Islam yang Diinginkan Barat [Bag. 2: Konklusi dan Solusi]
Apa Esensi Islam Alternatif?
Islam alternatif adalah Islam pengganti dari Islam asli/hakiki. Islam alternatif dalam perspektif kaum Kuffar dibagi kepada tiga kategori.
Pertama, Islam alternatif yang sengaja dilahirkan, dirawat, dan dibesarkan oleh kaum kuffar sebagai alternatif pengganti dari Islam hakiki yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Islam alternatif versi ini lebih dikenal dengan Islam Liberal, atau Islam Moderat, atau Islam Modernis, terkadang disebut juga Islam demokratis. Termasuk kelompok ini aliran yang disebut Islam Sekuler, aliran yang sebenarnya tak cocok disandingkan dengan nama Islam.
Dalam perspektif Islam, kelompok ini dikenal dengan “al-munafiqun“/kaum munafik. Semua sifat dan karakteristik kaum munafikin yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah ada pada mereka, kecuali satu; yaitu bahwa kaum munafikin yang hidup di masa Rasulullah dan sahabat beliau takut dan berusaha menyembunyikan kemunafikannya, sedang kaum munafik modern berani dengan terang-terangan menampakkan dan mengkampanyekannya.
Sebagai orang tua asuh, kaum kafir Barat rela mengucurkan dana melimpah untuk mendukung keberhasilan anak-anak asuhnya di setiap negara tempat mereka ditugaskan. Dana tersebut biasanya disalurkan melalui organisasi atau LSM asing yang terkesan selalu dilindungi. Pada saat yang sama, organisasi sosial atau LSM milik kaum musliminin terus diintimidasi dan tak jarang yang terpaksa tutup.
Kedua, aliran yang berafiliasi kepada Islam, seperti Syi’ah Rafidhah. Esensinya, aliran ini sangat berbeda dengan Islam, baik dari sisi prinsip-prinsip dasar (rukun iman dan rukun Islam), maupun dari sisi obsesi dan targetnya. Kaum kafir Barat sangat memahami track record aliran ini, karena sejarah telah membutktikan bahwa acap kali obsesi mereka bertemu pada titik yang sama. Karenanya, peristiwa jatuhnya Baghdad bersama runtuhnya Khilafah Abbasiyah pada 1258 M, terulang kembali pada tahun 2003 M. Dalam dua peristiwa ini, Syi’ah menjadi fatner setia kaum kuffar dan menjalankan peran yang sama.
Berhubungan dengan ini, dan dalam taraf Indonesia, Jalaluddin Rakhmat, salah seorang tokoh Syi’ah Indonesia sejak sekian lama telah aktif mempromosikan gagasan islam alternatif dalam berbagai kajiannya di kampus-kampus. Proyek Barat tersebut kemudian ia tuangkan dalam bukunya berjudul “Islam Alternatif”. Getolnya Jalal mengkampanyekan proyek Barat ini disusul dengan berlabuhnya pilihan ideologinya pada aliran Syi’ah, secara tidak langsung mengindikasikan bahwa Jalal menyuguhkan Syi’ah sebagai alternatif pengganti dari Islam yang benar.
Ketiga, organisasi atau komunitas yang berpegang pada salah satu mazhab Islam yang telah eksis, seperti organisasi/mazhab Islam yang beraliran Sufi. Dalam perspektif Barat, kelompok ini disebut kaum tradisionalis. Kelompok ini bisa dinetralisir dengan berbagai macam cara, sehingga berubah menjadi anti kepada kaum fundamentalis pengusung Islam hakiki, atau paling tidak bisa bersahabat dengan Barat. Dengan demikian, organisasi ini bisa dijadikan salah satu alternatif pengganti dari Islam yang ingin dimusnahkan.
Pada fase yang selangkah lebih maju, kelompok ini telah mengaplikasikan proyek Islam alternatif dalam wadah yang mereka deklarasikan sebagai “Majlis Hukama’ al-Muslimin”, pada 19 Juli 2014 di Abu Dabi, Emarat. Lembaga ini ditawarkan sebagai alternatif pengganti dari ikatan-ikatan ulama Islam yang telah lama eksis, organisasi ini diketuai oleh Syekh al-Azhar Dr. Ahmad Tahyyib, dan Dr. Abdullah bin Bayyah. Tapi anehnya, tokoh yang dipilih mewakili Indonesia adalah Dr. Quraish Shihab. Kendati dalam salah satu tujuan pendiriannya adalah untuk menyatukan kembali sendi-sendi umat yang terpecah belah, ke depan organisasi ini justru akan menambah besar perpecahan. Pernyataan tokoh-tokoh yang tergabung di dalamnya sudah cukup menjadi bukti nyata ‘permusuhannya’ kepada kaum muslimin.
