salah dalam ibadah mereka, kita akan dapatkan bahwa sebabnya adalah kejahilan terhadap tata cara beribadah.

  1. Ilmu memperbaiki muamalat

Hal ini akan tampak saat jual beli atau yang berkaitan dengannya.

Jika diperhatikan keadaan sebagian orang, kita akan dapatkan mereka bermudah-mudahan pada yang haram dan yang syubhat dalam perkara harta, itu semua karena kejahilan akan hukum dan akibat pelakunya. Ilmu datang memperbaiki dan menjelaskan yang salah pada muamalat tersebut.

  1. Ilmu menuntun pelakunya mengetahui jalan-jalan setan

Semua kita tahu bahwa setan berupaya untuk menyesatkan manusia, sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian.” (QS. Fatir: 6). Siapa yang belajar maka ia akan mengetahui jalan-jalan setan dan langkah-langkahnya, dengan demikian ia mampu menjauhinya.

  1. Ilmu menyaring informasi

Kita telah mempelajari di sekolah dan kampus, mendengarkan kisah-kisah dari bapak nenek moyang, membaca banyak buku, mengikuti banyak akun sosial media, maka kita telah menyerap banyak informasi, namun apakah kita tahu mana yang benar dan batil serta khurafat? Maka dari sini ilmu sangat dibutuhkan untuk memperbaiki informasi tersebut dan membedakan serta meninjaunya, sehingga tidak tersisa kecuali yang benar saja.

  1. Ilmu menjaga ahlinya dari fitnah

Menuntut ilmu dapat menjaga kita dari syubhat dan syahwat agar terhindar darinya, kemudian apabila seorang pelajar mengajarkan ilmunya kepada yang lain maka merupakan cahaya di atas cahaya, karena akan menjadi sebab pencegahan masyarakat dari kerusakan

