7 Golongan yang Akan Dinaungi pada Hari Kiamat (Bag. 2)

Siapakah saja tujuh golongan tersebut?
Pertama: Pemimpin yang Adil
Para ulama menjelaskan bahwa Rasulullah mendahulukan pemimpin yang adil karena pemimpin bisa memberikan manfaat yang banyak kepada orang banyak lantaran memiliki kekuasaan. Sebab itu, ia punya peluang untuk menjadi manusia terbaik dan mendapatkan pahala jariyah yang sebanyak-banyaknya dari program-program dan kemaslahatan yang dia berikan untuk rakyatnya. Rasulullah bersabda,
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat untuk manusia.” (HR. Ahmad).
Pemimpin ini juga harus bersikap adil. Dalam hal amanah, ia benar-benar mengembannya dengan baik karena dia yakin bahwa setiap amanah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan apa yang dipimpinnya” (HR Bukhari).
Selain itu, ia juga senantiasa merasa takut jika mengkhianati amanahnya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepadanya wewenang mengatur rakyat, dan ketika (hari saat) dia meninggal dunia, sementara dia dalam kondisi menipu rakyatnya, melainkan Allah akan haramkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua: Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan pada Allah
Kenapa disebut pemuda? Karena pada dasarnya nafsu pemuda begitu tinggi pada dunia dan kebanyakan mereka lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri salat Fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang menjadi harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari Kiamat.
Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai. Di antara mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya atau banyak bermain game yang tak bermanfaat dan hal-hal kelalaian lainnya. Sebab itu, Rasulullah memberikan kabar gembira bagi pemuda yang mampu menahan dirinya untuk tidak bermaksiat kepada Allah:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah” (HR. Ahmad)
Shabwah artinya: tidak memperturutkan hawa nafsunya, sebaliknya dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.
Ketiga: Orang yang Hatinya Selalu Terkait dengan Masjid
Yang dimaksud di sini adalah laki-laki karena tempat wanita yang lebih layak baginya adalah rumah. Sampai pun untuk shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya lebih besar. Sedangkan laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.
Laki-laki yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu shalat lain setelah shalat. Misalnya ia menunggu waktu antara Magrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan mendengar kajian Al-Quran atau hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bisa juga bermakna: mereka yang selalu mengingat shalat berjamaah walau dalam keadaan sibuk. Sopir kendaraan ketika mendengar suara azan segera memarkirkan kendaraannya untuk mengerjakan shalat. Pegawai kantoran bergegas ke masjid ketika berkumandang hayya ‘alash-shalah, hayya ‘alash-shalah. Mereka inilah yang hatinya selalu terkait dengan masjid.
Keempat: Dua Orang yang Saling Mencintai Karena Allah
Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Motif pertemanannya adalah karena tertarik pada kesalehannya, bukan tertarik pada dunia dan hartanya. Pertemanan tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput. Inilah pertemanan yang akan abadi hingga ke akhirat kelak. Allah berfirman,
الْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)
Oleh karena itu, perbanyaklah teman-teman saleh karena merekalah yang akan membantu kita di akhirat kelak. Imam Hasan al-Bashriy rahimahullah pernah berkata,
أكثروا من صحبة الصالحين فإنهم ينفعونكم يوم القيامة
“Perbanyaklah teman-teman saleh karena mereka bermanfaat bagimu pada hari Kiamat”.
Imam Syafii rahimahullah juga pernah menuturkan,
أحب الصالحين ولست منهم ولكن أرجو أن أنال بهم الشفاعة
“Aku mencintai orang-orang saleh meskipun aku bukan bagian dari mereka, namun aku berharap bisa mendapatkan syafaat melalui mereka”
Kelima: Laki-laki yang Diajak Berzina oleh Wanita yang Mempunyai Kedudukan lagi Cantik, Namun Menolaknya Karena Allah
Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki untuk berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.
Hadis ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan istri salah satu pemuka Mesir yang menggodanya. Kalau bukan karena pertolongan dan perlindungan Allah, tentu Nabi Yusuf bisa saja terjerumus dalam zina. Ini menunjukkan bahwa kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa hawla wa laa quwwata illa billah”. Apa maksud kalimat tersebut?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
Keenam: Orang yang Bersedekah Secara Rahasia
Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: tangan kanan yang berinfak lantas tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui kalau ia bersedekah.
Namun, boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan, terlebih untuk memberikan contoh pada orang lain, atau sedekah-sedekah wajib seperti zakat.
Ketujuh: Orang yang Berzikir kepada Allah di Tempat Sepi, Lalu Meneteskan Air Mata
Maksudnya adalah orang yang rajin berzikir pada Allah dengan benar-benar menghayatinya, hingga terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.
Dikatakan ia berzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa zikir yang utama itu disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari sifat riya’.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dalam tujuh golongan di atas, Amin.