Dahsyatnya Do’a di Bulan Ramadan

Mukadimah
Mengapa ayat tentang doa dalam Surah Al-Baqarah (Q.S: 2, 185) termaktub di antara ayat-ayat shaum? Apa rahasia di balik letak ayat tersebut?
Risalah singkat ini secara lebih khusus akan mencoba menadaburi ayat doa tersebut dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun pembahasan terkait fikih doa, maka insya Allah akan sangat mudah sekali kita dapatkan pada tulisan-tulisan yang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
﴿وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ﴾
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya bila seorang hamba bertanya tentang kedekatan Allah dan ijabah-Nya terhadap doa-doa mereka, maka sesungguhnya Allah Mahadekat, Mahatahu akan segala keadaan mereka, serta Maha Mendengar segala permohonan mereka. Oleh karenanya, mereka tidak perlu perantara, tidak juga harus mengeraskan suara mereka ketika berdoa. Karena Allah akan mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya bila ia ikhlas. Maka hendaklah mereka tunduk dan taat kepada perintah-perintah Allah, serta senantiasa teguh di atas keimanan, karena hal tersebut adalah kiat dan cara yang paling baik agar doa-doa dikabulkan.
Beberapa faedah tadabur yang bisa dipetik dari ayat di atas:
- Kemahadekatan Allah
Al-Qariib ( القريب ) adalah salah satu nama Allah ta’ala yang wajib diyakini dan diamalkan konsekuensinya dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensi dari nama tersebut adalah meyakini bahwasanya Allah ta’ala Mahatahu, Maha Melihat dan Mendengar segala gerak dan ucapan makhluk-Nya. Sehingga sikap yakin dengan nama Allah Al-Qariib akan membuahkan sifat takwa (berhati-hati) dalam berbuat dan berucap, syukur dengan segala karunia yang Allah berikan, serta sabar terhadap segala ujian yang sudah Allah takdirkan.
- Memberi upah/balasan setelah memerintah.
Jaminan Allah akan terkabulnya doa-doa merupakan upah/balasan yang diberikan kepada mereka yang beriman dan menaati-Nya baik dalam syariat shaum secara khusus, maupun syariat-syariat lain yang Allah wajibkan. Sudah semestinya kita meneladani hal tersebut. Karena begitu seringnya kita memerintah atau meminta bantuan baik dari keluarga maupun orang lain. Lalu sudahkah kita memberi upah/balasan kepada mereka atas ketaatan atau bantuan mereka kepada kita, meskipun hanya balasan berupa doa?!
Rasulullah sallallahu,alaihi wasallam bersabda:
( ومَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ, فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا, فَادْعُوا لَهُ )
Artinya: “Siapa yang membawa kebaikan untukmu maka balaslah ia dengan balasan setimpal, bila engkau tidak mendapatkannya, maka berdoalah untuknya”. (HR Abu Daud dan Al-Baihaqi).
- Doa dalam terminologi syariat islam memiliki 2 makna:
- Pertama: doa ibadah, artinya segala ibadah seperti shalat, shaum, zakat dan selainnya, disebut juga doa. Adapun wujud terkabulnya doa ibadah adalah diterimanya ibadah-ibadah tersebut di sisi Allah ta’ala, kemudian Allah balas dengan pahala yang besar bagi siapa saja yang mewujudkan sikap ikhlas dan ittiba’ (mengikuti tatacara ibadah rasul) ketika melakukan ibadah-ibadah tersebut.
- Kedua: doa permohonan/permintaan, baik dilakukan setelah melakukan ibadah, seperti memohon ampunan (istigfar) atas kekurangan selama melakukan ibadah tersebut, begitu juga memohon agar ibadah yang telah dilakukan diterima oleh Allah. Atau bisa dilakukan sebelum melakukan ibadah seperti memohon taufik dan kekuatan agar mampu melakukan ibadah tersebut.
Termasuk ke dalam doa jenis kedua ini juga; segala permohonan/permintaan limpahan kebaikan serta perlindungan dari segala keburukan, baik di dunia maupun di akhirat.
- Anjuran berdoa atau berzikir setelah melakukan ibadah.
Salah satu faedah penting yang bisa dipetik adalah anjuran berdoa setelah melakukan ibadah apa saja, wabilkhusus setelah berpuasa. Hal ini dikuatkan oleh hadis-hadis tentang anjuran berdoa saat berbuka puasa. Hal ini mungkin jarang kita lakukan, yaitu memperbanyak doa saat akan berbuka, di mana saat itu adalah detik-detik akhir puasa/shaum, karena sebagian kita biasanya mencukupkan amalan sunnah dalam berpuasa dengan membaca doa ketika akan menyantap hidangan berbuka saja. Tentu membaca doa tersebut adalah sunnah yang mulia, di mana mungkin saja banyak di antara kita yang lupa saat memakan kurma atau meneguk air, tapi sunnah lain yang sering kita tinggalkan juga adalah memperbanyak doa dan zikir ketika akan berbuka.
Bersambung……