Wasiat Berharga Bagi Para Penuntut Ilmu

  1. Perbarui niat dan perbaiki tujuanmu, hendaknya belajarmu hanya untuk Allah Ta’ala, kadar kejujuranmu menentukan taufiq Allah terhadapmu pada setiap tingkatan belajar, sebagaimana firmanNya, “Jika mereka jujur kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS.47:21)
  2. Jadilah pengikut sunnah, sebagai pembuktian dengan perkataan, amalan dan akhlakmu, jauh dari setiap penampakan bid’ah, sangat disayangkan ketika terlihat sebagian penuntut ilmu terjatuh dalam sebagian bid’ah.
  3. Mulailah dengan bertahap dalam menuntut ilmu, hafalkan atau ulangi ringkasan setiap ilmu, hadiri penjelasan para ahli ilmu di masjid-masjid, jika tidak memungkinkan maka dengarkan dari internet, tulis fawaid, dengan demikian akan didapatkan ilmu yang indah dalam waktu singkat
  4. Amalkan ilmu, jangan jadikan kepentinganmu hanya untuk memperbanyak ilmu atau ingin dikenal dengannya, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (QS.61:2), dalam hadis, “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat kecuali ditanya 4 hal”, di antaranya, “Dan ilmunya apa yang diamalkan darinya” (HR. At-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)
  5. Semangatlah bermajlis ilmu bersama para Ulama, jika tidak mampu anda lakukan di negerimu, maka bersafarlah menuju mereka, jika tidak bisa juga maka semoga mendengar kajian internet cukup bagimu.
  6. Beradablah saat bertanya kepada ahli ilmu, pilih kata yang baik dan waktu yang tepat, serta adab bertanya lainnya.
  7. Perhatikanlah bahwa seorang guru memberikan inti ilmunya, ia meringkas ilmu bagimu selama bertahun-tahun dari umurnya ia mendapatkannya, memberikanmu hanya dalam majlis-majlis singkat, maka jangan tidak menghadiri majlis ulama
  8. Jagalah adab bersama gurumu, dan jangan panggil langsung dengan namanya, perbanyak mendoakannya, perbaiki dudukmu di depannya, ketahuilah bahwa adabmu dengannya adalah bentuk ibadah kepada Allah
  9. Semangatlah mendapatkan teman-teman yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, agar dapat membantumu -setelah Allah- saat belajar dan murajaah dalam perjalanan menuntut ilmu, bersamailah ia dengan akhlak baik, memperhatikan adab pertemanan, setia, mulia, tidak acuh terhadap kesalahan kecil.
  10. Senantiasa hadiri 1 atau 2 taklim dalam sepekan, jangan sekali-kali tidak hadir kecuali pada keadaan sangat darurat, ingatlah bahwa siapa istiqamah maka ia akan menuai buah hasilnya, jangan hanya seperti orang yang mencoba-coba belajar.
  11. Sebagian pemuda banyak membaca ilmu tertentu pada awal belajar sehingga diketahui misalnya bahwa ia telah membaca sekitar lima buku pelajaran aqidah dalam satu tahun, sedangkan ia belum membaca satupun kitab fiqih, hal ini membahayakan keseimbangan perhatian terhadap ilmu-ilmu. Hendaknya seorang pelajar mempelajari ilmu-ilmu inti seluruhnya walaupun hanya ringkasan, ia membaca satu buku di setiap ilmu untuk mengenal secara umum materi terkait ilmu-ilmu tersebut.
  12. Seimbangkan kecintaanmu terhadap ilmu dan menuntutnya dengan hak-hak lain seperti hak orang tua, keluarga, sekolah, dan pekerjaan. Keseimbangan ini akan memberi Anda kenyamanan banyak.
  13. Ikut sertalah menyebarkan ilmu kepada manusia, di masjidmu, kerabatmu, rekan kerjamu, sahabatmu, melalui sosmed, dan berusahalah unggul dalam pengajaranmu. Ketahuilah bahwa berbagi ilmu adalah salah satu amalan yang paling dicintai oleh Allah, karena Allah ingin manusia mengetahui kebenaran. Jika anda merenungi keutamaan berdakwah, anda akan menemukan bahwa itu hanya akan bisa diberikan oleh mereka yang memiliki ilmu yang benar bermanfaat bagi manusia.
  14. Bertaqwalah, jangan sekedar ucapan saat majlis dan khutbah, namun bermaksiat saat sendirian, ketahuilah bahwa taqwa adalah kunci taufiq berilmu dan beramal, Allah Ta’ala berfirman, “Jika kalian bertaqwa maka Allah akan memberimu furqan mampu membedakan baik dan buruk” (QS.8:29)
  15. Jangan iri terhadap saudaramu karena ia lebih berilmu darimu, atau ia telah lebih dulu naik ke jenjang kuliah darimu, jadilah pemilik hati yang bersih dan suci.
  16. Ketaatanmu kepada kedua orangtuamu adalah kunci untuk mendapatkan ilham dari Allah pada ilmu dan mengajar, maka perbaiki kebersamaanmu dengan keduanya, minta dari mereka agar mendoakanmu.
  17. Jangan tergesa-gesa mendapatkan hasil dari ilmu, karena ilmu akan datang dengan berjalannya waktu, hari ini satu hadis dan besok semisalnya, setelah waktu berlalu, anda akan menjadi ahli ilmu dengan izin Allah.
  18. Bersungguh-sungguhlah dalam keistiqamahan menuntut ilmu, jangan pedulikan orang yang mundur dan malas, mintalah kepada Allah agar terbantu dalamnya.
  19. Ilmu adalah cahaya dan pemberian Allah, jangan anda membalasnya dengan dosa, ingatlah bahwa maksiat menghilangkan cahaya ilmu, dan menghapuskan berkah manfaat walaupun suatu saat nanti
