Remaja

Cerdas Share Zaman 5.0

Pastikan Sebelum Share

Lihat, like, share.

Di zaman 5.0 dengan munculnya smartphone dan berkembangannya teknologi informasi, sering kita dapati di sekitar kita pesan beruntun dikirimkan ke grup-grup atau publik yang isinya un-faedah bahkan hoax yang berbahaya.

Dalam sebuah grup hampir terdapat seorang yang terlampau sering mengirimkan “kabar dengkul” sampai-sampai setiap kali ada berita yang datang dari dirinya sudah dihukumi palsu, bahkan sebelum orang-orang membaca isinya. Duhai alangkah baiknya jika ia berhenti sejenak untuk memastikan kebenarannya.

Begitulah gambaran netizen zaman sekarang. Masih banyak  yang menyebarkan informasi dan postingan tanpa mempertimbangkan baik-buruk ataupun benar-salahnya, sampai terkadang lupa mempertimbangkan konsekuensi buruk dari apa yang dia lakukan tersebut. Banyak kasus seperti ini yang ujung-ujungnya klarifikasi, bahkan ada yang sampai masuk bui.

Seorang muslim haruslah selektif dalam memilih dan membagikan informasi. Tidak tergesa-gesa membagikannya ke khalayak umum hingga ia memastikan keabsahan dari berita tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كفى بالمرء كذبًا أن يحدِّث بكلِّ ما سمع

“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila dia menyampaikan semua yang ia idengar.” (HR. Muslim)

Bukan hanya berdasarkan opini, namun sebuah informasi juga perlu untuk di validasi.

الخبر ليس المعاينة

“Realitas seringkali tidak seperti yang dikabarkan”

Memastikan sebuah berita dengan merujuk ke sumber primer sudah diperintahkan Allah sejak 14 abad yang lalu. Suatu saat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Walid bin ‘Uqbah radhiallahu ‘anhu ke Bani Mustaliq (salah satu kabilah Arab) untuk mengumpulkan zakat dan harta sedekah dari mereka. Tatkala mereka melihat Walid datang, mereka berbondong-bondong berjalan ke arahnya untuk menyambutnya. Melihat banyak orang datang ke arahnya, Walid mengira mereka datang dengan bermaksud untuk membunuhnya dan menyangka mereka telah keluar dari Islam.

Baca Juga  Candu Popularitas

Seketika, Walid balik ke Madinah dan melaporkan prasangkanya itu kepada Rasulullah tanpa memastikan kejadian yang sebenarnya. Lalu Rasulullah mengirim Khalid bin Walid radhiallahu anhu bersama sebuah pasukan dan memerintahkannya untuk tenang dan tidak terburu-buru berperang sebelum memastikan keadaan yang sebenarnya.

Kemudian Khalid bin Walid memerintahkan beberapa orang untuk mengintai keadaan mereka (Bani Mustaliq) sebelum menyerang mereka. Beberapa saat kemudian seorang lelaki yang ditugaskan mengintai kembali, ia melaporkan dan memastikan bahwa Bani Mustaliq masih berpegang dengan Islam dan ajarannya. Mereka masih mendengarkan azan di sana dan para warga Bani Mustaliq masih melaksanakan shalat. Lalu khalid bin Walid pulang tanpa peperangan dan mengabarkan Rasulullah bahwa Bani Mustaliq masih berstatus muslim. (Lihat: Tafsir al-Qurtubiy: 16/264)

Berdasarkan peristiwa ini, Allah menurunkan ayat,

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ 

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6)

Men-share suatu informasi atau tidak adalah pilihan pribadi dari setiap orang. Namun, ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan agar informasi yang kalian sebarkan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain;

  1. Menahan diri

Tatkala mendapatkan sebuah informasi dan hendak membagikannya ke publik, tahan sejenak kemudian pikirkan kembali: apakah informasi ini sudah benar dan layak untuk dikonsumsi oleh publik atau tidak? Dalam hadis disebutkan:

التأني من الله والعجلة من الشيطان

“Ketenangan berasal dari Allah dan ketergesa-gesaan berasal dari syaitan” (HR. al-Baihaqiy)

Baca Juga  Candu Popularitas

Saat Nabi Sulaiman ‘alaihissalam memeriksa pasukan burung, beliau tidak mendapati burung Hudhud. Lalu beliau hendak menghukumnya dengan berat saat menemukannya jika Hudhud tidak memberikan alasan yang jelas atas keabsenannya.

Beberapa saat kemudian Hudhud datang membawa berita tentang kaum penyembah matahari. Nabi Sulaiman tidak serta merta mempercayainya, tetapi beliau mengatakan, Akan kami lihat, apa kamu benar atau bohong.” Kemudian beliau memastikan berita tersebut dengan mengirim surat ke kaum penyembah matahari tersebut. (Lihat kisahnya dalam surah An-Naml: 20-28)

Keteladanan yang sangat luar biasa diperlihatkan oleh beliau karena beliau tidak serta merta menghukum seorang tanpa alasan dan tidak mempercayai suatu perkataan tanpa pembuktian.

من تأنى نال ما تمنى

Barang siapa yang menahan diri maka dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan

  1. Merujuk ke sumber terpercaya

Pastikan untuk mengeceknya ke sumber terpercaya dari informasi tersebut, entah dari buku-buku referensi ataupun pihak yang memiliki hak untuk mengeluarkan informasi tersebut.

 وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا 

“Apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu). (QS An-Nisa’: 83)

Jangan pernah menyebarkan informasi hanya bersandarkan prasangka karena Allah berfirman,

Baca Juga  Candu Popularitas

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ 

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa”. (QS Al-Hujurat: 12)

Rasulullah bersabda,

إياكم والظن؛ فإن الظن أكذب الحديث

Hati-hatilah kalian terhadap prasangka sebab prasangka itu sedusta-dustanya ucapan. (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Lihat secara menyeluruh

Don’t judge book by its cover. Jangan nilai sebuah buku hanya dari sampul depannya. Jangan mudah terprovokasi dengan judul berita. Tetaplah berpikir kritis, skeptis, dan mengutamakan logika dalam mencerna sebuah informasi.

Judul sebuah berita atau tumbnail sebuah video terkadang sama sekali tidak menggambarkan isi dari berita tersebut, apalagi terhadap potongan sebuah video yang kemudian diberikan judul provokatif.

Farih Muzaky, S.H.

Mahasiswa S1, Qassim University, KSA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?