Hasil Rekonstruksi Strategi Perang
Dengan merekonstruksi Strategi Perang menghancurkan Islam, Amerika dan sekutu kuffarnya diprediksi akan meraih hasil-hasil gemilang berikut;
- Pemusnahan Islam asli/Fundamnetalis.
- Eksistensi Islam alternatif yang loyal atau bersahabat dengan kaum kuffar.
- Zionis-Salibis menjadi penguasa bersama dunia internasional.
Sikap dan Solusi
Dari deskripsi singkat tentang proyek reposisi Islam hakiki yang dibawa oleh Rasulullah dengan Islam alternatif produksi kaum kuffar di atas, kita benar-benar menyadari akan bahaya besar yang mengancam Islam dan kaum muslimin. Menghadapi proyek-proyek musuh bersama ini, penulis mencoba mengajukan beberapa pesan kepada saudara-saudara seislam seiman, semoga dapat dijalankan bersama.
A. Ranah Personal.
- Belajar Islam yang benar.
Islam yang benar adalah Islam yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui wahyu Al-Qur’an dan hadits yang meliputi semua aspek kehidupan. Kedua sumber agama ini dapat dipahami dengan benar melalui pemahaman salaf al-shaleh, dari kalangan sahabat Rasulullah, tabi’in, dan tabi’ attabi’in, serta ulama rabbani yang mengikuti mereka di atas jalan yang benar.
Maka, pelajarilah perkara dasar yang menjadi kewajiban setiap muslim berupa rukun iman dan rukun Islam. Disusul dengan perkara agama yang dibutuhkan setiap hari. Timbalah ilmu dari kitab-kitab ulama ahlus sunnah, dan belajarlah dari ulama rabbani yang ikhlas dan takut kepada Allah.
- Beramal dengan cara yang benar.
Tujuan utama dari menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Ilmu banyak yang tidak diamalkan tiada artinya, dan banyak beramal tanpa ilmu akan sia-sia. Rasulullah adalah suri tauladan bagi kita, maka jadikanlah sunnah beliau sebagai tuntunan utama dalam berakidah, beribadah, dan bermuamalah.
Ilmu bukan untuk koleksi, tidak pula sebagai alat berkompetisi. Jika ilmu dan amal kita benar, maka hati dan lisan ini takkan rela disibukkan dengan aib atau cela muslim lain. Perselisihan yang kian merebak antara sesama penuntut ilmu atau dai, adalah indikasi ilmu dan amal yang kurang benar.
- Konsisten di atas jalan yang benar.
Yakinkah saudara, bahwa akidah yang Anda yakini telah sesuai dengan akidah yang diajarkan oleh Rasulullah? Yakinkah saudara, bahwa ibadah yang setiap hari dijalankan telah sesuai dengan tuntunan Rasulullah? Jika ya, maka teruslah berjalan. Jika tidak, jangan ragu untuk belajar dan mengulangi kaji.
Dulu, Rasulullah dan para sahabat beliau telah memperjuangkan tegaknya agama ini dengan harta, jiwa dan raga. Maka, kita juga harus siap mempertahankannya dengan harta, jiwa dan raga. Berat memang, tetapi kita hanya punya dua pilihan; mempertahankannya meski tangan terbakar, atau kalah dan melepaskannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada hari itu yang berpegang teguh dengan agamanya sama seperti orang yang menggenggam bara.” (HR. Ahmad, no. 9073, Tirmidzi, no. 2260, Syekh al-Albani menyatakan hadits ini shahih, Silsilah al-Ahadits al-Shaihah, no. 8002).
Konsistensi terhadap sunnah Rasulullah harus terpancar dalam pebuatan, tutur kata, bahkan penampilan. Tentu, hal ini akan membuat kita merasa ‘asing’ walau di rumah sendiri. Perasaan inilah dulu yang ditanggung dengan sabar dan tabah oleh Rasulullah dan para sahabat beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya. Karena itu, beruntunglah orang-orang yang ‘asing’.” (HR. Muslim, no. 145).
B. Ranah Organisasi.
- Penyatuan Visi dan Misi.
Semakin jauhnya kita dari generasi awal umat ini, disusul dengan runtuhnya Khilafah Islamiyah yang diakhiri dengan jatuhnya Dinasti Utsmaniyah pada tahun 1923 M, yang diteruskan dengan aksi imperialisme kaum kafir Barat berikut proyek penghapusan identitas Islam dan perang pemikiran, kesemuanya membuat mayoritas umat Islam hampir hilang haluan.
