Dakwah di Mimbar atau Bus?
Apakah kah kamu pendakwah (Da’i)? Maka jawablah dengan tegas bahwa saya adalah pendakwah. Karena berdakwah itu tidak sesulit dengan apa yang ada dipikiran banyak orang. Karena Dakwah secara singkat adalah mengajak atau menyampaikan kebaikan kepada orang lain dengan cara yang baik. Jangan berlebihan memikirkan bahwa dakwah itu adalah sesuatu yang berat, sesuatu yang sulit, sesuatu yang hanya bisa dikerjakan oleh ustadz atau ulama besar. Setiap kita adalah pendakwah, suami yang mengajak istrinya agar taak kepada Allah dan kepada suaminya adalah dakwah, istri yang mengajak anak-anaknya agar berbakti kepada ibu dan ayahnya adalah dakwah, anak yang saling mengajak kepada kebaikan, mengajak saudara atau temannya untuk ikut sholat empat rakaat ketika adzan dzuhur berkumandang adalah dakwah. Jadi bisa dikatakan bahwa dakwah itu adalah hal yang muda. Kamu sampaikan satu dalil tentang kebaikan itu sudah termasuk dakwah sebagai sabda Rasulullah yang artinya “Sampaikanlah dari ku walaupun satu ayat”.
Apa hukum berdakwah?
Ada dua hukum berdakwah,
Pertama, sebagian besar ulama mengatakan bahwa dakwah mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran itu adalah fardu, setiap muslim diwajibkan untuk melakukan dakwah. Sebagaiman perkataan Abu Bakar Al-Jassas yang mengatakan bahwa “para ulama salaf dan para fuqoha mengatakan bahwa dakwah hukumnya wajib”. Senada dengan perkataan Imam al-Qurtubi dalam al-Jamii ahkam al-Qur’an dan Imam An-Nawawi dalam syarah shoheh muslim.
Adapun pendapat yang kedua mengatakan bahwa, fardu berdakwah dalam hal ini ada dua apakah ia fardu a’in atau fardu kifaya yang ketika sudah ada yang mengerjakan dakwah maka sebagian yang lainnya sudah gugur kewajibannya dalam berdakwah. Sebagaimana pendapat ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, imam madzhab, at-Thabari, ibn Taimiyah, ibn Qoyyim, dan ibn Baz, yang mengatakan bahwa dakwah adalah fardu kifayah.
Ketika kamu ditanya tentang apa keuntungan dakwah, jawab saja dengan tegas bahwa banyak keutamaan dalam berdakwah,
Pertama: Dengan berdakwah kita bisa dijuluki sebagai sebaik-baiknya ciptakan Allah, sebagaimana firmannya yang berbunyi. “(Siapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya, tiada seorang pun yang lebih baik perkataannya (daripada seorang yang menyeru kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya (mengerjakan amal yang saleh dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Kedua, dengan dakwah kita bisa dikatakan sebagai sebaik-baik ummat. Sebagaimana firmannya, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ini merupakan keutamaan yang Allah berikan kepada umat ini. Mereka adalah manusia terbaik yang menyeru kepada apa yang Allah dan rasul-Nya perintahkan dan melarang yang Allah dan rasul-Nya larang, dan mereka beriman kepada Allah.
Ketiga, dengan berdakwah kita bisa mendapatkan pahala yang mengalir setiap saat. Sebagai mana sabda nabi shallallahu alaihi wasallam “Barang siapa yang menunjukkan seseorang kepada kebaikan, maka ia juga akan mendapatkan pahala tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya”. Artinya ketika kita mengajak seseorang untuk melakukan sholat maka kita juga akan mendapatkan pahala sholat yang dikerjakan oleh orang yang kita ajak untuk sholat.
Lalu pertanyaannya, dakwah di mimbar atau bus.?
Dakwah itu di mana saja, tidak mesti berdakwah di mimbar dan dimasjid, ada yang memilih berdakwah di jalan, hutan dan dan ada juga yang memilih berdakwah menyampaikan kebenaran di atas transportasi umum seperti mobil bus. Hal ini terjadi kebanyakan di daerah Makkah dan Madinah. Beberapa ustadz atau ulama tidak mencukupkan dirinya berdakwah di masjid-masjid atau di mimbar-mimbar akan tetapi ia juga terjun langsung ke mobil bus untuk menyampaikan kebenaran, terkhusus kepada jamaah umrah.