Motivasi Islami

APAKAH TAKDIR ALLAH ADA YANG BURUK?

Sering kali kita mendengar ungkapan doa seperti ini “Semoga Allah berikan yang terbaik”, jika diperhatikan baik-baik pernahkah kita merenung atau sekedar terlintas di benak kita, seraya berbicara dalam hati “memangnya takdir Allah ada yang buruk? Bukankah semua takdir Allah itu baik untuk hamba-Nya? Mari kita renungkan ayat yang paling sering kita baca atau dengarkan untuk mendapat jawabannya.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

…وَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (216)

Artinya : Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Dari ayat tersebut kita sudah bisa mengambil jawaban hikmah atau pelajaran bahwa bukanlah takdir Allah yang buruk akan tetapi anggapan sebagian manusialah yang membenci dan kecewa takdir buruk tersebut terjadi. Ulama mengatakan seluruh perbuatan Allah Ta’ala semuanya baik, dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “…dan keburukan (tidak disandarkan) kepada-Mu.” [HR. Muslim] dan adapun yang menimpa seorang hamba boleh jadi baik atau buruk, misalnya Allah menurunkan hujan, hujan merupakan kebaikan dan rahmat untuk sebagian orang, mereka memanfaatkan turunnya hujan, tetapi mungkin ada seseorang yang sedang membangun rumah namun rusak karena turunnya hujan, maka takdir atau perbuatan Allah itu semua baik tapi ketika terjadi pada orang tersebut berubah menjadi musibah baginya.

Di akhir ayat Allah Ta’ala menegaskan bahwa kita tidak mengetahui apa rahasia atau hal gaib yang Allah Ta’ala ketahui.

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan, “Jika seorang hamba mengetahui bahwa yang ia benci dapat mendatangkan hal yang ia sukai, maka ia akan membuka hatinya kepada yang ia benci tersebut.”

Baca Juga  Pelajaran dari Sepengal Kisah Imam Al-Ghazali

Berapa banyak musibah yang membuat seorang hamba merasa sedih dan takut, namun setelah beberapa saat menjadi jelas baginya bahwa ada kebaikan yang berasal dari kejadian tersebut, bahkan bisa menyangkut nyawanya, ingatkah kita kisah penumpang yang ketinggalan pesawat yang akan ia tumpangi, ia menyesal dan mungkin saja mengomel karena hal tersebut namun pada akhirnya kekecewaan dan marahnya berubah jadi haru dan tidak menyangka bahwa pesawat yang akan ia tumpangi ternyata jatuh mengalami kecelakaan.

Seandainya perkara itu disingkap dan ditampakkan semuanya kepada kita, niscaya kita hanya akan mengharap apa yang telah Allah takdirkan, meski itu hal yang kita benci. Maka kita tidak punya pilihan selain bersabar dengan takdir-Nya dan bersyukur dengan pilihan-Nya.

Pikirkanlah kembali sesuatu yang kita inginkan, tetapi hal itu tidak ditakdirkan untuk kita, dan lama kelamaan akan menjadi jelas hikmah di balik hal tersebut, dan hal tersebut merupakan ilmu Allah Ta’ala yang tersembunyi dari kita. Syaikh Dr. Su’ud Asy Syuraim Hafidzahullah mengomentari ayat di atas mengatakan, “Segala takdir berasal dari Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Mengetahui, Boleh jadi itu adalah cobaan yang menjadi pahala bagimu, atau mungkin berkah yang menjadi ganjaran bagimu dari kesulitan.”

Kepastian ilmu Allah mengharuskan kita untuk tidak menghendaki apa pun selain apa yang telah Allah takdirkan. Mungkin kebaikan yang tidak kita peroleh akan menjadi buruk jika hal itu datang kepadamu, jadi jangan khawatir, dan berprasangka baiklah kepada Allah Ta’ala! Keislaman kita mungkin tidak akan lurus kecuali melalui musibah dan nasib yang malang, maka berhati-hatilah untuk tidak meragukan Rahmat Allah dan ketetapan baik-Nya.

Kembali ke pertanyaan di awal tulisan ini, terdapat 2 kewajiban kita di hadapan takdir Allah Ta’ala:

  1. Mengimani, menerima serta rida bahkan mencintai seluruh takdir Allah Ta’ala.
  2. Berprasangka baik kepada Allah, dan terhadap takdir buruk atau baik yang menimpa kita. Bisa jadi orang yang rusak rumahnya saat dibangun karena turunnya hujan ada hikmah atau kebaikan di balik takdir tersebut.
Baca Juga  Bunda Wanita Tersuci

Hasil dari semua renungan ini akan membuat kita menjadi orang yang paling bahagia dan tenang serta jauh dari kegalauan, insya Allah.

Hamdy Arifan Halim, S.H.

Mahasiwa S1, Universitas Al Qashim, Arab Saudi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?