Tarikh

Dakwah Nabi Luth ‘Alaihissalam  

Allah Ta’ala berfirman tentang kisah Nabi Luth ‘alaihissalam dalam Al-Quran:

وَلُوطًا إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦۤ أَتَأۡتُونَ ٱلۡفَـٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنۡ أَحَدࣲ مِّنَ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (*) إِنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهۡوَةࣰ مِّن دُونِ ٱلنِّسَاۤءِۚ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمࣱ مُّسۡرِفُونَ (*) وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوۡمِهِۦۤ إِلَّاۤ أَن قَالُوۤا۟ أَخۡرِجُوهُم مِّن قَرۡیَتِكُمۡۖ إِنَّهُمۡ أُنَاسࣱ یَتَطَهَّرُونَ (*) فَأَنجَیۡنَـٰهُ وَأَهۡلَهُۥۤ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ كَانَتۡ مِنَ ٱلۡغَـٰبِرِینَ (*) وَأَمۡطَرۡنَا عَلَیۡهِم مَّطَرࣰاۖ فَٱنظُرۡ كَیۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِینَ

“(Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwat kamu kepada sesama lelaki, bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.’ Namun, jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal. Lalu Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (QS. Al-A’raf: 80-84)

وَلَمَّا جَاۤءَتۡ رُسُلُنَا لُوطࣰا سِیۤءَ بِهِمۡ وَضَاقَ بِهِمۡ ذَرۡعࣰا وَقَالَ هَـٰذَا یَوۡمٌ عَصِیبࣱ (*) وَجَاۤءَهُۥ قَوۡمُهُۥ یُهۡرَعُونَ إِلَیۡهِ وَمِن قَبۡلُ كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ ٱلسَّیِّـَٔاتِۚ قَالَ یَـٰقَوۡمِ هَـٰۤؤُلَاۤءِ بَنَاتِی هُنَّ أَطۡهَرُ لَكُمۡۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ فِی ضَیۡفِیۤ أَلَیۡسَ مِنكُمۡ رَجُلࣱ رَّشِیدࣱ (*) قَالُوا۟ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا لَنَا فِی بَنَاتِكَ مِنۡ حَقࣲّ وَإِنَّكَ لَتَعۡلَمُ مَا نُرِیدُ (*) قَالَ لَوۡ أَنَّ لِی بِكُمۡ قُوَّةً أَوۡ ءَاوِیۤ إِلَىٰ رُكۡنࣲ شَدِیدࣲ (*) قَالُوا۟ یَـٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن یَصِلُوۤا۟ إِلَیۡكَۖ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعࣲ مِّنَ ٱلَّیۡلِ وَلَا یَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٌ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِیبُهَا مَاۤ أَصَابَهُمۡۚ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَیۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِیبࣲ (*) فَلَمَّا جَاۤءَ أَمۡرُنَا جَعَلۡنَا عَـٰلِیَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَیۡهَا حِجَارَةࣰ مِّن سِجِّیلࣲ مَّنضُودࣲ (*) مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ وَمَا هِیَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِینَ بِبَعِیدࣲ

Baca Juga  Video: Dakwah Nabi Hud 'Alaihissalam kepada Kaum 'Ad, Ustaz Sayyid Syadly Lc

“Lalu ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa susah dan dadanya terasa sesak karena (kedatangan)nya. Dia (Luth) berkata, Ini hari yang sangat sulit. Lantas kaumnya segera datang kepadanya dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Luth berkata, Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu. Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki.’  Dia (Luth) berkata, Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan). Mereka (para malaikat) berkata, ‘Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu. Sebab itu, pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?’ Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Sungguh, siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.” (QS. Hud: 77-83)