  20. Konsultasikan kepada gurumu yang terdekat dan mengetahui kepribadianmu serta kemampuanmu, jangan sampai anda mengambil keputusan ilmiah sebelum bertanya kepadanya, apalagi di awal-awal menuntut ilmu, ketahuilah bahwa konsultasimu dengan gurumu akan meringkas jalanmu dalam pertumbuhan ilmumu, menerangi jalanmu, memperbaiki perjalananmu, maka jangan abaikan konsultasi.
  21. Aturlah waktumu, karena ia adalah modal utamamu, jauhilah pencuri-pencuri waktu, yang paling terkenal: hp, teman-teman yang kacau, banyak tidur, tidak tepat waktu.
  22. Jadikanlah termasuk dalam program ilmiahmu: menulis pembahasan ilmiah sederhana setiap bulan, karena menulis pembahasan-pembahasan tertentu menghasilkan bagimu apa yang tidak dihasilkan oleh hanya sekedar bacaan atau majlis-majlis ilmu.
  23. Gunakanlah aplikasi-aplikasi ilmiah yang terdapat di Hp atau Laptop, namun jangan jadikan sumber satu-satunya dalam pembelajaran
  24. Menghafal al-Quran dan hidup di antara ayat-ayatnya merupakan hal yang sangat membantu dalam kehidupan ilmiahmu, jika anda tidak mampu menghafal semuanya, maka hafalkan sebagiannya dan mutqinkan bacaannya.
  25. Jangan banyak membeli buku di awal-awal belajar, fokuslah pada inti-inti ilmu, gurumu atau konsultanmu bisa membantumu dalam memilih buku.
  26. Jangan habiskan waktumu untuk mengikuti perselisihan sebagian orang, apa yang ia katakan dan apa yang dikatakan kepadanya, waktumu lebih berharga dari sekedar mengikuti kacaunya pertikaian, isilah usiamu dengan ilmu dan amal saja.
  27. Tatkala para salaf menggunakan waktunya dengan baik dan jujur kepada Rabbnya, mereka telah meninggalkan untuk kita puluhan karya dalam berbagai ilmu, -sungguh karya mereka secara ringkas- adalah inti sari dari waktu mereka.
  28. Khususkan satu malam perpekan untuk belajar bersama teman-temanmua yang cerdas, saling berbagi ilmu dan begadang untuknya.
  29. Lihatlah kehidupan salaf sekali-kali, Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran”, anda akan mendapatkan pada kabar mereka penyemangat untuk belajar dan beramal.
  30. Jadilah teladan yang baik dimasyarakatmu, karena anda adalah penuntut ilmu tidak sama yang lain, agar tercium darimu wangi adab, dan anda mengisi kehidupan dengan penyebutan yang baik.
  31. Jagalah lisanmu dari kata-kata buruk, agar ketika anda mengkritik orang lain tidak sampai terlontar perkataan keji.
  32. Khususkan setiap tahun target ilmiah, misal: menghafal 5 matan, meenulis 200 faidah dari berbagai kitab, mengadakan daurah ilmiah di suatu perkampungan, dan mengupload pelajaran-pelajaran di YouTube setelah anda sudah matang untuk itu.
  33. Wahai penuntut ilmu, anda akan diuji dengan dirimu sendiri, hartamu, atau keluargamu, maka bersabarlah dengan kesabaran yang indah, bergantunglah kepada Allah, jadilah orang bijaksana dalam menghadapi ujian tersebut, Allah Ta’ala berfirman, “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar bersungguh-sungguh dan bersabar di antara kalian” (Qs. 47:31)
  34. Anda harus memperhatikan mauizah yang dapat melembutkan hati, dengarkan dan bacalah sebagiannya, evaluasi dirimu setiap waktu, dan bersiaplah menemui Rabbmu.
  35. Sebelum menikah, carilah wanita yang memahami targetmu, dan anda yakin ia akan membantumu dalam perjalanan ilmu
  36. Sudah menjadi tabiat akan ada perselisihan antaramu dengan istrimu, saat itu anda memerlukan kebijaksanaan dalam menyelesaikan permasalahan itu, jika anda tidak mampu maka berkonsultasilah kepada orang yang berpengalaman dalam permasalahan rumah tangga, karena berlanjutnya permasalahan itu akan mempengaruhi perjalanan ilmumu, sungguh saya mendapati sebagian pemuda yang meninggalkan ilmu sebab persoalan rumah tangga, ini adalah kesalahan.
  37. Setelah menikah, jadilah orang yang selalu menunaikan hak-hak istri, beradab bersamanya dengan akhlak terbaik, karena sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dengan keluarganya.
  38. Perkumpulan penuntut ilmu bukanlah ma’shum, maka jangan heran ketika sebagian mereka terjatuh dalam kesalahan, saya wasiatkan kepadamu agar mengambil hati dan berusaha menasehati dengan cara terbaik.
  39. Latihanlah menulis fawaid dari kitab-kitab, jangan hanya menjadi pembaca saja, jika anda terbiasa menulis maka akan terkumpul padamu ratusan fawaid sejalannya waktu, ketika itu rapikanlah dengan baik dan berikan daftar isi, beri perhatian khusus dari waktu ke waktu.
  40. Mengetahui kabar terkini adalah sesuatu yang baik, namun jangan terlalu fokus padanya sehingga menyiakan waktumu pada hal-hal yang tidak bermanfaat bagimu
  41. (Terlewatkan Oleh Penulis)
  42. Di antara yang menyedihkan adalah saat seorang penuntut ilmu sudah merasa sedikit besar sehingga hubungan ia dengan gurunya menganggapnya sebagai teman biasa, bukan hubungan pelajar, ini bisa menghalanginya banyak dari ilmu.
