Motivasi Islami

Catatan seorang penuntut ilmu

Suatu kesempatan emas yang belum tentu bisa didapatkan oleh orang lain, kesempatan itu datang bukan karena kepintaran, kekayaan, atau pun dari segi garis keturunan. Kesempatan itu adalah nikmat dari Tuhan untuk hambanya yang ia cintai dan ia angkat derajatnya dibandingkan dengan yang lain, yang disebut-sebut di kalangan para malaikat, yang karenanya malaikat menaunginya, serta ikan-ikan dilautan pun ikut mendoakan kebaikan dan rahmat baginya. Nikmat itu disebut menuntut ilmu.

Sebenarnya menuntut ilmu itu bisa dimana saja, yang penting jalannya benar serta tepat. Namun suatu kesyukuran bagi para penuntut ilmu jika ia dapatkan ilmu tersebut di kota yang paling mulia, kota Nabi Muhammad, kota yang tandus tapi basah akan cinta orang-orang yang berjalan di dalamnya.

Tentu kenikmatan ini adalah anugerah dari Allah, oleh sebab itu suatu kewajiban bagi setiap penikmat penuntut ilmu adalah senantiasa bersyukur atasnya, namun tak cukup dengan ucapan “alhamdulillah” Saja, butuh pembuktian dari rasa syukur tersebut, salah satunya semangat untuk terus belajar tetap harus terbakar dalam diri, jangan sampai padam. Karena nikmat tersebut banyak yang inginkan, jangan sampai kufur nikmat.

Satu dari yang lain, pembuktian syukur terhadap nikmat tersebut adalah mengamalkan ilmu yang telah didapatkan. Karena begitu ruginya jika penuntut ilmu memiliki ilmu yang banyak, mengetahui tentang ini dan itu namun tidak diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu syair yang kerap terdengar oleh telinga “penuntut yang tidak mengamalkan ilmunya, bagaikan pohon yang tak berbuah”. Begitu indahnya jika setiap pohon yang disiram air (ilmu) setiap saat tumbuh dan berbunga kemudian menghasilkan buah-buah yang manis yang dapat dinikmati oleh umat. Namun menjadi suatu kerugian manakala pohon tersebut tumbuh dan berkembang tapi tidak menghasilkan buah, namun sekedar menghasilkan sampah dikarenakan daunnya yang kering dan berguguran.

Baca Juga  Janji Allah Untuk Mereka Yang Bersabar

Aktualisasi dari penuntut ilmu ialah mendakwahkan atau dengan kata lain membagikan ilmu yang ia dapatkan kepada orang lain. Penulis pernah mendengar salah satu perkataan dari penikmat ilmu bahwa “salah satu cara agar ilmu yang dimiliki oleh seorang penuntut ilmu tetap ada di dalam hati dan pikirannya adalah mendakwahkan, menyampaikan, dan membagikan ilmu yang ia miliki kepada orang lain”. Salah satu keberkahan ilmu, semakin banyak yang dibagikan kepada orang lain, bukan semakin berkurang, justru malah akan semakin bertambah dan bertambah. Berbeda dengan hal lainnya seperti barang-barang, ketika dibagikan tentu akan semakin berkurang. Oleh karena itu jangan takut untuk berbagai semerbak keharuman bunga ilmu.

Hal yang mesti diwaspadai oleh setiap penuntut ilmu adalah bawah jalan menuntut ilmu itu tak akan selamanya sunyi, ada perangkap yang akan menghadang, ada debu yang pasti kan hingga. Dari sanalah seorang penuntut ilmu akan diuji. Jangan mengira bahwa penuntut Ilmu itu jalannya mulus terus, sewaktu-waktu ada saja hal yang akan menghambat perjalanannya, entahkah itu penyakit futur yang selalu mengintai, ataubahkan pundi-pundi rupiah, ringgit, atau real apapun itu jenisnya terkadang membuat penuntut ilmu menjadi terhenti di tengah jalan.

Tapi penulis yakin, kamu, aku, dan kita semua tidak akan terhenti hanya karena hal sepele. Mengapa.? Karena ada keindahan jannahnya (surga) yang akan menanti di depan sana. Siapakah gerangan yang tidak ingin mencicipi kenikmatan-kenikmatan yang ada disurga, yang telah digambarkan dalam al-Quran, Sebagaimana yang dijelaskan dalam potongan surat Muhammad ayat 15 “Ada sungai air jernih, yaitu airnya selalu dalam keadaan jernih, tidak berubah rasa dan baunya. Ada pula sungai susu karena airnya terdiri atas air susu yang juga tidak berubah rasanya. Kemudian, ada juga sungai arak (khamar), yaitu airnya terdiri atas khamar yang sangat lezat rasanya, tapi tidak memabukkan. Selanjutnya, ada pula sungai madu, yang airnya terdiri atas madu yang disaring.

Baca Juga  Nilai Waktu Bagi Seorang Muslim

Catatan singkat ini sebagai salah satu upaya agar penulis tidak terlalu disibukkan dengan media sosial, karena penulis menyadari bahwa waktunya telah banyak tersita oleh benda yang dinamakan gadget (HP), semoga pembaca tidak demikian. Doakan penulis agar tetap berada di atas jalan penuntut ilmu seperti pembaca.

Muhammad Ali, S.H.

Mahasiswa S1, Jurusan Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?