Maka sekitar tahun 1970-an, umat Islam mulai bangkit kembali, berusaha membangun kejayaan Islam dari puing-puing yang telah lama hancur berserakan. Gerakan shahwah Islamiah bergaung di seantero dunia. Masing-masing kelompok berijtihad menentukan visi dan misi perjuangannya. Ada yang berkonsentrasi dalam perjuangan ‘mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan Sunnah’ melalui pendalaman ilmu syariat, ada yang berjuang mendidik umat dengan tarbiah Islamiah di atas manhaj salaf as-shaleh. Kelompok lain mengusung ide Ishlah Siyasi menuju politik islami, dan yang lainnya memprioritaskan ide Khilafah Islamiyah. Kelompok terakhir berijtihad bahwa jihad adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan kejayaan Islam.
Semuanya satu visi, namun beda persepsi. Tegaknya syariat Allah dan kejayaan Islam adalah cita-cita bersama, dan semua hasil ijtihad di atas adalah sarana merealisasikannya!
- Bersatu Dalam Tali Agama Allah.
Kiranya, firman Allah Ta’ala berikut sudah tidak asing lagi bagi kita semua;
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)
Ayat ini hampir dihapal oleh setiap thalibul ilmi, apalagi ustadz atau da’i. Perintah yang ada di dalamnya juga sangat jelas dan lugas. Namun implementasinya masih jauh dari harapan.
Islam adalah satu-satunya agama yang masih orisinal dan otentik. Kesalahan sebagian kelompok Islam dalam memahami dan mengamalkan sebagian ajarannya, tidak boleh dinisbatkan kepada Islam, dan tidak perlu dijadikan bahan peledak perpecahan.
- Koordinasi Praktis.
Bukankah tujuan kita semua adalah menegakkan agama Allah di muka bumi dan mengembalikan Islam ke singgasana kejayaan? Jika masing-masing kita sudah terlanjur terikat dengan organisasi yang memperjuangkan salah satu hasil ijtihad di atas, maka apakah tidak mungkin kita saling berkonsolidasi dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan yang sama? Apakah sekat-sekat kelompok dan organisasi begitu tebalnya, hingga sampai saat ini kita belum mampu meruntuhkannya?
Setiap kelompok atau organisasi pasti memilki sisi positif dan tak bisa terhindar dari sisi negatif. Dengan berkoordinasi, sisi-sisi positif tersebut bersama kita perjuangkan, dan sisi negatif bersama kita perbaiki. Kelompok yang memperioritaskan perbaikan umat melalui tarbiyah dan ishlah, adalah kelompok yang sama yang tetap mendukung jihad di jalan Allah yang sesuai dengan manhaj Rasulullah. Juga kelompok yang mendukung penegakan khilafah Islamiyah dengan cara yang benar, demikian pula dengan yang lainnya.
Dalam kondisi di mana umat Islam telah menjadi santapan yang diperebutkan, atau bagai tumpukan buih di lautan, kita hanya dapat bangkit jika kita bersatu dalam persepsi, bersama dalam aksi. Barangkali meleburkan berbagai kelompok atau organisasi yang ada menjadi satu kesatuan sulit dirasa, tetapi berkoordinasi dan berkonsolidasi tidaklah mustahil adanya.
Akhir Kata
Ke depan, serangan atas Islam asli/hakiki, Islam yang diperjuangkan Rasulullah dan para sahabat beliau, Islam yang kini terpatri di dada, akan semakin dahsyat. Sekarang, kita bersama menyaksikannya volume serangan yang bertubi-tubi, baik di dunia maya, apalagi di dunia nyata. Islam di serang dari segala penjuru, oleh berbagai pasukan. Kaum kuffar, Zionis –Salibis telah berhasil memperalat sebagian kaum muslimin untuk menghancurkan kaum muslimin yang lain. Mereka yang dibina atau dicalonkan menjadi Islam alternatif, dengan sangat aktifnya menjalankan agenda-agenda yang diembankan, setiap waktu dan dengan segala macam cara.
Islam pasti jaya, baik dengan saya, saudara, atau tanpa kita. Konspirasi musuh akan hancur di hadapan makar Allah. Tidak penting Islam akan jaya dengan tangan kita, atau melalui tangan saudara kita. Yang terpenting adalah, bahwa kita telah menggoreskan peran mulia dalam memperjuangkan kejayaa Islam, yang hasilnya akan kita nikmati kini(di dunia) atau nanti(di akhirat).
Referensi:
- Hasil Studi Rand Corporation tentang dunia Islam:
http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/2007/RAND_MG574.pdf
- Artikel “Al-Islam al-Mu’tadil wa al-Khathar al-Qaadim”:
http://www.allofjo.net/index.php?page=article&id=20617
- Artikel “Al-Islam al-Mu’tadil Huwa al-Hall Liamrika”:
http://www.siironline.org/alabwab/arweqat_alketab(20)/134.htm
- Berbagai artikel tentang “Majlis Hukama’ al-Muslimin“: