Puasa & Ramadhan

Amalan Yang Tak Boleh Anda Lewatkan Dalam Ramadhan

“Siapa yang menyambut Ramadhan dengan mengucapkan “marhaban ya Ramadhan”, maka dosa-dosanya akan diampuni”. Beginilah kira-kira statemen aneh seorang dai kondang yang sempat saya dengar. Tentunya hal ini adalah ucapan yang tak berdasarkan pada dalil, namun bersumber dari logika nyeleneh sang dai tersebut. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa banyak di antara kita termasuk para dai sendiri yang belum bisa memahami amalan-amalan urgen dalam Ramadhan, bahkan betapa banyak amalan bidah beserta fadilah-fadilahnya yang mereka motivasikan ataupun praktikkan sama sekali tidak bersumber dari nas Al-Quran ataupun Sunah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam yang sahih.

Agar kita semua bisa beramal secara maksimal dalam bulan Ramadhan dengan berdasarkan dalil sahih, akurat dan lugas, serta tidak terjatuh dalam amalan bidah yang tercela, maka kita harus mengetahui amalan-amalan yang dianjurkan tersebut, kemudian mengaplikasikannya dalam Ramadhan kali ini. Di antara amalan tersebut adalah:

  1. Menjalankan Kewajiban Puasa.

Ibadah wajib dalam Ramadhan adalah ibadah puasa di siang harinya, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala: “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. (QS.Al Baqarah: 183).

Dalam hadis tentang keutamaan puasa ini, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. (HR Bukhari Muslim)

  1. Menjalankan Qiyamul-Lail (Tarawih dan Witir).

Bila puasa adalah utama di siang hari Ramadhan, maka amalan paling utama di malam harinya adalah qiyamul-lail, baik berupa salat tarawih ataupun salat witir. Dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu disebutkan: “Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di malam-malam Ramadhan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR Bukhari: 1901, dan Muslim759).

  1. Memperbanyak Bacaan Al-Quran.
Baca Juga  Bolehkah Wanita I'tikaf Di Mushalla Rumahnya?

Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran sangat dianjurkan di dalamnya untuk membaca dan mengkaji Al-Quran. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an”. (QS. Al Baqarah: 185).

Perhatian terhadap Al-Quran dalam Ramadhan telah dipraktikkan oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam dan Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam, mereka berdua senantiasa saling mempelajari Al-Quran ketika Ramadhan tiba, sebagaimana disebutkan dalam hadis Bukhari Muslim. Pun para salaf sangat memperhatikan bacaan Al-Quran mereka dalam bulan Ramadhan sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu: “Bahwasanya ia biasanya membaca (mengkhatamkan) Al-Quran dari hari jumat ke jumat lainnya (selama tujuh hari), namun dalam bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkannya setiap tiga hari”. (Syu’abul Iman: 3/521)

  1. Meningkatkan Sedekah dan Infak

Seorang muslim hendaknya meningkatkan sifat kedermawanannya ketika Ramadhan tiba sebab inilah yang diteladankan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dalam suatu hadis, Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma mengisahkan: “Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam merupakan orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika tiba bulan Ramadhan saat Jibril datang menjumpainya…” (HR Bukhari : 6, dan Muslim : 2308).

  1. Pemberian Makan Sahur dan Berbuka.

Pemberian makan sahur dan berbuka bagi orang-orang yang menjalankan ibadah puasa merupakan amalan mulia yang sangat dianjurkan. Dengan bantuan makanan sahur ini Anda akan mendapatkan pahala seperti yang mereka dapatkan karena dalam suatu hadis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Orang yang menunjukkan kebaikan akan mendapatkan pahala seperti  orang yang melakukannya”. (HR Muslim: 1293)

Adapun amalan memberi makan berbuka bagi orang-orang yang puasa, maka ia merupakan satu sumber kebaikan yang sangat besar sebagaimana dalam hadis dari jalur Athaa’ bin Abi Rabaah dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi makan berbuka untuk orang-orang yang berpuasa maka ia mendapatkan pahala orang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahalanya”. (HR Ahmad; 1144, Tirmidzi: 807, Ibnu Majah: 1746) . Meskipun  semua jalur dan sanad hadis ini daif atau lemah namun orang yang memberikan makanan berbuka sangat diharapkan mendapatkan pahala ini sebagaimana dalam HR Muslim di atas.

  1. Iktikaf di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan.
Baca Juga  Hikmah dan Tujuan Puasa

Iktikaf termasuk amalan utama di sepuluh terakhir Ramadhan, bahkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam senantiasa konsisten melakukannya setiap Ramadhan. Aisyah radhiyallahu’anha mengisahkan: “Nabi shallallahu’alaihi wasallam senantiasa melakukan iktikaf di setiap sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah.” (HR Bukhari: 2026 dan Muslim: 1172)

Ibadah umrah di bulan Ramadhan bagi yang mampu sangat utama pahalanya di sisi Allah Ta’ala. Dalam suatu hadis, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Umrah dalam bulan Ramadhan setara pahalanya dengan ibadah haji.” (HR Ahmad: 1/308, dan sumber hadisnya ada dalam Shahihain).

  1. Mencari Letak Malam Lailatul-Qadr dan Beribadah di Dalamnya.

Mencari letak malam Lailatul-Qadr merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, sebab amalan di dalamnya lebih utama dibanding dengan amalan seribu bulan (83 tahun 4 bulan), sebagaimana dalam ayat: “Lailatul-Qadr lebih baik dari pada seribu bulan.” (QS Al-Qadr: 3). Di antara amalan paling utama pada malam ini adalah shalat, sebagaimana dalam hadis Abu Hurairah: “Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di malam Lailatul-Qadr dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR Bukhari: 2014).

Selain salat ini, seorang muslim juga dianjurkan untuk banyak berdoa dan memohon ampunan di dalamnya, Aisyah radhiyallahu anha mengisahkan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah; Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu kalau saya mendapati Lailatul-Qadr, apa yang harus saya perbanyak untuk berdoa? Beliau menjawab: Berdoalah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اْلعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi mencintai ampunan, maka ampunilah diriku“.(HR Nasai dalam Al-Kubra; 7665, Tirmizi: 3822, dan Ibnu Majah: 3850, sanadnya shahih).

  1. Zakat Fitrah

Kewajiban zakat fitrah di akhir bulan Ramadhan, menjelang hari idul fitri. Zakat fitrah ini sangat besar dampak positifnya bagi keutuhan tatanan sosial dan keserasian hidup dalam lingkup masyarakat islami. Dengannya kaum fakir miskin bisa mengakhiri Ramadhan dengan serba kecukupan dan dapat menyambut hari raya dengan penuh bahagia. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah mewajibkannya dalam hadis Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum, kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin. Beliau memerintahkan untuk ditunaikan sebelum masyarakat berangkat shalat id”. (HR. Bukhari Muslim)

Baca Juga  Setiap Hari dan Malamnya Pembebasan dari Api Neraka

Inilah beberapa amalan yang bisa kita maksimalkan dalam Ramadhan. Semoga Allah ta’ala memudahkan kita semua untuk menjalankannya, agar dengannya kita meraih pahala yang besar, berkah Ramadhan, serta meraih predikat takwa. Aamiin.

Maulana Laeda, Lc., M.A., Ph.D.

Doktor Bidang Ilmu Hadits, Universitas Islam Madinah, KSA.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Klik
Kami siap melayani anda
Anda terhubung dengan admin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Afwan, ada yang bisa kami bantu?