فَلَمَّا جَاۤءَ ءَالَ لُوطٍ ٱلۡمُرۡسَلُونَ (*) قَالَ إِنَّكُمۡ قَوۡمࣱ مُّنكَرُونَ (*) قَالُوا۟ بَلۡ جِئۡنَـٰكَ بِمَا كَانُوا۟ فِیهِ یَمۡتَرُونَ (*) وَأَتَیۡنَـٰكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّا لَصَـٰدِقُونَ (*) فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ بِقِطۡعࣲ مِّنَ ٱلَّیۡلِ وَٱتَّبِعۡ أَدۡبَـٰرَهُمۡ وَلَا یَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدࣱ وَٱمۡضُوا۟ حَیۡثُ تُؤۡمَرُونَ (*) وَقَضَیۡنَاۤ إِلَیۡهِ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡأَمۡرَ أَنَّ دَابِرَ هَـٰۤؤُلَاۤءِ مَقۡطُوعࣱ مُّصۡبِحِینَ (*) وَجَاۤءَ أَهۡلُ ٱلۡمَدِینَةِ یَسۡتَبۡشِرُونَ (*) قَالَ إِنَّ هَـٰۤؤُلَاۤءِ ضَیۡفِی فَلَا تَفۡضَحُونِ (*) وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ (*) قَالُوۤا۟ أَوَلَمۡ نَنۡهَكَ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (*) قَالَ هَـٰۤؤُلَاۤءِ بَنَاتِیۤ إِن كُنتُمۡ فَـٰعِلِینَ (*) لَعَمۡرُكَ إِنَّهُمۡ لَفِی سَكۡرَتِهِمۡ یَعۡمَهُونَ (*) فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّیۡحَةُ مُشۡرِقِینَ (*) فَجَعَلۡنَا عَـٰلِیَهَا سَافِلَهَا وَأَمۡطَرۡنَا عَلَیۡهِمۡ حِجَارَةࣰ مِّن سِجِّیلٍ (*) إِنَّ فِی ذَ ٰ⁠لِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّلۡمُتَوَسِّمِینَ (*) وَإِنَّهَا لَبِسَبِیلࣲ مُّقِیمٍ (*) إِنَّ فِی ذَ ٰ⁠لِكَ لَـَٔایَةࣰ لِّلۡمُؤۡمِنِینَ

Baca Juga  Ringkasan Biografi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

“Maka ketika para utusan itu datang kepada para pengikut Luth, dia (Luth) berkata, Sesungguhnya kalian orang yang tidak kami kenal. (Para utusan) menjawab, Sebenarnya kami ini datang kepadamu membawa azab yang selalu mereka dustakan. Kami juga datang kepadamu membawa kebenaran dan sungguh, kami orang yang benar. Maka pergilah engkau pada akhir malam beserta keluargamu dan ikutilah mereka dari belakang. Jangan ada di antara kamu yang menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepada kamu.’ Sungguh, telah Kami tetapkan kepadanya (Luth) keputusan itu, bahwa akhirnya mereka akan ditumpas habis pada waktu subuh. Lalu datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena kedatangan tamu itu). Dia (Luth) berkata, Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka jangan kamu mempermalukan aku, bertakwalah kepada Allah, dan janganlah kamu membuat aku terhina.’ (Mereka) berkata, ‘Bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?’ Dia (Luth) berkata, Mereka itulah putri-putri (negeri)ku, (nikahlah dengan mereka) jika kamu hendak berbuat.’ (Allah berfirman), ‘Demi umurmu (Muhammad)! Sungguh, mereka terombang-ambing dalam mabuknya (kesesatan) mereka.’ Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit, lalu Kami jungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda, dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang beriman.” (QS. Al-Hijr: 61-77)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَلْعُونٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ

Baca Juga  Dakwah Nabi Hud 'Alaihissalam kepada Kaum 'Ad

“Terlaknatlah orang yang berkelakuan seperti kaum Luth.”  (HR. Ahmad, 1: 317. Syekh Syu’aib al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Beberapa pelajaran yang bisa dipetik:

  1. Tidak ada satu pun dalil baik dari Al-Quran maupun hadis yang menyebutkan istilah untuk orang yang melakukan amalan kaum Nabi Luth dengan kata “Luthiyyun”. Istilah tersebut banyak digunakan orang, namun yang benar adalah sesuai yang disebutkan Allah dan Rasul-Nya dengan sebutan “‘Amalu qaumi luuth” artinya perbuatan kaum Luth.
  2. Kisah ini adalah kisah yang seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pelaku LGBT.
  3. Meskipun tidak ikut andil dalam melakukan kemungkaran, namun jika mendukung maka akan mendapatkan azab dan siksa juga sebagaimana istri Nabi Luth.

Semoga Allah melindungi kita semua dari segala keburukan, dan selalu memberi kita taufik untuk saling menasihati dan mewasiatkan dalam kebenaran.

Wallahu a’lam

Sayyid Syadly, Lc

Mahasiswa S2, Qassim University, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?