Anjuran Memiliki Sifat Malu

عن ابْنِ عُمَرَ رضي اللَّه عنهما: أَنَّ رسولَ اللَّه ﷺ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ في الحَيَاءِ، فَقَالَ رسُولُ اللَّه ﷺ
دَعْهُ، فإِنَّ الحياءَ مِنَ الإِيمانِ متفقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Umar radhiallahu‘anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ berjalan melalui seorang lelaki dari golongan kaum Anshar dan ia sedang menasihati saudaranya tentang hal sifat malu – yakni malu mengerjakan kejahatan. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Biarkanlah ia, sebab sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari keimanan.” (Muttafaq ‘alaih)
Malu adalah sifat yang terpuji disisi Allah SWT, olehnya kita sebagai ummat muslim di anjurkan untuk memiliki sifat ini, karenanya lah seorang bisa membedakan mana saja yang perlu dikerjakan atau tidak perlu dikerjakan
Malu ada dua macamnya: malu yang berkaitan dengan Sang Pencipta dan yang berkaitan dengan mahkluk.
- Malu yang berkaitan dengan Allah yaitu seorang hamba ketika diajak oleh hawa nafsunya ataukah syaitan untuk bermaksiat kepada Allah akan tetapi rasa malu tersebut muncul didalam hatinya sehingga hamba tersebut tidak jadi melakukan apa yang diajak oleh hawa nafsunya, dikarenakan didalam sanubarinya tertancap kokoh bahwa Allah Maha Melihat segala sesuatunya baik yang nampak maupun yang tersembunyi
- Malu yang berhubung dengan manusia, seseorang ketika bermuamalah dengan manusia, maka sepantasnya dia menjaga adab adabnya dan tidak serampangan berperilaku dihadapan manusia dan juga harus menjaga tutur katanya agar tidak menyakiti perasaan saudaranya
Cara meningkatkan rasa malu seperti yang dikatakan Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam jami’Al-‘ulum wa Al-Hikam menyebutkan bahwa malu yang mesti diusahakan bisa diperoleh dari mengenal Allah, mengenal keaguagan Allah, merasa Allah dekat dengannya. Inilah tingkatan iman yang paling tinggi, bahkan derajat ihsan yang paling tinggi. Sifat malu bisa muncul pula dari Allah dengan memperhatikan berbagai nikmatnya dan melihat kekurangan dalam mensyukuri nikmat Allah dan itu harus tertanam didalam diri seorang hamba, karena jika malu yang kita usahakan itu tidak berbuah hasilnya maka seseorang tidak akan bisa mencegah dirinya uantk melakukan hal hal yang diharamkan oleh Allah
Jadi sifat malu itu perlu ada pada diri seorang muslim sejati karena sifat tersebut adalah sifat para nabi nabi Allah sifat para orang orang soleh dan juga itu ada sifat dari Allah yaitu mahamalu, jika seorang hamba tidak ada rasa malunya sedikitpun bisa saja dia mempermalukan keluarganya bahkan dia bisa menjatuhkan kehormatan keluarganya disebabkan rasa malu itu telah hilang
Abul Qasim al-Junaidi rahimahullah berkata: “Malu ialah perpaduan antara melihat berbagai macam kenikmatan atau karunia dan melihat adanya kelengahan, lalu tumbuhlah diantara kedua macam sifat yang diatas tadi suatu keadaan yang dinamakan sifat malu.” Oleh karena itu marilah menumbuhkan rasa malu kita pada tempatnya supaya kita menjadi orang yang dicintai oleh orang banyak.