Islam dan Iman, Nikmat yang Paling Agung

Allah ta’ala begitu banyak memberikan nikmat kepada hamba-hambaNya, bahkan apabila manusia mau menghitung nikmat-nikmat Allah, maka tidak akan mungkin. Sebagaimana firman Allah ta’ala dalam Surah An-Nahl ayat 14 :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ١٨
Artinya : Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Nikmat-nikmat yang Allah karuniakan kepada manusia tidak memandang dia mukmin, fajir, ataupun kafir. Nikmat kesehatan, makanan, harta, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat Allah. Namun, ada nikmat yang sangatlah agung yaitu nikmat islam dan iman. Mengapa demikian?
Karena nikmat dunia itu kecil dan fana, Mari kita renungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
((انْظُرُوا إِلَى مَنْ هو أَسفَل مِنْكُمْ وَلا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوقَكُم؛ فهُوَ أَجْدَرُ أَن لا تَزْدَرُوا نعمةَ اللَّه عَلَيْكُمْ.))
Artinya: Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwasannya selalu melihat ke bawah dalam urusan nikmat dunia. Akan tetapi sebaliknya, dalam urusan akhirat hendaknya melihat keatas atau lebih dari kita, ini menandakan bahwa nikmat islam dan iman itu memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah subhanahu wa ta’ala yang secara tersirat perintah untuk selalu menjadi yang terbaik dan berlomba dalam melakukan amal kebaikan.
Dan juga nikmat islam dan iman ini menjadi modal untuk kita sebagai manusia mendapatkan pahala dan ganjaran disisi Allah ta’ala, walaupun nikmat yang lain itu belum menjadi takdir kita untuk menikmatinya, sebagai contoh orang yang tidak memiliki harta, waktu luang, ataupun kesehatan, ia tetap bisa memperoleh pahala dari Allah ta’ala bermodalkan nikmat islam dan keimanannya dan amalan shalih yang mampu ia kerjakan. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 112:
﴿بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ١١٢﴾
Artinya: (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.