Dahsyatnya Lailatul Qadar
Pernahkah kita menyaksikan susana yang sangat dahsyat dan luar biasa di dunia ini? Perlu diingat bahwa di dalam setahun ada kejadian di malam hari yang sangat dahsyat dan luar biasa, yang apabila salah seorang dari kita menyaksikannya akan tercengang, merinding tubuhnya, dan terbelalak matanya. Malam itu adalah malam yang terbaik di sisi Rabb semesta alam, yaitu malam Lailatul Qadar.
Malam itu adalah malam teragung, malam yang penuh dengan kemuliaan. Bagaimana tidak? banyak kejadian besar dan luar biasa pada malam itu; di malam itulah Allah ta’ala menurunkan kitab termulia (Al-Quran) dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
ﱡإِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِﱠ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar” [QS. Al-Qadar: 1].
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: “Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian setelah itu diturunkan (secara berangsur-angsur) selama dua puluh tahun”.
Pada malam itu banyak sekali para malaikat yang turun dari langit ke bumi, tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah tabaraka wata’ala, dengan dipimpin oleh malaikat termulia; Jibril alaihissalam. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ﱡتَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍﱠ
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Rabbnya untuk mengatur semua urusan” [QS. Al-Qadar: 3].
Berkata Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini: “Banyaknya turun malaikat pada malam ini; dikarenakan banyaknya keberkahan”. Hal itu sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam yang diberkahi” [QS. Ad-Dukhan: 3].
Pada malam itu Allah ta’ala menetukan takdir alam semesta yang akan terjadi selama setahun, sebagaimana firman Allah ta’ala:
ﱡفِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﱠ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” [QS. Ad-Dukhan: 4].
Berkata Mujahid rahimahullah: “Pada malam Lailatul Qodar seluruh perkara yang akan terjadi di tahun itu (ditentukan oleh Allah), mulai dari kehidupan, kematian, dan segala macam musibah”.
Malam Lailatul Qodar adalah malam kesejahteraan, difirmankan oleh Allah ta’ala:
ﱡسَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِﱠ
“Malam itu (penuh dengan) kesejehteraan sampai terbit fajar” [QS. Al-Qadar: 5].
Berkata Thabari rahimahullah: “Tidak ada pada malam itu suatu keburukan pun yang terjadi dari awal malam sampai fajar”.
Sungguh agungnya malam itu, sungguh istimewanya malam itu, denga segala pemuliaan dari Allah subhanahu wata’ala. Lebih dari itu ada karunia yang sangat besar untuk hamba-hambanya yang sedang beribadah kepada-Nya di malam itu, dengan dilipat gandakan pahala kebaikan ibadahnya, dan diampunkan seluruh dosa-dosanya.
Allah ta’ala befirman:
ﱡلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍﱠ
“Malam Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan” [QS. Al-Qadar: 3].
Berkata Amr bin Qais: “Amal perbuatan pada malam itu lebih baik dari amal perbuatan selama seribu bulan”.
Dan bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
“Barang siapa shalat pada malam Lailatul Qodar dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah); diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [HR. Bukhari dan Muslim].
Namun perlu diketahui, bahwa waktu terjadinya malam Lailatul Qodar dirahasiakan oleh Allah tabaraka wata’ala, hanya saja Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengabarkan kepada kita bahwa malam itu ada di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, dengan sabdanya:
«فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
“Carilah malam itu pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan” [HR. Bukhari dan Muslim].
Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim dan muslimah meningkatkan ibadahnya pada malam-malam itu, mulai dari shalat malam, beri’tikaf, membaca Al-Quran, bersedekah, dan yang lainnya. Aisyah radhiallahu anha berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir (di bulan Ramadan) mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)” [HR. Bukhari dan Muslim].
Dan Aisyah mengabarkan pula bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu beriktikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadan, sampai beliau wafat” [HR. Bukhari dan Muslim]. Berkata pula Ibnu Abbas radhiallahu anhuma: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi ketika bertemu Jibril di bulan Ramadan, setiap malamnya beliau membacakan Al-Quran kepada Jibril” [HR. Bukhari dan Muslim].
Hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam menjumpai tamu yang mulia ini, dengan memperbanyak shalat malam, beri’tikaf di masjid, dan dengan banyak membaca Al-Quran, telah berkata Salam bin Abi Muthi’: “Qotadah rahimahullah selalu mengkhatam Al-Quran setiap tujuh malam, apabila datang Ramadan setiap tiga malam, apabila datang sepuluh malam terakhir beliau mengkhatam Al-Quran setiap malam”. Serta dengan memperbanyak doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Aisyah, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi, dan Imam Ibnu Majah; bahwa Aisyah radhiallahu anha bertanya: “Wahai Rasulullah, apabila saya mendapati malam Lailatul Qodar, doa apa yang saya baca? Beliau menjawab:
«اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي».
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku”.
Semoga Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kita malam Lailatul Qodar, memberikan kita kemudahan dan taufik dalam beribadah kepada-Nya, dan mengampuni seluruh dosa-dosa kita, serta menjadikan kita hamba-hambanya yang bertakwa, Allahumma Amin.