Buah Dari Muqqadimah Yang Rusak
Perkara ini bisa kita cermati dan ikuti dari kisah nabi Yusuf ‘Alaihissallam yang Allah Subhana Wa Ta’ala ceritakan dalam surahYusuf. Allah berfirman :
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لأبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Artinya : (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Yusuf : 4)
Di sini awal atau muqoddimah yang rusak dari saudara nabi Yusuf ‘Alaihissallam. Mereka hasad kepada nabi Yusuf ‘Alaihissallam dan saudara kandung Nabi Yusuf yaitu Bunyamin dikarenakan kecintaan nabi Ya’qub ‘Alaihissallam terhadap mereka berdua melebihi kecintaannya terhadap anak-anaknya yang lain sedangkan mereka semua bersaudara. Dan seandainya nabi Ya’qub ‘Alaihissallam salah dalam hal tersebut, maka tidak menjadikan nabi Yusuf ‘Alaihissallam dan saudaranya bersalah dan harus diberi hukuman. Sungguh mereka telah berperasangka buruk kepada nabi Yusuf ‘Alaihissallam ditambah hasad yang merasuki mereka.
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam jauh-jauh hari telah memperingatkan kita akan bahayanya hasad beliau bersabda:
“ولا تحاسدوا“
“janganlah kalian saling hasad”. (HR. Muslim)
Bahkan dalam riwayat lain beliau bersabda:
“لا يجتمعان في قلب عبد الإيمان و الحسد“
“tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba iman dan hasad”. (HR. an Nasa’i)
Pada dasarnya tidak ada salahnya seseorang mencintai dan menyayangi salah seorang dari anak-anaknya melebihi cinta dan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya yang lain selama sang ayah tidak mendzalimi atau berlaku tidak adil terhadap anak-anaknya yang lain.
Akibat prasangka buruk saudara-saudara nabi Yusuf ‘Alaihissallam dan hasad kepada nabi Yususf ‘Alaihissallam, terbetiklah dipikiran mereka rencana-rencara busuk agar bisa melenyapkan nabi Yusuf ‘Alaihissallam, diantaranya dengan membunuh nabi Yusuf ‘Alaihissallam, menelantarkan nabi Yusuf ‘Alaihissallam di tempat asing, dan membuangnya kedalam sumur dengan harapan ada sekelompok orang yang mengambilnya dan membawanya ke tempat yang jauh. Dari tiga rencana busuk ini rencana yang ketigalah yang mereka sepakati dan terlaksana.
Dari sini mulailah kebohongan-kebohongan datang silih berganti karna disebabkan prasangka buruk dan hasad di awal perkara dan hal tersebut terus mengundang dosa-dosa lainnya, Allah Subhana Wa Ta’ala ceritakan hal tersebut dalam firmannya :
وَجَاءُوا أَبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُونَ(16) قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِين(17) وَجَاءُوا عَلَى قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ(18)
Artinya : (16) Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. (17) Mereka berkata: .”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” (18) Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (Yusuf : 16-18)
Semoga kisah ini bisa membuat kita lebih hati-hati lagi dalam menilai sesuatu, karena hal yang dibangun di atas kesalahfahaman akan mengundang hal-hal negatif lainnya.