  43. Sebagian pelajar sangat unggul dalam menghafal dan membaca, namun sangat menyepelekan perkara ibadah dan berjumpa kepada Allah, tidak ada puasa sunnah maupun shalat malam dalam hidupnya.
  44. Pada perjalanan ilmumu, janganlah menjadi orang yang bermegah-megahan dengan ilmu, tujuannya hanya berapa banyak buku yang sudah dibaca, berapa matan yang telah dihafal, ketahuilah bahwa bencana hati adalah ujub dan berbangga diri yang dapat menghilangkan keberkahan ilmu, dan semangatlah mendapatkan buah ilmu yaitu takut kepada Allah Ta’ala
  45. Jagalah sumber pendapatanmu, belajarmu, pekerjaanmu, atau perdaganganmu, merasa cukuplah dari manusia dalam mengumpulkan harta halal, janganlah belajar menyibukkanmu dari itu, pertengahanlah dalamnya.
  46. Sebarkanlah ilmu gurumu yang anda mengambil faidah darinya, apakah catatan dari matan yang anda pelajari darinya, atau fawaid yang anda dengarkan darinya secara langsung atau dari buku-bukunya, sebaran itu termasuk bentuk kesetiaan terhadap gurumu, itu termasuk ilmu yang bermanfaat bagi manusia, semoga saja tetap mengalir bagimu bahkan setelah wafatmu, apatahlagi khususnya zaman ini wasilah penyebaran ilmu sangat mudah Alhamdulillah
  47. Ikatlah pemahamanmu terhadap al Quran dan as Sunnah dengan pemahaman para salaf, yang dapat membantumu pada hal itu di antaranya memperhatikan makna-makna ayat, dan penjelasan hadis-hadis, serta bertanya kepada ahli ilmu.
  48. Sebagian pemuda hanya membaca buku-buku tsaqafah saja, dan lalai dari ilmu-ilmu syar’i seperti ilmu tafsir, aqidah, hadis, tidak diragukan bahwa pertengahan itulah yang diinginkan, adapun tenggelam dalam ilmu tsaqafah dan mengabaikan ilmu syar’i adalah terhalanginya dari kebaikan ilmu-ilmu dasar.
  49. Perhatikanlah fikih munasabah (musiman) seperti hukum-hukum ramadan, lebaran, dan haji, karena menguasai ilmu tersebut pada musimnya sangat membantu dirimu, dan menolongmu dalam menjawab pertanyaan manusia pada saatnya.
  50. Setiap ilmu ada mukadimahnya (pembukaannya) maka harus menguasai terlebih dahulu mukadimah setiap ilmu agar anda paham isi dari ilmu tersebut, yang dapat membantumu pada hal itu di antaranya membaca mukadimah-mukadimah yang telah ditulis oleh para ahli setiap ilmu, atau mendengarkan kajian yang membahas hal tersebut.
  51. Setelah naik level dalam menuntut ilmu, pilihlah sebagian temanmu pelajar yang cerdas, tanamkan pada mereka kecintaan terhadap ilmu, semoga saja mereka juga mau menuntut ilmu, kelak suatu saat mereka memberi manfaat, dan ini disebut oleh Ulama dengan percetakan pejuang atau warisan ilmu.
  52. Hendaknya dada lapang dan adab baik dalam interaksi terhadap orang yang berlawanan pada permasalahan yang diperselisihkan, tidak sepantasnya seorang penuntut ilmu memboikot saudaranya sebab perselisihan pada suatu permasalahan padahal para ulama pun berselisih
  53. Medsos terdapat padanya kebaikan dan keburukan, pelajar yang cerdas bertaqwa mengetahui cara menggunakannya dan berhati-hati terhadapnya, betapa banyak yang kita lihat karenanya ia meninggalkan ilmu atau keberkahan ilmunya hilang.
  54. Menuntut ilmu dan fokus terhadapnya bukanlah khusus untuk para lelaki, betapa banyak dalam sejarah wanita-wanita menuntut ilmu dan mendapat manfaat darinya maka Allah pun menjadikannya bermanfaat, hendaknya seorang wanita semangat menuntut ilmu semaksimal mungkin dengan apa saja yang bisa dijadikannya wasilah
  55. Jadilah orang yang hatinya terbuka di setiap medan dakwah pada semua dai, dai jaliyat, yayasan, pengurus tahfiz, turut bahagialah dengan kerja keras mereka, pujilah mereka, musyawarahlah dengan mereka, jadilah agar mereka merasakan kedekatan denganmu, jangan sampai kamu terperdaya dengan ilmumu menganggap dirimu lebih baik dari mereka, karena semua bekerja dalam pekerjaan kebajikan, yang terbaik hanya di sisi Allah dengan ketaqwaan, bukan karena banyaknya ilmu atau ketenaran, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa” (Qs. al Hujurat: 13)
  56. Terakhir, jadilah orang yang tinggi semangat pada setiap jenjang menuntut ilmumu, sabar dalam kesusahan, berteladan dengan ahli ilmu senior, siapa yang tinggi semangatnya maka buahnya pun akan indah, siapa yang berlelah pada permulaan maka akan istirahat pada akhirnya, kesabaran adalah manisan yang akan nampak pada ujungnya.
Baca Juga  UJIAN TANDA CINTA ALLAH

Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk yang menuntut ilmu, mengamalkannya, dan berdakwah di atas ilmu

Semoga selawat dan salam tercurah atas baginda Nabi Muhammad

(Terjemahan dari artikel bahasa arab “Kalimatun fi Tolabil Ilmi”

oleh penulis: Sultan bin Abdullah al-Umary

Sayyid Syadly, Lc

Mahasiswa S2, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?